Sosiologi


I
Lingkup pokok dan Tujuan Bahasan

A.   Lingkup Pokok Bahasan
                  Lingkup pokok bahasan dari sosiologi yang telah saya baca ini meliputi lima pokok bahasan yaitu, sebagai berikut:
1.     Tentang Ilmu Pengetahuan
2.     Pengenalan Sosiologi
3.     Konsep-konsep Dasar Sosiologi
4.     Teori-teori Sosiologi
5.     Kegunaan Studi Sosiologi

B.    Tujuan Bahasan Sosiologi Umum
                  Tujuan bahasan yang telah saya baca mengenai Sosiologi umum ini dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu, tujuan bahasan instruksional umum dan tujuan bahasan intruksional khusus yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)    Tujuan intruksional umum
Setelah saya mempelajari pokok-pokok bahasan dari Sosiologi Umum ini diharapkan:
1)    Diperoleh pemahaman tentang hakikat ilmu pengetahuan yang di harapkan dapat memberi manfaat sebgai penjelasan awal untuk mengerti studi sosiologi yang merupakan satu di antara sekian banyak ilmi pengetahuan.
2)    Diperoleh pemahaman tentang dasar-dasar studi sosiologi yang meliputi, pengenalan sosiologi, konsep Dasar Sosiologi, Teori Sosiologi, dan Kegunaan Studi Sosiologi.
3)    Dapat merasa terdorong (berminat) untuk mendalami studi sosiologi lebih lanjut.
2)    Tujuan Instruksi Khusus
Setelah saya mempelajari dan membaca pokok bahasan dari sosiologi umum diharapkan:
1)    Dalam uraian tentang ilmu pengetahuan diperoleh pengetahuan tentang manusia sebagai homo sapiens, Pengetahuan dan Ilmu pengetahuan, Batasan Ilmu Pengetahuan, Syarat-syarat atau Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan, Klasifikasi Ilmu Pengetahuan, dan Manfaat Ilmu Pengetahuan.
2)    Dalam uraian tentang pengenalan sosiologi diperoleh pemaham tentang, Batasan Sosiologi, Objek Sosiolog, Karakteristik Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan Masyarakat, Sosiologi di tengah-tengah Ilmu Sosial lainnya, Sejarah dan Tokoh yang membidani lahirnya Sosiologi, Perspektif atau Paradigma Sosiologi, Ruang Lingkup Sosiologi, Pendekatan Sosiologi, Metode Sosiologi, dan Sosiologi di Indonesia.
3)    Dalam uraian yang telah saya baca juga membahasa tentang Konsep-konsep Dasar Sosiologi diperoleh pemahaman tentang, Interaksi Sosial, Struktur Sosial, dan Perubahan Sosial.
4)    Dalam uraian yang saya baca tentang Teori Sosiologi diperoleh pemahaman tentang, Teori Evolusi, Teori Fungsionalisme-Struktural, Teori Konflik, dan Teori Interaksionisme-Simbolik.
5)    Saya juga membaca bahawa dalam uraian tentang Kegunaan Studi Sosiologi diperoleh pemahaman tentang, Kegunaan Studi Sosiologi dalam Kehidupan Sosial, Kegunaan Studi Sosiologi dalam penelitian dan Ilmu Pengetahuan, Kegunaan Studi Sosiologi dalam Pembangunan Sosial, Peran Sosiologi dalam Kehidupan Sosial.
  
II
Tentang Imu Pengetahuan

A.   Manusia Sebagai Homo Sapiens
               Manusia sebagai homo sapiens dimaksud adalah manusia sebagai makhluk yang berpikir. Manusia, sejak lahir hingga menghembuskan nafasnya yang terakhir, tidak akan berhenti berpikir, seraya mengamati segala sesuatu yang terjangkau panca inderanya dengan penuh keingintahuannya. Secara kodrati manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu. Ini lah sebuah bukti yang real yang saya baca bahwa manusia itu adalah makhluk sosial yang senantiasa berpikir. Mengikuti perjalanan manusia, pengetahuan itu tidak hanya terjadi berulang-ulang, akan tetapi semakin bertambah banyak keragamannya. Dalam proses yang berlangsung dinamis, secara sadar tak sadar diperoleh pengalaman tentang adanya pola keberulangan yang teratur di samping pola hubungan antara pengetahuan yang satu dengan yang lainnya. Melalui pengalaman yang semakin berbudaya, kemudian manusia bisa tahu mana yang benar dan yang salah, mana yang bagus dan yang jelek, mana yang baik dan buruk, termasuk hubungan kausal atau hubungan sebab akibat tertentu.
                  Disamping adanya pengetahuan empiris yaitu serapan dari hasil pengalaman panca indera, dikenal pula pengetahuan yang diperoleh melalu intuissi, ilham atau wahyu.

B.   Pengetahuan Dan Ilmu Pengetahuan
               Pengetahuan ialah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda dengan kepercayaan, tahayul dan penerangan-penerangan yang keliru. Misalnya di kalangan orang-orang Marindanim di Irian Jaya yang memiliki kepercayaan bahawa sebelum mereka melakukan perburuan, harus diadakan terlebih dahulu upacara yang mendatangkan seorang dukun dengan membaca mantera-mantera agar perburuan mereka berhasil. Kepercayaan yang demikian itu tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan menimbulkan ketidakpastian. Berbeda dengan pengetahuan yang memiliki tujuan untuk mendapatkan suatu kepastian dan menghilangkan prasangka sebagai akibat ketidakpastian tersebut. Pengetahuan dan buah pikiran (ideas) itu adalah berbeda karena tidaklah semuah buah pikiran merupakan pengetahuan.

                  Konsep antara ilmu dan berpikir itu adalah sama. Dalam memecahkan masalah keduanya dimulai dari adanya rasa sangsi dan kebutuhan akan suatu hal yang bersifat umum, kemudian timbul suatu pertanyaan dan selanjutnya dipilih suatu pemecahan sementara untuk penyelidikan. Proses berpikir adalah suatu proses refleksi yang terjadi secara teratur dan hati-hati dalam otak manusia. Proses ini lahir dari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan tertentu, kemudian tumbuh menjadi suatu masalah. Masalah ini membutuhkan pemecahan, untuk tiu dilakukan penyelidikan terhadap fakta yang ada, dengan menggunakan metode yang tepat akhirnya diperoleh kesimpulan sementara yang diterima, akan tetapi masih tetap di bawah penyelidikan yang kritis dan terus menerus untuk diadakan evaluasi secara terbuka. Biasanya manusia normal selalu berpikir dengan situasi pemersalahan.
                  Mengenai proses yang terjadi ketika berpikir, kita dapat melihat pendapat J. Dewey dan T.L Kelly (Moh. Nasir, 1988: 11-12) yang menyebutkan sebagai berikut:
1)    Dewey menyebutkan bahwa proses berpkiri dari manusia normal mempunyai urutan
a)    Timbul rasa sulit, baik dala bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenali sifat, ataupun dalam menerangakan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
b)    Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
c)    Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesa, inferensi atau teori.
d)    Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).
e)    Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan meyimpulkannya baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.

2)    Kelly menyebutkan bahwa proses berpikir dari manusia normal mempunyai urutan:
a)    Timbul rasa sulit.
b)    Rasa sulit tersebut didefenisikan
c)    Mencari suatu pemecahan sementara
d)    Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar.
e)    Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental (percobaan).
                  Bagaimana pengetahuan dapat menjadi ilmu pengetahuan ? dapat dijelaskan sebagai berikut: pada awal sebelum terbentknya ilmu pengetahuan berasala dari pengetahuan yang terdapat dalam pergaulan manusia dengan sesamanya berupa cerita-cerita, ajaran agama, pengalaman pribadi, dan lain sebagainya yang biasanya cukup menarik serta merangsang orang untuk mempelajarinya guna mencari jawaban apa dan mengapa tentang sesuatu yang merupakan masalah yang dihadapinya.

C.   Batasan Ilmu Pengetahuan
                  Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis atas dasar pemikiran, pengetahuan mana dapat diuji kebenarannya melalui berbagai kegiatan ilmiah seperti penelitian ilmu alam, ilmu matematika, ilmu prilaku, dan ilmu budaya yang masing-masing menggambarkan ruang lingkup tertentu dari objeknya. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan merupakan kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang diperoleh melalui suatu penelitian. Ilmu pengetahuan ini juga merupakan metode untuk menemukan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji sehingga ilmu pengetahuan ini dapat dipelajari, diperiksa, ditelaah secara kritis dan disebarluaskan serta bermanfaat untuk kesejahteraan umat manusia.
                  Unsur-unsur yang terkandung di dalam ilmu pengetahuan itu adalah adanya: (1) pengetahuan; (2) penelitian; (3) sistematis.
                  Sistematis adalah susunan urutan tertentu dari unsur-unsur yang merupakan satu kebulatan pengetahuan yang jelas menggambarkan garis besar dari ilmu pengetahuan tersebut. Sistem ini adalah suatu bentuk konstruksi yang abstrak dan teratur, sehingga merupakan keseluruhan yang terangkai. Artinya, setiap bagian dari suatu keseluruhan dapat dihubungkan satu dengan yang lainnya. Abstrak berarti bahwa konstruksi tersebut hanya ada dalam pikiran dan tidak dapat diraba atau dipegang secara fisik. Sistem dalam ilmu pengetahuan sifatnya dinamis, artinya selalu menggunakan cara-cara yang di sesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada suatu saat.

D.   Syarat-Syarat Atau Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan
Syarat-syarat atau ciri-ciri ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:
1)    Sistematis. 2) Metodis. 3) Rasional atau Logis. 4) Empiris. 5) Umum. 6) Akumulatif
Satu persatu ciri tersebut dapat dilihat dalam uraian di bawah ini:
1)    Sistematis, dimaksud disini bahwa penyusunan ilmu pengetahuan dilakukan dengan cara tertentu sehingga mudah dipelajari dan di temukan kembali.
2)    Metodis, dimaskudkan disini bahwa ilmu pengetahuan itu memiliki metode-metode tertentu yang dipergunakan untuk mendapat kebenaran yang representative dan objektif.
3)    Rasional atau logis, dimaksudkan di buku ini bahwa pernyataan kebenaran ilmu pengetahuan didasarkan atas pemikiran yang sehat, wajar serta masuk akal. Aktivitas berpikir dalam ilmu pengetahuan didasarkan kepada kenyataan yang logis menurut logika seperti yang di kemukakan oleh filsu besar Yunani Aristoteles (384-322 BC) mengenai berpikir yaitu dengan urutan silogisme (mayor, minor, konklusi).
4)    Empiris, dimaksudkan disini bahwa seluruh kesimpulan berpikir harus didasarkan kepada pengalaman dan verifikasi (pembuktian) dari panca indera manusia.
5)    Umum, dimaksudkan disini bahwa ilmu pengetahuan itu tidak bersifat individual (orang tertentu saja), melainkan harus bersifat terbuka dan dapat dipergunakan oleh siapa saja secara umum yan terjun di bidang penilitian ilmiah.
6)    Akumulatif, dimaksudkan disini bahwa ilmu pengetahuan yang sekarang merupakan hasil penemuan masa yang lampau akan bertambah serta disempurnakan oleh penemuan pada masa yang akan datang.  

E.   Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
                  Jika ditinjau dari tujuannya, ilmu pengetahuan bertujuan agar saya lebih mengetahui dan mendalami segala kehidupan ini, maka dengan sendirinya saya dituntut harus dapat meramalkan apa yang akan terjadi kelak di kemudian hari dengan segala kemungkinannya. Karena itulah ilmu pengetahuan memiliki kajian yang begitu luas, serta karena perbedaan penelitian dan lapangan kerjanya maka ilmu pengetahuan secara umum dipisah-pisahkan dalam kelompok-kelompok tertentu. Yang menjadi dasar pengelompokkan ilmu pengetahuan ialah objek, sifat, dan penerapannya. Secara umum dan konvensional, berdasarkan objeknya, ilmu pengetahuan dapat dibagi ke dalam empat kelompok berikut:
a)     Ilmu matematika. b) Ilmu pengetahuan alam. c) Ilmu pengetahuan tentang prikelakuan. d) Ilmu pengetahuan kerohanian.

1)    Yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan alam atau natural sciences adalah kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam, baik yang hayati (life sciences) maupun yang tidak hayati (fisika). Termasuk ke dalam kelompok ilmu pengetahuan alam ini antara lain adalah biologi, botani, kimia, fisika, dan lain sebagainya.
2)    Yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan perikelakuan atau behavior ioral sciences adalah kelompok ilmu pengetahuan yang di satu pihak menyoroti perikelakuan hewan (animal behavior) dan di lain pihaak menyoroti prikelakuan manusia (human behavior). Yang terakhir ini seringkali dinamakan ilmu-ilmu pengetahuan sosial atau social sciences yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan yang masing-masing menyoroti sesuatu bidang di dalam kehidupan masyarakat.
3)    Yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan kerohanian atau humaniora adalah kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari perwujudan spiritual dari kehidupan bersama manusia. Termasuk ke dalam kelompok ilmu pengetahuan kerohanian atau humaniora ini antara lain adalah kesusteraan, bahasa, agama, filsafat, kesenian, dan lain sebaginya.
Pada umum nya ilmu-ilmu sosial non esak, walaupun ekonomi misalnya, sering mempergunakan rumusan-rumusan ilmu pasti dan demikian juga psikologi maupun sosiologi (sosio-metri). Begitu pula dengan ilmu pengetahuan kerohanian, boleh disebutkan  bersifat non eksak. Sedangkan ilmu pengetahuan alam dan matematika disebut sebagai ilmu pengetahuan yang eksak.

F.   Sumber Ilmu Pengetahuan
                  Sumber ilmu pengetahuan adalah rasa dari keingintahuan seseorang tentang sesuatu seperti: alam, dirinya, lingkungannya, hal-hal yang bersifat supra natural dan lain sebagainya. Seorang filsuf besar Yunani, Aristoteles, pernah mengatakan: “pantes anthirpei tou aidenai aregontai phusei”, artinya semua manusia menurut kodratnya berkeinginan untuk mengerti. Jadi kerinduan akan pengetahuan adalah kodrat manusia. Sejak masa kanak-kanak keingintahuan itu telah ada, seperti anak bertanya kepada orangtuanya “mengapa” dan “bagaimana”. Gejala ini menunjukkan adanya hasrat kodrati anak untuk mengerti tentang sesuatu.
                  Pada mulanya pengalaman sering sekali masih sangat miskin, sering tidak objektif, tidak teratur, tetapi awal yang demikian ini merupakan langkah pertama kea rah perwujudan ilmu yang sebenarnya hanya tinggal penyempurnaan kerjanya agar lebih sistematis atas dasar pemikiran dan pengetahuan yang dapat diuji kebenarannya melalui berbagai kegiatan ilmiah.

G.  Manfaat Ilmu Pengetahuan    
                  Menurut yang saya baca jika diamati, manfaat ilmu pengetahuan dewasa ini sungguhlah berbeda dengan satu atau dua abad yang lalu. Jika pada satu abad yang lalu ilmu pengetahuan hanya merupakan kesenangan pribadi dari orang-orang kaya yang memiliki waktu luang. Dahulu manfaat praktis ilmu pengetahuan sangat kecil, sehingga selama masa perang Napoleon para ilmuwan dapat secara bebas melakukan perjalanan antara Perancis dan Inggris untuk menyebarkan pengetahuan mereka yang tidak merusak. Pada dewasa ini ilmu pengetahuan telah di lembagakan yang berarti ilmu pengetahuan itu telah di akui sebagai sesuatu yang sangat penting. Penemuan-penemuan ilmiah seperti teknologi dewasa ini sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah praktis dalam masyarakat.
                  Adanya teknologi yang membangun dan merubah kota-kota telah membentuk gugusan-gugusan raksasa metropolitan yang penuh dengan barang-barang produksi serta pemasaran yang memungkinkan. Adanya kapal-kapal dan jalan-jalan kereta api telah melibatkan wilayah-wilayah metropolitan semakin hari semakin luas yang memperluas wilayahnya hingga ke pinggiran kota metropolitan. Adanya teknologi modern dewasa ini telah membantu mempercepat tempo kehidupan manusia seperti momentum perdagangan.

III
Lingkup Pokok Dan Tujuan Pembahasan

                  Banyak para mahasiswa dan kalangan kaum awam selalu bertanya kira-kira apa yang dimaksud dengan teori ? secara sederhana sebenarnya teori adalah sebuah “penjelasan”. Kita berprilaku atas dasar-dasar teori-teori tentang manusia, masyarakat dan dunia sekeliling kita; oleh karena itu banyak teori yang saya baca dan mencoba menjelaskan tentang hakikat perilaku manusia dengan segala ke unikannya. Secara formal teori adalah seperangkat pernyataan atau “proposisi” yang berhubungan secara logis, menerangkan fenomena (gejala) tertentu dalam masyarakat.
                  Pengertian yang saya baca ini lebih mudah dipahami dengan upaya terkenal Emile Durkheim yang menerangkan gejala bunuh diri melalui karya besarnya Suicide.

                  Emile Durkheim (1951: 169-170) menyebutkan bahwa salah satu tipe bunuh diri yang disebut egistic akan berubah secara belawanan dengan gejala integrasi sosial. Tegasnya angka bunuh diri akan berkurang:
1.     Di kalangan keluarga yang memiliki anak karena integrasi kehidupan rumah tangga akan meningkat dengan adanya anak-anak di rumah.
2.     Selama adanya krisis nasional karena adanya ancaman dari luar dapat meningkatkan integrasi politik.
3.     Di kalangan orang Katolik dibandingkan dengan orang Protestan karena kelompok penganut Katolik lebih terintegrasi dibandingkan dengan kelompok Protestan yang lebih individualistis.
Teori Emile Durkhim mengenai tipe bunuh diri di atas, dapat saya ringkas dalam satu proposisi “bahwa tingkat bunuh diri dari setiap kelompok berbeda secara terbalik dengan tingkat integrasi sosial kelompok yang bersangkutan”.                                                                                                           
A.   Teori Revolusi
                  Terori evolusi amat terkenal pada abad ke-19 intinya adalah mengumpamakan masyarakat dengan oranganisme yang hidup di alam ini yaitu hidup secara bertahap, tumbuh dan kemudian berkembang. Yang menjadi inspirator lahirnya teori evolusi ini adalah Charles Darwin (1809-1882) seorang ahli biologi terkenal pada abadnya.

B.   Teori Fungsionalisme Struktual
                  Teori fungsionalisme struktual muncul menjadi bagian dari analisis sosiologi pada tahun 1940-an dan mencapai kejayaannya pada tahun 1950-an. Ketika teori itu teori fungsionalisme struktual merupakan teoritis standar yang diikuti mayoritas sosiolog dan hanya sebagian kecil saja yang menentangnya. Namun mulai tahun 1960-an dominasi teoritik fungsionalisme struktual mendapat tantangan keras dan adekuasi teoritisnya semakin dipertanyakan. Akan tetapi di Amerika Serikat teori ini masih merupakan perspektif yang dominan lewat karya Hebert Spencer dan Emile Durkheim yang tradisinya dapat ditelusuri pada Bapak Sosiologi yaitu Auguste Comte. Malinowski dan Radcliffe Brown, sebagai seoranng antropolog yang sangat terkenal, sangat dipengaruhi oleh teori Emile Durkheim, kemudian mereka memengaruhi sosiolog Amerika Serikat Talcott Parsons. Sebagai instruktur muda, Parsons memperkenalkan karya Emile Durkheim dan perspektif fungsionalisme struktual kepada Rober K. Merton salah seorang muridnya di Harvard University Amerika Serikat.

C.   Teori Konflik
                  Teori konflik ini sebenarnya dibangun dalam rangka untuk menentang secara langsung terhadap teori fungsionalisme struktual. Karenanya tidak mengherankan apabila proposisi yang di kemukakan oleh penganutnya bertentangan dengan proposisi yang terdapat dalam teori fungsionalisme struktual.

Post a Comment

0 Comments