MEMBANGUN BANGSA YANG BERKARAKTER


Abstrak

Membangun karakter merupakan suatu keperluan bagi bangsa saat ini. Di dalam lingkungan bermasyarakat ini, karakter sangat dibutuhkan bagi setiap orang. Karakter harus dibangun mulai dari usia dini, sehingga mudah bertumbuh manusia yang memiliki karakter yang baik. Melihat zaman yang semakin canggih ini, masyarakat mudah bergaul dengan sesamanya, hal ini yang harus diperhatikan bagi para orang tua untuk membangun bangsa yang berkarakter untuk generasi Indonesia melalui Pancasila.

Kata Kunci : Generasi, Karakter, Pancasila

PENDAHULUAN

            Membangun bangsa yang berkarakter tergantung kepada bangsa itu sendiri. Bila bangsa tersebut memberikan perhatian yang cukup untuk membangun karakter anak-anak bangsanya maka akan terciptalah bangsa yang berkarakter. Di sisi lain bila sekolah dapat memberikan pengembangan karakter kepada muridnya, maka akan tercipta pula murid yang berkarakter. Demikian pula sebaliknya jika dari diri sendiri tiak mau berusaha untuk mengalami perubahan, maka akan sulit untuk membangun bangsa yang berkarakter.[1] Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada seseorang yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Di bangsa Indonesia pendidikan karakter merupakan fokus utama dalam rangka pembangunan karakter warga negara, melihat bahwa sekarang ini semakin menurunya etika, moral dan perilaku peserta didik.[2] Secara khusus generasi muda di Indonesia merupakan generasi penerus bangsa yang menjadi aktor utama dalam memperbaiki bagaimana kehidupan bangsa dimasa mendatang. Salah satu yang diharapkan adalah bangsa yang berkarakter, bangsa yang memiliki karakter yang baik adalah bangsa yang memiliki kepribadian yang baik. Dengan menghargai nilai, norma dan budaya tersebut tentunya akan membangun keberadaban bangsa yang baik. Pendidikan karakter harus dipertahankan untuk menjadi bangsa yang berkarakter. Perubahan karakter ini bukanlah suatu wacana tetapi realitas, bukan sekedar slogan atau symbol  melainkan suatu tindakan yang perlu dinyatakan melalui hasil.

PEMBAHASAN

            Karakter merupakan sebuah sistem nilai-nilai seseorang yang meliputi kompenen pengetahuan, kesadaran atau kemauann dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Di Indonesia pendidikan karakter merupakan fokus tujuan utama dalam rangka membangun karakter bangsa atau warga negara. Penanaman karakter dimulai sejak usia dini, dari kecil anak-anak mulai diajarkan untuk membentuk karakter yang baik. Pendidikan karakter harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan kegamaan. Pendidikan karakter bukanlah sebuah wacana tetapi realitas, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan symbol atau slogan tetapi untuk membangun keberadaban bangsa. Indonesia menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai nilai dasar untuk bengsa Indonesia memiliki dasar-dasar sebagai warga negara. Lima dasar dalam Pancasila salah satu dari bagian pembentukan karakter bangsa. Pancasila merupakan nilai yang universal untuk bangsa Indonesia, hal ini merupakan hal yang umum bagi negara Indonesia.

1.   Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat Organis

            Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan Dasar filsafat negara Indonesia yang terdiri dari lima sila yang masing-masing merupakan suatu asas beradaban. Namun demikian sila-sila Pancasila itu merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan, setiap sila merupakan unsur dari Pancasila.

             Kesatuan dalam Pancasila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara filosofis bersumber Pada hakikatnya dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti. Isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia ‘monoprulalis’ yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat jasmani rokhani. Pancasila merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis. Setiap unsur memiliki fungsi masing-masing  namun saling berhubungan.

2.    Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal

             Susunan Pancasila adalah bierarkhis dan berbentuk piramidal. Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhis sila-sila Pancasila dalam urut-urutan luas dan juga dalam hal isi sifatnya. Berdasarkan hakikat yang terkandung dalam sila-sila Pancasila dan Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Maka segala hal yang berkaitan dengan sifat dan hakikat negara harus sesuai landasan Pancasila.

3.   Butir-butir sila pertama Pancasila

Adapun butir-butir sila pertama Pancasila adalah sebagai berikut:

a.   Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

b.   Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

c.   Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan.

d.   Tidak mamaksanakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

 

Karakter Bangsa Melalui Pancasila

            Secara etimologis, Istilah “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta. Menurut Mohamad Yamin, dalam bahasa Sansekerta, perkataan “Pancasila” memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu “Panca” artinya lima dan “Sila” artinya dasar. Dalam bahasa Jawa, kata-kata tersebut kemudian siartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu, secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah istilah “Panca Sila” yaitu lima aturan tingkahlaku yang penting. [3] Mulai dari Sila pertama ketuhanan adalah sifat-sifat dan keadaan negara sesuai dengan hakikat Tuhan. Sila kedua kemanusiaan adalah sifat-sifat yang harus sesuai dengan hakikat manusia, sila ketiga Persatuan adalah sifat-sifat dan keadaan negara yang harus sesuai dengan hakikat satu, sila keempat kerakyatan sifat-sifat dan keadaan negara yang harus sesuai dengan hakikat rakyat dan sila kelima keadilan adalah sifat-sifat dan keadaan negara yang harus sesuai dengan hakikat adil.[4] Jika warga negara menyadari dan mengerti apa tujuan Pancasila, pastilah karakter yang muncul adalah karakter yang berpengaruh penting untuk membangun bangsa Indonesia. Pancasila dikatakan sebagai dasar, yang artinya ini adalah pondasi awal bangsa Indonesia untuk membangun. Karakter tidak akan bisa dibangun jika tidak memiliki nilai-nilai dasar dalam negara.

Makna-Makna Pancasila

1.     Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Ketuhanan berasal dari Tuhan, Ialah pencipta segala yang ada dan semua mahluk. Yang Maha Esa/Yang Maha Maha Tungga, tiada sekutu; esa dalam zatnya, esa dalam sifatnya, esa dlam pernuaatannya. Jadi, krtuhanan Yang Maha Esa menganduk pengertian dan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam semesta beserta isinya. Dalam Negara Kesatuan Rapublik Indonesia (NKRI) ditegaskan meskipun bukan negara agama, juga bukan negara sekuler, melainkan negara beragama.

 

2.     Makna sila Kemanusian yang Adil dan beradab

Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu mahluk berbudi yang memiliki potensi pikir, rasa, krasa dan cipta karena berpotensi menduduki/memiliki martabat yang tinggi. Dengan akal budinya, manusi berkebudayaan, dengan budi nuraninya, manusia meyadari nilai-nilai norma-norma. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasrkan atas norma-norma yang objektif, tidak subjektif apalagi sewenang-wenang dan otoriter.

Beradab berasal dari kata adab,  memiliki arti budaya yang telah berabad-abad dalam kehidupan manusia. Jadi beradab artinya berkebudayaan yang lama yang berabad-abad, bertata kesopanan, berkesusilahan/bermoral, adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia dalam hubungan norma-norma dan kebudayaan.

3.     Makna Sila Persatuan Indonesia

Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh tidak pecah-pecah, mengandung bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam yang bersifat kedaerahan menjadi satu kebulatan secara nasional. Persatuan segenap unsur Negara Kestuab Republik Indonesia dalam mewujudkan secara nyata bhineka tunggal ika yang meliputi wilayah, sumber daya alam, dan sumber daya manusia dalam kesatuan yang utuh.

4.     Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang berarti sekelompok manusia yang berdiam dalam suatu wilayah tertentu. Kerakyatan berarti bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat (demokrasi). Hikmat kebijksanan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakn dengan sadar, juhyr, dan bertanggung jawab serta disorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani.

Pemusyawaratan berarti suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat. Perwakilan berarti suati sistem dalam arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, dilakukan dengan melalui badan-badan perwakilan.

5.     Makna Sila Keadilan Sisial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat dalam segenap bidang kehidupan, baik material maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia artinya setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia, baik yang berdiam di wilayah RI sebagai warga NKRI, maupun WNI yang berada di luar negeri. Jadi setiap bangsa Indonesia mendapat perlakuan yang adil dan seimbang dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.[5]

Penerapan Pancasila di dalam Kehidupan Sosial

            Kehidupan sosial adalah kehidupan dimana masyarakat berinteraksi satu dengan  yang lain. Pancasila dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari jika masyarakat mengerti makna yang sesungguhnya tentang Pancasila. Mulai dari sila pertama sampai ke lima. Sila pertama menyadari adanya keyakinan umat beragama, bahwa setiap agama adalah suatu keyakinan terhadap penciptaannya. Sila kedua, menyadari bahwa manusia yang hidup harus memiliki keadilan satu dengan yang lain. Sila ketiga, menyadari bahwa sebagai bangsa harus bersatu, dalam kehiupn juga perlu kesatuan yang membuat menjadi kekuatan, jika bangsa ini bersatu maka modal utama dalam kekuatan bangsa. Sila keempat, setiap masyarakat mampu untuk hidup dalam kebijaksanaan, hal ini menyadari bahwa setiap masyarakat hati-hati dalam melakukan sesuatu, karena jika sembarangan akan membuat salah paham. Kelima keadilan bagi seluruh bangsa adalah sesuatu yang harus diterapkan dalam masyarakat agar setiap orang  dibangun. Khususnya remaja penting untuk melakukan dan menerapkan hal ini, karena remaja adalah generasi penerus. Remaja tidak hanya mengetahui tetapi menerapkan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi remaja yang dibanggakan masyarakat. Penerapan ini mengutamakan kesadaran akan cinta bangsa Indonesia, jadi kalau cinta bangsa pasti tidak melakukan hal yang buruk untuk bangsa Indonesia.

Generasi Bangsa

Masa depan bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda bangsa ini. Karena itu, setiap generasi bangsa Indonesia, baiak yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan bangsa. Sebagai pemuda Indonesia harus menyadari  akan kehidupan masa kini, bahwa sebagai generasi penerus bangsa harus mencerminkan karakter bangsa dalam kehidupan masa kini. Adapun Beberapa hal yang cukup sederhana untuk dilakukan demi membangun Indonesia menjadi lebih baik dan lebih berkualitas sebagai berikut :

1.     Agen of change, Membangun kesadaran yang diperuntukan kepada masyarakat awam yang kurang memiliki jiwa nasionalisme. Contohnya terjun langsung kedalam masyarakat dengan memberikan sosialisasi.

2.     Social Control, Aksi yang dilakukan mahasiswa yang tidak anarkis dan memiliki kajian.

3.     Iron stock, Kaderisasi kepemimpinan, menciptakan banyak calon pemimpin yang berkualitas, berwawasan dan berjiwa nasionalisme yang dapat membawa Indonesia kearah lebih baik.

4.     Moral force, Pemberi teladan bagi lingkungan sekitar.

Tidak hanya ke empat hal tersebut yang dapat dilakukan tetapi banyak hal lain yang dapat kita lakukan seperti menulis. Menulis juga bisa menyalurkan inspirasi sebagai geneerasi penerus bangsa untuk membangun bangsa yang berkarakter, tidak hanya menulis saja tetapi tulisan tersebut dapat berdampak bagi Indonesia.

Karakter Bangsa

            Karakter merupakan hal yang paling menentukan bagi kehidupan bangsa Indonesia. Jika karakter bangsa baik maka bangsa Indonesia pun akan baik, tetapi jika karakternya buruk maka hasilnya akan buruk. Karakter bangsa ditentukan dari cara berfikir bangsa tersebut, bagaimana bangsa menyikapi pikiran-pikiran untuk terus membangun bangsa Indoesia. Jika keinginan dan tindakan sudah dilakukan maka akan trjadi hasil yang memuaskan.

Pandangan Pancasila dalam Membangun Bangsa yang Berkarakter

Di dalam kehidupan setiap manusia, pada umumnya memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakter terbentuk karena adanya kebiasaan-kebiasan yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Namun, bisa juga karakter ini terbentuk karena faktor-faktor orang-orang disekitarnya. Seperti dalam kehidupan remaja, karakter bisa muncul karena pergaualan yang mereka lakukan sehari-hari. Setiap remaja pada umumnya harus mencerminkan kehidupan yang baik di dalam lingkungan masyarakat sekarang ini. Apalagi jika remaja berstatus sebagai pelajar, tentu mampu mengerti lebih dalam pendidikan karakter.

Program pendidikan merupakan wawasan yang benar untuk terwujudnya karakter bangsa. Tujuannya agar setiap masyarakat di Indonesia menjadi orang-orang yang berkualitas, dan diakui oleh negara-negara lain. Pendidikan karakter tidak hanya untuk diketahui secara kognitif tetapi juga secara afektif dan psikomotorik. Seperti pancasila, banyak pelajar yang sudah tidak mengerti maksud dan tujuan pancasila bahkan tidak mengetahui nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Pancasila bukanlah sebuah slogan yang hanya dibacakan dalam upacara bendera tetapi sebuah makna untuk bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkarakter.

Pancasila bukanlah sesuatu yang asing dan tabu bagi masyarakat Indonesia. Pancasila yang terdiri dari 5 sila, sudah tertuang dalam Pembukuan UUD 1945 sejak dulu awal kemerdekaan.[6] Bahkan para pelajar juga mempelajari inti dari Pancasila, ini merupakan suatu dasar bagi bangsa Indonesia yang harus menjadi pedoman masyarakat saat ini. Dasar inilah yang membentuknya karakter bangsa remaja mulai dari sila pertama yang berkaitan tentang ketuhanan, bahwa jika remaja memahami adanya Tuhan dalam kehidupannya, maka tidak banyak remaja yang hidupnya sembarangan.

Remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak  ke masa awal dewasa. Usia remaja berada pada kisaran usia 10 tahun sampai usia 21 tahun, disitulah remaja sedang mencari identitas dirinya.[7] Dari masa transisi inilah yang seharusnya dapat mengambil Pancasila sebagai pedoman hidupnya, karena masa remaja merupakan masa yang perlu berpikir panjang. Remaja yang melanggar ketentuan dari aturan yang sudah ada, maka hasil kedepannya pun akan sama. Seperti mencontek, pemakaian obat terlarang dan mengikuti balapan liar. Ini merupakan tindakan diluar Pancasila. Maka karena itu Pancasila penting bagi pendidikan karakter remaja, agar setiap remaja tidak hanya mengetahui namun juga menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari.

Kesimpulan

            Bangsa yang berkarater merupakan sebuah harapan yang diinginkan oleh negara Indonesia. Secara khusus dalam mendidik generasi-generasi penerus bangsa yang harus di bangun dibangsa Indonesia. Karakter merupakan suatu hal yang penting bagi bangsa Indonesia, melalui Pancasila karakter dapat dibangun, karena Pancasila merupakan dasar negara dan pondasi awal bagi suatu negara. Jika mengerti maksud dan tujuan Pancasila, maka negara memahami dan dapat membangun bangsa yang berkarakter.

 

  

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/josephepifianus/58df9191187b614946145ded/membangun-pendidikan-berkarakter-anak-bangsa?page=all (1 april 2017)

 

https://www.kompasiana.com/yandi12/56fb35acb37a61f8042f2ddd/pendidikan-karakter-untuk-bangsa-yang-berkarakter (30 maret 2016)

 

Suparman, Mahpuddin, Noor..2016. Pancasila. Bandung: Pustaka Ceria

M.S, Kaelan.2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila. (Jakarta: Grasindo)10-13

 

Suryana, Effendy.dkk. Pancasila & Ketahanan Jati Diri Bangsa, Bandung: PT Refika Aditama, 2015

http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/01/pentingnya-pendidikan-karakter-untuk.html



[3] Suparman, Mahpuddin, Noor..2016. Pancasila. Bandung: Pustaka Ceria

[4] M.S, Kaelan.2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

 

[5] Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila. (Jakarta: Grasindo)10-13

[6]Suryana, Effendy.dkk. Pancasila & Ketahanan Jati Diri Bangsa, Bandung: PT Refika Aditama, 2015

[7]http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/01/pentingnya-pendidikan-karakter-untuk.html

Post a Comment

0 Comments