Bab
I
Judul
A.
Nama Kitab
Tanakh (/tɑːˈnɑːx/;
bahasa Ibrani:
תַּנַ"ךְ, diucapkan [taˈnaχ] atau [təˈnax]; juga Tenakh, Tenak, Tanach), Tanak, atau Mikra adalah kanon dari Alkitab Ibrani. Teks Ibrani
tradisional tersebut dikenal sebagai Teks Masoret.
Taurat (תּוֹרָה, secara harfiah
berarti "pengajaran") terdiri dari lima kitab, biasanya disebut
sebagai "Lima Kitab Musa". Edisi cetak dari Taurat seringkali disebut
Chamisha Chumshei Torah (חמישה
חומשי תורה, secara harfiah berarti "lima dari lima-bagian kitab
Taurat"), dan secara tidak resmi merupakan sebuah Chumash.Dalam bahasa Ibrani, kelima kitab Taurat diidentifikasi
dengan adanya incipit (kata
pertama) dari setiap kitab. Nama berbahasa Inggris berasal dari nama Yunani
yang diberikan kepada kitab-kita dalam Septuaginta, yang berasal dari isi tematis dari setiap kitab, sebagai
berikut:
· Bereshith - Kejadian — (Genesis)
· Shemot - Keluaran — (Exodus)
· Vayikra - Imamat — (Leviticus)
· Bamidbar - Bilangan — (Numbers)
· Devarim - Ulangan — (Deuteronomy)
Tanakh adalah suatu akronim dari masing-masing abjad Ibrani pertama dari ketiga pembagian tradisional Teks Masoret: Torah atau Taurat ("Ajaran", juga dikenal sebagai Lima Kitab Musa), Nevi'im ("Nabi-nabi") dan Ketuvim ("Tulisan") —menjadi Tanakh. Nama "Mikra" (מקרא), artinya "yang dibaca", adalah kata Ibrani lainnya untuk Tanakh. Kitab-kitab Tanakh diteruskan oleh setiap generasi, dan menurut tradisi para rabi juga disertai dengan suatu tradisi lisan, disebut Taurat Lisan.
2. Nama Kitab Menurut Inggris
Nama kitab ini dalam bahasa Inggris yaitu Book of Numbers yang artinya Kitab Bilangan adalah kitab keempat dalam Taurat, yang ditulis oleh Musa antara tahun 1450 dan 1400 SM, sebagaimana dikatakan: “TUHAN berfirman kepada Musa.” (Bil. 1:1). Kitab ini melanjutkan kisah Kitab Imamat. Di dalam Septuaginta, yaitu Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, kira-kira 200 tahun sebelum Kristus, judul kitab itu adalah Bilangan (Bahasa Yunani -, Arithmoi). Mengapa disebut Kitab Bilangan? Ini karena Kitab Bilangan dimulai dan ditutup dengan daftar angka-angka, yaitu dua sensus yang dilakukan pada Bangsa Israel. Sensus yang pertama diambil pada permulaan perjalanannya, dan sensus yang kedua pada 40 tahun kemudian, sebelum masuk Tanah Perjanjian (Bil. 1:1-54 & 26:1-65). Namun sebenarnya, judul kitab ini dalam Perjanjian Lama Bahasa Ibrani adalah “Di Padang Gurun” (- bemidbar). Pokok utama kitab ini memang adalah penggembaraan Israel di padang gurun selama 40 tahun. Bandingkan Bilangan 1:1 dengan Ulangan 1:1. Kitab Bilangan menjelaskan sejarah penggembaraan itu.
3.
Nama
Kitab Manurut Vulgata
4. Nama Kitab Menurut Ibrani
Kitab Bilangan menurut Indonesia berisi kisah penghitungan
jumlah laskar Israel (sensus pertama). Yang dihitung dan dicatat namanya adalah
semua laki-laki di Israel yang berumur 20 tahun ke atas dan yang sanggup
berperang, orang demi orang, menurut kaum-kaum yang ada dalam setiap suku
mereka.
Kepenulisan Kitab
1. Latar
belakang penulis
Ø Penulis
Ø
Menurut
para sarjana Yahudi dan Kristen menggap bahwa kitab bilangan ditulis oleh Musa,
pemberi hukum umat Ibrani dalam kitab bilangan Musa yang menjadi tokoh utama
dalam keluarnya bangsa Israel.[2]
Di tulis antara
tahun 1450 S.M. dan 1400 S.M.
Ø Tempat
Penulisan Kitab
Tempat penulisan: Padang Gurun dan Daratan Moab
Kitab
Bilangan bergenre Narasi bisa kita lihat gaya bahasa yang di gunakannya.
3.
Pembaca
Mula-mula
Pembaca
mula-mula adalah umat Israel yang keluar dari tanah Mesir (yang bersama musa
dan generasi seterusnya)
Tema dan Tujuan Penulis
Kitab
1.
Tujuan penulisan
Tujuan dari kitab
Bilangan adalah untuk membandingkan kesetian Allah dengan ketidaksetiaan dan
pemberontakaan bangsa Israel. Dilihat dalam kesetiaan Allah memegang
perjanjian-Nya untuk menjadikan bagsa Isarel sebuah bangsa yang besar. [3] Bilangan
ditulis untuk mengisahkan mengapa Israel tidak langsung masuk tanah perjanjian
setelah meninggalkan Gunung Sinai. Bilangan menggambarkan tuntutan Allah akan
iman dari umat-Nya, balasan dan hukuman-Nya atas pemberontakan, dan bagaimana
maksud-Nya yang berkelanjutan itu akhirnya diwujudkan.
2. Tema-tema Kunci
4.
Pemeliharaan Allah Kita menemukan beberapa ilustrasi dalam Bilangan
mengenai bagaimana Allah memenuhi kebutuhan umat-Nya. Contoh: Bil 20:1-11; 21:1-9; 27:1-11, (lihat Bil 36:1-12); Bil 27:12-23; 35:1-5; 35:6-28. Renungkanlah bagaimana cara Allah
memenuhi kebutuhan umat-Nya dewasa ini.
5.
Ketidaksenangan Allah Salah satu aspek yang menyedihkan dalam Bilangan ialah
kenyataan bahwa Allah sering kali murka kepada umat-Nya. Lihat Bil 11:1-3; 11:33; 12:1-16; 14:20-23;
14:36-38; 16:31-35; 25:1-3. Apa yang diperbuat oleh umat Allah pada masa kini yang membuat Allah
sedih?
6.
Keteraturan Allah Allah adalah Allah yang teratur dan tertib. Lihat pasal Bil 1; 2; 3; 4; 26; 32 mengenai penjumlahan umat-Nya,
pengaturan perkemahan suku-suku. Lihat juga Bil 7:1-19:14; pasal Bil 15; 18; 19; 28; 29 mengenai tata-cara ibadah.
7.
Pimpinan Allah Patut dicatat bahwa, kendatipun terjadi pembangkangan
yang terus menerus, Allah masih memimpin umat-Nya dalam pengembaraan mereka
dengan tiang awan dan api (Bil 9:15-23). Sampai saat ini Allah masih
memimpin umat-Nya: bagaimana cara Allah melakukannya?
Latar Belakang Kitab
1.
Historys/Sejarah
Kitab
Bilangan adalah kitab ke-4 dalam Kitab Pentateukh berdasarakan sensus
orang-orang Israel. Semuanya ada dalam Kitab Bilangan dan disamping itu ada
sejumlah besar tradisi lokal yang diserapnya. Agaknya Kitab Bilangan dalam
bentuk akhir telah menyatukan bermacam-macam ingatan suku-suku dalam satu
kesatuan cerita yang diterima oleh seluruh bangsa oleh ceritanya sendiri. Maka
Kitab Bilangan adalah interpretasi bangsa Israel atas masa lalunya.
Sejarah
kitab bilangan ditambah berbagai bentuk cerita yang lain disekitarnya,
mengetengahkan perjalanan bangsa Israel sejak saat memasuki padang belantara
melalui padang gurun “Sinai” ke Transyordan menceritakan berbagai kemenangan
didaerah itu dan akhirnya saat mendekati Kanaan peristiwa-peristiwa itu tidak
dipandang sebagai endapan sejarah dalam arti sempit, Kitab Bilangan dibukukan
sekitar tahun 550 SM.
Mungkin pemahaman teologis mengenai keadaan geografis
paling jelas terlihat pada saat nabi-nabi berjuang melawan Baal. Ketika Israel
memasuki tanah perjanjian, mereka berhubungan dengan agama Kanaan, suatu agama
pemuja alam yang berpusat pada Baal. Dalam agama Isarel ditegaskan bahwa Tuhan
Allahlah yang memberi upah, minyak, air anggur dan meningkatkan jumlah ternak (band.
Hos 2:8). Baal adalah ilah yang sangat “duniawi” dan pemujaan Baal mencakup
pelacuran seksual untuk membujuk tanah agar mengeluarkan hasilnya. Karena itu
nabi-nabi Israel menentang keras pemujaan Baal dengan keyakinan bahwa Tuhan
Allahlah yang menciptakan dunia, memberi atau menahan hasil.
3. Iklim Keadaan geografis dan iklim biasanya menjadi bagian penting dari pemberitaan para nabi. Jika kita ingin mengerti Firman Allah sebagaimana diberitakan oleh para nabi, maka kita memerlukan pengetahuan dasar tentang keadaan geografis, karena rincian unsur-unsur geografis dan iklim menjadi bagian dari bahasa yang dipakai Allah dalam penyataan-Nya.
4.
Politis
Perkembangan
nilai dan variasi politik muncul seiring dengan perubahan budaya dan peradaban
manusia.
5.
Budaya
Dalam
budaya poligami dan Patriarkat Ibrani, seorang laki-laki yang bersentu tubuh
dengan perempuan perawan diwajibkan untuk mengambil sebagai istrinya.
6.
Agama/Kepercayaan
Selain
kitab taurat agama yahudi juga mempunyai kesucian kitab Talmud dengann kta lain
kitab Talmud adalah kitab suci agama yahudi penganut agama yahudi mempercayai
kitab Talmud diwahyukan kepada musa secara lisan
Pembagian Isi Kitab
A. Garis
besar Kitab
1.
Berbagai
persiapan untuk berangkat dari sinai
a.
Menghitung
dan beroganisasi suku-suku
b.
Peraturan-peraturan
khusus (5-6)
c.
Persembahan
suku-suku untuk kemah suci (7)
d.
Pengudusan
orang Lewi (8)
e.
Paskah
(9:1-14)
f.
Tiang awan
dan nafiri (9:15-10:10)
2. Dari sinai ke kadesy
a. Pengaturan iring-iringan siku-suku (10:11-36)
b. Persungutan dan perusuhan (11)
c. Pembangkangan Miryam dan Harun (12)
d. Dua belas pengintai (13-14)
e. Ketetapan-ketetapan tambahan (15)
f. Pemberontakan Koranh dan orang Lain (16-17)
g. Tugas para Imam dan orang Lewi (18)
h. Upacara dan pentahiran untuk orang najis (19)
i. Kematian Miryam dan dosa Musa (20)
3. Dari Kadesy samapai kedaratan Moab
a. Kematian Harun (20)
b. Kekalahan Arad, Sihon, dan Og (21)
c. Balak dan Bileam (22-24)
d. Pemnyembahan berhala dan percabulan yang dilakukan bangsa
Israel di baal peor (25)
e. Penghitung dua bangsa Israel (26)
f. Pemilihan Yosua sebagai pengganti Musa (27)
g. Pembagian daerah perkara Hak waris (21)
B.
Kesimpulan
Seluruh Isi Kitab
Sebagian
besar peristiwa yang terjadi dalam kitab Bilangan terjadi di padang belantara,
sekitar tahun kedua hingga keempat puluh, dimana bangsa Israel sedang
mengembara. Dua puluh lima pasal pertama mencatat pengalaman generasi pertama
Israel di padang belantara, sedangkan sisa kitab ini menceritakan pengalaman
generasi kedua. Tema tentang ketaatan dan pembangkangan, diikuti dengan tema
pertobatan dan berkat bisa ditemukan di kitab ini, dan secara keseluruhan
dinyatakan melalui Perjanjian Lama. Tema kekudusan Allah dilanjutkan dari kitab
Imamat kepada kitab Bilangan, yang mengungkapkan instruksi Allah dan persiapan
umatNya untuk memasuki Tanah Perjanjian di Kanaan. Pentingnya kitab Bilangan
tersirat dalam penggunaannya sebagai kutipan dalam Perjanjian Baru. Roh Kudus
mengingatkan kisah dalam Bilangan dalam 1 Korintus 10:1-12. Ungkapan
"semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh," ketika sedang
membahas dosa orang Israel dan murka Allah terhadap mereka.
Dalam
Roma 11:22, Paulus sedang berbicara mengenai "kemurahan Allah dan juga
kekerasan-Nya". Itu merupakan rangkuman tentang pesan yang disampaikan
Kitab Bilangan. Kekerasan Allah bisa dipahami dari kematian satu generasi
pembangkang dalam padang belantara, mereka-mereka yang tidak pernah memasuki
Tanah Perjanjian. Kemurahan Allah dapat ditemukan dalam generasi yang baru.
Allah melindungi dan melengkapi kebutuhan umat ini sampai mereka mendiami tanah
itu. Hal ini memperingatkan kita semua mengenai keadilan dan kasih Allah, yang
selalu berdaulat secara harmonis. Syarat Allah akan kekudusan umatNya akhirnya
dan dengan sempurna dipenuhi melalui Yesus Kristus, yang datang untuk
menggenapi hukum bagi kita (Matius 5:17). Konsep Mesias yang dijanjikan dapat
ditemukan dalam kitab ini
(Pasal 21) juga merupakan bayangan diangkatnya Kristus, di atas kayu salib, atau dalam pelayanan Firman, sehingga semua yang melihat kepadaNya dengan iman akan menerima pemulihan rohani. Dalam pasal 24, pernyataan Bileam yang keempat berbicara mengenai bintang dan tongkat kerajaan yang akan muncul dari keturunan Yakub. Ini merupakan nubuatan tentang Kristus yang dijuluki "bintang timur" dalam Wahyu 22:16, yang terkait dengan kemuliaanNya, terang, dan cahayaNya, karena terang itu berasal dari Dia. Ia juga dipanggil sebagai tongkat kerajaan, atau pemilik tongkat kerajaan, karena Ia adalah keluarga kerajaan atau Raja dari sebuah kerajaan. Dengan tongkat kerajaan, Ia akan memerintah dengan rahmat, anugerah, dan kebenaran.
C. Tema penting Kitab
1.
Sensus/
perhitungan dan pencatatan umat Israel
2.
Ujian
dari Yahweh
3.
Penyataan
Allah di dalam budaya manusia
4.
Ramalan
Bileam
D.
Karakteristik
Kitab
Kitab
Bilangan menunjukkan sikap pemberontakan bangsa Israel kepada Allah setelah
mereka dipimpin keluar dari tanah Mesir. Akibat pemberontakan mereka, bangsa Israel mengalami pembentukan karakter
selama empat puluh tahun pengembaraan di padang gurun.
1.
Tokoh
Tokoh
dalam Kitab Bilangan ini cukup banyak tetapi yang paling sering disebut adalah
Musa, Sudah jelas bahwa Musa
banyak sekali disebut dalam kitab ini -- perhatian Musa terhadap Hobab (Bil 10:29-32); doanya di Tabera (Bil 11:10-15); reaksinya terhadap kecaman (Bil 12); imannya yang kurang (Bil 13); keprihatinannya terhadap kehormatan Allah (Bil 14:13-19); ketidakikutsertaannya masuk ke dalam Tanah
Perjanjian (Bil 20:2-13). Harun juga disebut, terutama dalam hubungannya dengan
pemberontakan Korah (Bil 16). Miryam, saudara perempuan Musa, juga merupakan salah seorang tokoh
dalam kitab ini. Pasal Bil 12 menceritakan bagaimana ia dihukum oleh karena iri hati. Nama-nama lain
yang disebut termasuk Yosua dan Kaleb, dua orang mata-mata yang berani percaya
kepada Allah dan hanya mereka berdua dari generasi itu yang diizinkan masuk ke
Kanaan. Kisah mengenai Bileam dan Balak juga dicatat dalam kitab itu (pasal Bil 22-24).
2.
Topik
a. Persiapan
untuk perjalana di padang Gurun (pasal 1-10:1-10)
b. Sejarah
perjalanan dai Sinai ke tanah perjanjian (pasal 11-21 )
c. Persiapan
masuk tanah perjanjian didaratan Moab dekat Yerikho (pasal 22-36)
Prinsip dan Aplikasi
A. Prinsip
1.
Penyetaan
Tuhan terhadap umatnya
2.
Kehadiran
Allah dam kehidupan kita
3.
Kesetian
Allah kepada perjanjian-Nya
B.
Aplikasi
1.
Saya
yakin dan saya tak perlu kuatir karna saya percaya Tuhan menyertai saya.
2.
Dimanapun kita berada saya percaya Tuhan tak pernah
meninggalkan kehidupan saya.
3.
Tuhan
tak pernah mengingkari janji-Nya pada saya karna Tuhan setia akan janji-Nya karna janji-Nya
“iya” dan “Amin”
2 Comments
awas foto untuk postingan blog mu kena copyright, jangan cari dari google
ReplyDeletejadi cari dari mana???
Deletepinterest?