“TULISAN SEJARAH DALAM ALKITAB”

 


“TULISAN SEJARAH DALAM ALKITAB”

 

Bentuk tulisan Kitab-kitab pada umumnya adalah bentuk prosa. Namun tidak semua tulisan bentuk prosa merupakan Kitab Sejarah. Kitab-Kitab Sejarah Perjanjian Lama adalah untuk meneguhkan dan mengajar (cf. 2Tim. 3:16-17). Istilah “sejarah” artinya adalah suatu catatan atau lapora tentang rangkain fakta. Tetapi tidak semua peristiwa (meskipun benar-benar terjadi) di catat dalam Kitab Sejarah Perjanjian Lama, melainkan hanya peristiwa-peristiwa penting (menurut penulisannya) dan bagi sekelompok orang yang menjadi obyek penulisnya.

Hal penting untuk memahami “Sejarah” ialah maksud dan tujuannya. Penulisan sejarah tidak dapat (dan tidak harus) mutlak mendetail. Setiap peristiwa sejarah merupakan gambaran singkat yang paling mewakili realitas sebenarnya.

Study Kesejarahan Modern Tentang Sejarah Dalam Alkitab

Sejarah Israel adalah focus studi yang diakui sebagai sejarah, khususnya sejarah Israel yang membawa manusia lebih dekat pada Allah dan untuk pemahaman Alkitab itu sendiri. Penting juga bagi saya menggunakan informasi-informasi di luar Alkitab yang berperan mempertegas sifat kesejarahan Kitab-Kitab Sejarah Pl. Temuan-temuan di luar Alkitab bagi saya bisa menolong memperjelas kebenaran, anggapan-anggapan atau bentuk-bentuk yang sudah ada di dalam Alkitab. Contoh : ada temuan modern bahwa bagian-bagian dari perjanjian dalam Alkitab (terutama dalam Pentatukh) mirip dengan perjanjian bangsa Het di penghujung millennium kedua sebelum masehi. Menurut saya buku diktat ini sudah sangat bagus dan sangat membantu saya dalam memahami penafsiran mengenai kitab sejarah itu sendiri karena semua nya tersusun rapi dan tertata rapi.

Ada dua istilah yang saya baca dari bahasa Jerman yang sering muncul, yaitu “Historie” dan “Geschichte”. Istilah “Historie” adalah laporan tugas tentang apa yang sebenarnya terjadi atau dengan kata lain merupakan laporan tentang fakta masa lalu mengenai apa yang umum dan bisa di jelaskan menurut kanon studi sejarah modern. Sedangkan istilah “Geschichte” adalah laporan tentang peristiwa-peristiwa masa lalu dilihat dari arti pentingnya pada masa kini.

Sumber-Sumber Penulisan Sejarah

Menurut keterangan yang saya baca Kitab sejarah memiliki sumber-sumber penulisnya bukan hanya asal comot saja (asal ambil saja, bukan juga hasil karang-karangan semata) tetapi sumber-sumber ini di ambil bedasakan realita dan kisah nyata yang ada di Aliktab itu sendiri nah apa saja bukti-bukti yang memperkuat Kitab sejarah tersebut. Berikut ini adalah keterangan yang memperkuat bukti-bukti tersebu adalah sebagai berikut :

1.     Sumber-sumber tertulis : biasanya merupakan sumber terpenting bagi penulis sejarah Perjanjian Lama untuk mengkontruksi sejarah. Sumber ini terbagi atas dua kategori

a.    Sejarah yang ditulis sambil lalu : meliputi “data mentah” dari sejarah dari catatan-catatan yang dihasilkan oleh semua tingkatan masyarakat mulai tingkat perorangan sampai tingkat internasional.

b.   Sejarah yang ditulis secara teliti (yang merupakan penulisan sejarah yang sebenarnya) yakni sejarah yang ditulis secara analitis dengan mempertimbangkan penafsiran.

2.     Bahan-bahan atau peninggalan. Benda-benda itu bisa menjadi bukti dan saksi bisu akan bermanfaat setelah sumber-sumber tertulis dianalisa. Inilah yang dikejar para arkeolog. Ini menurut saya adalah bukti terkuat untuk meyaakinkan bahwasanya Kitab sejarah itu bukan hasil karangan sembarangan orang.

3.     Sumber tradisi yakni yang dituturkan oleh masyarakat yang berupa : silsilah-silsilah, pantun/pepatah, nasihat-nasihat, lagu-lagu, rumusan doa, cerita-cerita rakyat, upacara-upacara, dll.

Karakteristik Tulisan Sejarah

            Suatu tulisan dapat di indikasikan seabgai suatu tulisan sejarah sebab memiliki karakteristik tertentu. Dan ada beberapa bagian yang saya baca merupakan karakteristik dari tulisan sejarah yang saya dapat setelah saya membaca adalah sebaagai berikut :

1.     Bersifat kesejarahan: bertujuan menceritakan kejadian-kejadian masa lalu.

2.     Bersifat artistic: merupakan karya seni. Contoh: kitab-kitab sejarah Perjanjian Lama yang sangat memperhatikan sifat artistiknya, antara lain Kitab Rut, Ester, sebagian besar kisah Daud, Elia, Elisa.

3.     Bersifat menghibur: sangat memikat pembacanya dengan kisah-kisah kepahlawanan, percintaan, pengkhianatan, penipuan, campur tangan Allah yang ajaib dalam krisis.

4.     Bersifat selektif/ terpilih: tidak semua peristiwa yang terjadi dituliskan dalam Kitab Perjanjian Lama

5.     Bersifat realistis: kisah-kisahnya menampilkan realitas dengan cara-cara yang tepat.

Unsur-Unsur Dalam Tulisan Sejarah

            Dalam tulisan Sejarah minimal ada dua unsur yang saya baca, yaitu unsur internal dan unsur eksternal. Berikut ini adalah unsur-unsur tersebut.

1.     Unsur internal tersebut, yang terdiri dari:

a.     Alur  Cerita.

Sebagai sebuah narasi, maka tulisan sejarah memiliki alur cerita yang jelas. Saya harus menjelaskan sesuai alur ceritanya dengan terlebih dahulu memahami garis besar (adegan) tulisan dan alur cerita ini tidak diputar balik. Alur cerita mengandung konflik. Adegan-adegan meningkatkan kearah klimaks, dimana konflik itu diselesaikan. Dalam cerita-cerita Alkitab yang saya ketahui selalu ada konflik antara kebaikan dan kejahatan, antara ketaatan dan pelanggaran, antara Allah dan penguasa-penguasa jahat, ada konflik antar manusia. Untuk memastikan teks, maka saya harus melihat awal sebagai pembukaan dan akhir sebagai penutup pada suatu narasi dan jangan memotong, kecuali jika saya ingin mengajarkan/mengkhotbahkan satu bagian dari sekian adegan/subnarasi tersebut. Inilah suatu pokok pennting bagi saya bagaimana dapat menceritakan sejarah kepada orang lain. 

b.     Tokoh atau Pelaku Utama

Saya harus bisa membedakaan antara tokoh utama dengan pelaku tambahannya dalam teks jenis narasi (Sejarah). Yang harus diuraikan adalah tokoh utamanya: bagaimana intevensi Allah dalam hidupnya dan memakai hidunya untuk terlaksananya rencana Allah bagi suatu bangsa atau bagi dunia. Ini juga pembahasan yang penting di dalam buku diktat ini, mengajarkan saya bagaimana membedakan pelaku utama dengan tokoh atau bahkan pelaku tambahannya. Pelaku/tokoh utama itu membuat alur cerita menjadi hidup.

c.     Latar Belakang (geografis, zaman, politis, budaya, dll. Dalam nama peristiwa itu terjadi).

            Yang saya ketahui setelah membaca Alkitab dan membaca buku diktat Pengantar Pejanjian Lama ini adalah. Tuhan telah mengkomunikasikan Firman-Nya dengan memakai bahasa manusia yang berbudaya pada waktu itu, dan dalam situasi yang sedang di alami saat itu. Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani, yakni bahasa yang dipakai oleh bangsa Israel. Karena itu saya yang hidup beberapa abad kemudian, haruslah saya belajar bahasa Ibrani tersebut, dan kemudian saya menerjemahkannya ke bahasa Indonesia sebelum dapat dipahami apa maksud Tuhan dalam Firman-Nya tersebut. Inilah yang sering diabaikan dan ditakuti para pembaca Alkitab, khususnya penafsir dan pemberita Firman Tuhan. Selain mempelajari bahasa Ibrani saya juga harus mempelajari latar belakang sejarah, budaya, geografis, kepercayaan pada saat Tuhan menyampaikan Firman-Nya. Ini adalah suatu langkah bagi saya harus ‘menempatkan diri’ kepada waktu dan tempat situasi pada waktu itu. Salah bila saya mengambil satu aplikasi, tanpa memahami latar belakangnya.

2.     Unsur Eksternal Kitab tersebut terdiri dari:

a.     Penulis/pengarang/pencerita

Menurut buku yang saya baca sebenarnya ada perbedaan antara pencerita dan penulis. Pencerita adalah orang yang mentuturkan cerita/kisah. Sedangkan penulis adalh orang yang telah diceritakan/dituturkan oleh orang lain. Tetapi Perjanjian Lama, seringkali keduanya orang yang sama, tetapi penulis seolah-olah menulis kisah yang dialami oleh orang lain. 

b.     pendengar/pembaca pertama

Dari buku yang telah saya baca, pembaca adalah orang (pribadi atau kelompok) kepada siapa penulis menunjukkan/mengalamatkan tulisannya. Orang (pribadi atau kelompok) itulah yang dipikirkan oleh penulis kitab/suratnya (meskipun belum tentu apakah mereka benar-benar membaca tulisan tersebut). Saya, pembaca masa kini, harus sungguh menyadari perbedaan antara mereka sebagai mana pembaca pertama tersebut. Jadi pada waktu ini saya meneliti atau mempelajari suatu teks, saya harus terlebih dahulu mengerti apa yang dimaksud dan apa tujuan sebenarnya penulis bagi pembaca pertama pada waktu itu.

Gaya Bahasa (Stilistika) Dari Kitab-Kitab Sejarah

Di dalam buku yang sudah saya baca dan amati teks narasi (kisah/sejarah), yang menonjol adalah perulangan (repitisi), dialog, sinkpe (pengabaian), ironi, dll. Tetapi yang paling menonjol adalah gaya bahasa repitisi, baik berupa frase, (bagian kalimat), kalmia, alinea, atau repitisi tindakan dimana tokoh-tokoh cerita menyatakan bahwa mereka sungguh-sungguh melakukannya.

Sinkope (pengabaian) atau fungsi celah dalam beberapa hal menarik perhatian pembaca. Misalnya dalam kitab Ester tidak ada nama Allah, justru untuk memberitahukan kepada saya tentang theology kitab itu.

Ironi adalah gaya bahasa yang menurut saya adalah bahasa yang mengungkapkan hal-hal bertentangan, untuk menimbulkan efek sastra; biasanya berkaitan dengan kejutan-kejutan atau hal-hal yang tidak diduga. Contoh: Tuhan memilih Yakub, bukan Esau sebagai anak sulung; Yusuf yang dipakai Tuhan dari pada Yehuda; Rakhel lebih dicintai dari pada Lea sebagai istri pertama; Haman yang akhirnya disula, bukan Mordekhai.

Berkat yang saya dapat setelah membaca diktat ini adalah proses saya untuk dapat memahaami dan terus belaajar bagaimana menceritakan sejarah kepada orang lain, dan belajar bahasa asli dari masing-masing kitab itu sangat perlu agar tidak salah menafsrikan dan dapat orang lain pahami juga sedemikian rupa. Saya berharap di semester-semester ada buku-buku seperti ini yang dapat membantu pembelajaran dan menambaah ilmu saya kiranya ini saja yang saya dapat sampaikan kiranya Tuhan memberkati. Amin.

Saran saya kedepan nya bapak/ibu Dosen tetap mengajar dengan menggunakan buku agar mahasiswa/mahasiswi paaham dan mengerti juga dapat mengulang pembelajaran yang di lakukan di kelas kembali dan bisa memacu kemampuan dalam membaca dan mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari dan dalam pelayanan. Dan menjadi berkat bagi orang lain kiranya Tuhan Yesus memberkati setiap tulisan-tulisan yang telah bapak/ibu Dosen. Amin

Post a Comment

0 Comments