TERPANGGIL MENJADI PELAYAN TUHAN


Oleh:  Timotius Miosido

waktu di panggil lewat surat panggilan di kampus sttia Surabaya

ada rasa yang berbedah dalam diri, ohh.. Tuhan apa ini panggilannya buat aku kalau, memang demikian pakailah aku ya,Tuhan ajarlah aku untuk mengerti maksud rencana-Mu..

ada kerinduan dalam hati, aku ingin menjadi seorang hamba Tuhan yang mampu mengubah pola kehidupan kekristenan saat ini,

ketika aku mendengar cerita dari sudara ku tentang kampus teologia di sttia Surabaya, ada kenginan dalam hati, aku bilang sama Tuhan tolong berikan hambamu petunjuk kalau memang rencana Tuhan lewat kesempatan ini, saya secara pribadi ingin melanjutkan pekerjaan kakek saya, yang mana saat ini bapa ku yang adalah penerus pekerjaan kakek saya.. akan tetapi ayah saya sudah usia 61 tahun, usia yang saat minim skali. Dengan faktor usia ayah saya, saya merasa bahwa daya pikir atau pemahaman ayah saya sudah rendah daya tangkapnya

setiap hari saya, sering dengar nasihat ayah saya tentang firman Tuhan dan bagaimana pendalaman tentang firman Tuhan .

karena sering aku yang ditegaskan tentang firman Tuhan oleh ayah saya..

aku merasa bahwa oh, Tuhan kalau memang aku yang diutus utuslah aku ya, Tuhan..

pakailah aku sesuai dengan rencanamu..

aku merasakan bahwan itu bahasa sindiran ayah ku, artinya ada kerinduan ayah ku ‘ siapakah yang nanti meluruskan pekabaran injil yang di ambil oleh kakek saya, waktu masih dalam kegelapan..

waktu itu aku masih di bilang anak tidak jelas hidup aku, pendirian ku tidak tetap

aku.

Aku merasa bahwa itu bahasa, menyakitkan skali pola hidup ku..

Waktu malam aku bergumul, aku mintah petunjuk pada Tuhan kalau emang aku tidak jelas pola hidup ku.. tolong aku Tuhan biar jelas kehidupan ku yang sebenarnya, aku sadar keberadaan ku saat ini, kalau memang kehendakmu yang jadi..

Pakailah aku Tuhan biar aku hidup menurut kehendakmu saja.

Puji Tuhan lewat pelantaraan TUHAN, aku mendapat brosur dari kampus sttia_surabaya yang di mana ada sekolah teologia, kebetulan di kampunya ada beberapa sudara saya yang kuliah di sttia _surabaya. Aku bertanya pada mereka boleh kah aku masuk di kampusnya kalian, mereka meresponi keinginanku

Dengan kebranian diri, aku mencoba mengisi brosurnya..

‘’Biarlah kehendak Tuhanlah yang terjadi, kalau memang aku di panggil Tuhan untuk melayani sesama.

Ini, aku Tuhan utuslah aku ‘’

Post a Comment

0 Comments