JANGAN HANYA DI MULUT


 "JANGAN HANYA DI MULUT" 

Bacaan: BILANGAN 23:4-30 

 

Ketika Balak, raja Moab mengupah Bileam untuk mengutuki bangsa Israel, hal sebaliknya justru terjadi. Tuhan menaruh firman-Nya di mulut Bileam, sehingga alih-alih mengutukiIsrael, ia malah memberkatinya. Bahkan Bileam berharap kematiannya kelak serupa dengan kematian orang-orang Israel yang jujur. Namun ternyata semua itu hanya di mulut saja. Hatinya tetap penuh kejahatan. 

 

Ketika Tuhan tidak mengizinkannya mengutuki mereka, Bileam menasihatkan agar para perempuan Moab merayu orang-orang Israel dan mengajak mereka dalam perzinahan dan penyembahan berhala (Bil. 31:16). Ia melakukan itu demi mendapat upah yang besar dari Balak. Namun ia tak lama menikmati upah itu, sebab ia terbunuh dalam peperangan (Bil. 31:8). Ia tidak mati sebagai orang jujur, melainkan sebagai orang serakah, musuh umat Allah, dan penentang Tuhan. Tepatlah seperti pernyataan Tuhan Yesus, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?" (Mat. 16:26). 

 

Banyak orang bermimpi mencapai suatu kualitas karakter tertentu: menjadi penyabar, pemurah, penuh integritas, orang yang terpercaya, hamba Tuhan yang setia, dan lain-lain. Itu adalah hal yang baik. Namun, apa yang kita lakukan untuk meraihnya? Apakah kita rela mengikuti prosesnya, dengan tetap memelihara hidup yang benar dan menaati Tuhan? Atau seperti Bileam, yang dengan perkataannya menginginkan sesuatu yang baik, namun di saat yang sama, hati dan tindakannya bergelimang dosa? Kiranya buah iman kita tidak hanya manis di mulut. 


   

    BUAH PENGENALAN DAN KETAATAN KITA KEPADA ALLAH HENDAKNYA TIDAK 

HANYA MANIS DI MULUT, NAMUN JUGA TERLIHAT DI DALAM TINDAKAN NYATA.



Post a Comment

0 Comments