Ruang Lingkup Filsafat Ilmu


A.    Ilmu sebagai Objek Kajian Filsafat

Pada dasarnya filsafat atau berfilsafat bukanlah sesuatu yang asing dan terlepas dari kehidupan sehari-hari, karena segala sesuatu yang ada dan yang mungkin serta dapat dipikirkan bisa menjadi objek filsafat apabila selalu dipertanyakan, dipikirkan secara radikal guna mencapai kebenaran. Louis Kattsof menyebutkan bahwa lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia, Langeveld (1995) menyatakan bahwa filsafat itu berpangkal pada pemikiran keseluruhan serta sekalian secara radikal dan menurut sistem, sementara itu Mulder (1996) menjelaskan bahwa tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang tempat-tempatnya dalam dunia akan menghadapi beberapa persoalan yang begitu penting, sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persoalan pokok yaitu: 1) Adakah Allah dan siapakah Allah itu? 2) Apa dan siapakah manusia? 3) Apakah hakekat dari segala realitas, apakah maknanya, dan apakah intisarinya? Lebih jauh E.C Ewing dalam bukunya Fundamental Question of Philosophy (1962) menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan pokok filsafat (secara tersirat menunjukkan objek filsafat) ialah: Truth (kebenaran), Matter (materi), Mind (pikiran), The Relation of matter and mind (hubungan antara materi dan pikiran), Space and Time (ruang dan waktu), Cause (sebab-sebab), Freedom (kebebasan), Monism versus Pluralism (serba tunggal lawan serba jamak), dan God (Tuhan).

B.    Pengertian Filsafat Ilmu

1.     Pengertian Filsafat

Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata “philo” berarti cinta dan “shopia” yang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R Pudjawijatna (1963:1) “Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu. Sofia artinya kebijaksanaan, bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat boleh dinamakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan. Sutan Takdir Alisjahbana (1981) menyatakan bahwa pekerjaan berfilsafat itu ialah berpikir, dan hanya manusia yang telah tiba di tingkat berpikir.

2.     Pengertian Filsafat Ilmu

Dilihat dari segi katanya filsafat ilmu dapat dimaknai sebagai filsafat yang berkaitan dengan atau tentang ilmu. Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri meruupakan suatu bentuk dengan karekteristik khusus, namun demikian untuk memahami secara lebih khusus apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu, maka diperlukan pembatasan yang dapat menggambarkan dan memberi makna khusus tentang istilah tersebut.

Persamaan fisafat dan ilmu adalah sebagai berikut:

1.     Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya dan menyelidiki obyek selengkap lengkapnya sampai ke akar akarnya.

2.     Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian – kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab – sebabnya

3.     Keduanya berhak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan

4.     Keduanya mempunyai metode dan sistem

5.     Keduanya berhak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia (objektivitas) akan pengetahuan yang lebih mendasar.  

Disini ilmu dan teknologi tidak harus dilihat dari aspek yang sempit. Tetapi harus dilihat dari tujuan jangka panjang dan untuk kepentingan kehidupan yang lebih abadi kalo visi ini yang diyakini oleh para ilmuwan dan agamawan maka harapan kehidupan ke depan akan lebih cerah dan sentosa tentu saja pemikiran-pemikiran seperti ini perlu di dukungan dari berbagai pihak.

Post a Comment

0 Comments