Surat Timotius dan Titus telah lama dikenal
sebagai Surat-surat Pengembalaan. Sebutan ini tidak sepenuhnya tepat karena
surat-surat ini tidak bisa disebut sebagai penuntun bagi theologi pastoral,
tetapi nama ini memang praktis untuk mengkhususkan ketiga surat ini.
Surat-surat ini adalah surat Paulus yang paling banyak diserang, sehingga kita
perlu membahas keasliannya dengan cukup mendetail. Sebelum membahas teori-teori
yang melawan kepenulisan Paulus, kita akan terlebih dahulu mengamati kesaksian
jemaat awal sehingga kita bisa dengan jelas melihat bahwa serangan terhadap
keaslian surat-surat ini baru terdengar pada priode modern.
Surat-surat
Pastoral atau surat-surat penggembalaan (bahasa Inggris: pastoral epistle)
adalah penamaan bagi tiga Kitab dalam Perjanjian Baru pada Alkitab Kristen,
yaitu: Surat Paulus yang Pertama kepada Timotius (1 Timotius), Surat Paulus
yang Kedua kepada Timotius (2 Timotius), dan surat Paulus kepada Titus. Ditulis
dalam bentuk surat (pistol) dari Rasul Paulus kepda Timotius dan Titus. Istilah
“pastoral” dipopulerkan pada tahun 1703 oleh D. N. Berdot dan pada tahun 1726
oleh Paul Anton.
Keotentikan
Surat-Surat Penggembalaan
a. Pandangan
Tradisional
Bukti
dari dalam. Meskipun theolog modern condong mengabaikan salam di ketiga surat
ini, namun klaim kepenulisan Paulus di bagian itu harus tetap dipertimbangkan.
Hal ini tidak berani menutup diskusi lebih lanjut. Mereka yang menyangkal
kepenulisan Paulus menganggap Surat-surat pengembalaan bernatur pseudonimus.
Bagi banyak theolog, hal ini bukan masalah karena mereka menganggap praktik ini
sudah umum di dunia sekuler dan diterima oleh jemaat.
Bukti
eksternal. Bobot bukti ini cukup besar karena kesaksian eksternal bagi
Surat-surat penggembalaan sama banyaknya dengan sebagian besar surat Paulus
lain, kecuali 1 Korintus dan Roma. Surat-surat penggembalaan memiliki banyak
keserupaan bahasa dengan surat Klemens kepada jemaat Korintus dan hal ini
tampaknya menjadi bukti kuat bagi keasliannya.
Bukti
pertama yang melawan penerimaan awal surat-surat ini adalah Kanon Marcion, yang
hanya memasukkan sepuluh surat Paulus. Kerap diasumsikan bahwa hal ini
dikarenakan Marcion tidak mengetahui surat-surat ini. Teori ini akan lebih
berbobot jika tidak ada bukti Marcion cenderung menolak kitab apapun yang tidak
mendukung keyakinannya. Dalam hal Injil misalnya, ia menolak Injil Matius,
Markus, Yohanes, dan memangkas Injil Lukas tanpa dasar lain kecuali kesesuaian
dengan konsep yang ia terima. Jemaat jelas tidak mendukung pendekatannya atas
Surat-surat penggembalaan.
Bukti
lain yang diklaim mendukung ketidakjelasan dari penerimaan awal Surat-surat
Penggembalaan adalah hilangnya surat-surat ini dari papyrus Chester Beatty.
Codex surat Paulus, yang umumnya dianggap berasal dari pertengahan abad ketiga,
tidak seluruhnya terpelihara. Bagian akhir yang harus berisi Surat-surat
Pengembalaan telah lenyap. Tetapi menurut para theolog, berdasarkan kalulasi
atas sisa ruang yang ada, bentuk lengkap P tidak mencukupi untuk memuat surat-surat
ini. Tetapi selain penulis bisa saja memakai huruf yang lebih kecil di akhir
codex saat ia melihat ruang yang ada tinggal sedikit, atau menambah lembar di
awal dan di akhir untuk memuat surat tambahan.
Bukti
eksternal juga sangat memihak keaslian. Ini berarti beban pembuktian berada di
pundak mereka yang menolak. Selain itu, batu pada abad Sembilan belas,
kepenulisan Paulus diragukan dan kita harusnya heran mengapa sebelumnya tidak
ada yang mempermasalahkan hal ini.
b. Perlawanan
terhadap Kepenulisan Paulus
Keberatan
yang ada dapat dikategorikan menjadi empat – Historis, gerejawi, doktrinal, dan
linguistik. Banyak usah yang dilakukan untuk mengaitkan bukti-bukti ini dengan
catatan Kisah Para Rasul. Ada empat jenis teori yang telah dikemukakan .
1. Pribadi
di Surat-surat Penggembalaan dapat disesuaikan dengan catan Kisah Para Rasul.
J. A. T. Robinson sangat memegang teori ini. Ia meletakkan 1 Timotius diantara
1 dan 2 Titus di perjalanan terakhir ke Yerusalem . ia mengaitkan 2 Timotius
dengan pemenjaraan Kaisarea yang tercatat di Kisa Para Rasul. Upaya mencocokkan
setiap pribadi denga sejarah Kisah Para Rasul bukan usaha yang baru, tetapi
usaha yang baru, tetapi usaha ini telah sebelumnya tidak banyak didukung. Bukan
berarti sekarang usaha ini telah luas diterima, tetapi setidaknya kita tidak
dapat mengabaikannya jika mau membuat penyelidikan menyeluruh.
2. Semua
pribadi ini riil, tetapi berada di luar periode Kisah Para Rasul. Itu berarti
kita perlu mendalilkan pemenjaraan Roma kedua, dimana Paulus dibebaskan dari
pemenjaraan Roma pertama dan sempat melakukan perjalan misi, sebelum kembali
dari penjara di sana untuk kedua kalinya.
3. Ketiga
surat ini adalah karya penulis fiksi yang karen ingin tulisannya dianggap
berasal dari Paulus, memasukkan rujukan-rujukan historis guna menciptakan kesan
mirip yang biasa dilakukan oleh peniru masa itu, (seperti Kisah Paulus).
4. Toeri
fragmen melihat dari beberapa rujukan historis di ketiga surat ini asli. Karena
itu, ketiganya dianggap menyatukan catatan asli Paulus dengan sejumlah besar
tulisan dari seorang pengagum Paulus yang memiliki catatan Paulus dan mau
memeliharanya dengan cara ini demi kemakmurannya.
c. Pembelaan
bagi kepenulisan Paulus
Bagi
banyak theolog, keberatan di atas begitu kuat sehingga ada kecondongan
meniadakan semua usaha untuk memberikan jawaban, dan menganggap usaha seperti
ini sebagai pembelaan atau ketertundukan yang tidak pada tempat nya terhadap
tuntutan kanon. Tetapi theolog yang mendukung keaslian tidak sedikit. Sebagian
besar pembelaan bagi kepenulisan Paulus harus bersifat defensive karena beban
pembuktian harus dipikul oleh mereka yang melawan. Jika setiap keberatan bisa
dijawab secara memuaskan, sesuai dengan klaim surat-surat yang Paulus tuliskan,
maka keaslian ini harus dianggap telah ditegakkan.
Tujuan Penulisan Surat-Surat Penggembalaan
Tujuan
penulisan Surat-surat Penggembalaan akan langsung jelas. Dalam 1 Timotius dan
Titus, Paulus mau memberi nasihat tertulis kepada kedua rekan dekatnya tentang
tata cara jemaat yang untuk sementara waktu berada dalam tanggung jawab mereka.
Sebagian besar nasihat ini sangat mungkin belum lama diberikan secara lisan dan
surat-surat ini bersifat peneguhan. Dalam kasus Titus, Paulus memiliki
kesempatan khusus unutk menulis, karena ia mau Titus menemuinya di Nikopolis.
Tidak ada alasan yang diberikan bagi permintaan ini. Selain itu, Titus juga
haru menolong Zenas dan Apolos dalam perjelanan mereka.
Mereka
yang menyangkal keaslian Surat-surat Penggembalaan telah mengusulkan berbagai
tujuan penulisan yang berbeda. Penulisan yang berbeda. Teori fragmen maupun
teori fiksi mengesampingkan situasi historis Timotius dan Titus yang
sebenarnya. Sebagian besar mereka puas dengan menduga surat-surat ini dirancang
untuk memerangi Gnostikisme, setidaknya bentuk awal gnostik. Bidat ini secara
beragam dilihat sebagai proto-Gnostikisme, Gnostikisme yang lebih berkembang
dan Marcionisme.
Sebagian
yang menolak kepenulisan Paulus menganggap surat-surat inisebgai buku pegangan
bagi pemimpin gereja. tetapi, Surat-surat penggembalaan sama sekali tidak
menyerupai buku pegangan karena memuat serangkaian nasihat yang hampir tidak
saling terkait
Menurut
teori lain, Paulus mau diadaptasikan dengan zaman penulis. Penulis mau
menghadirkan Paulus kepada rekan sezamannya sebagai rasul dan martir. Tori ini
tampaknya disandarkan pada dugaan yang paling tipis karena mempresuposisikan
penghargaan terhadap Paulus telah menurun sejak kamtiannya. Tetapi hal ini bisa
dilawan. Keyakinan bahwa dimasukkannya materi Paulus ke dalam Surat-surat
penggembalaan mendukung teori bahwa hal ini membuat Paulus tidak ketinggalan
zaman, juga meragukan. Kita yang telah melihat masalah usaha merekonsiliasikan
kontradiksi dalam menegaskan bahwa pendeketan di Surat-surat Penggembalaan sangat
berbeda dari Paulus tetapi sekaligus meninggakan Paulus. Usaha rekonsiliasi ini
jauh dari meyakinkan.
Penanggalan
Surat-Surat Penggembalan
Berdasarkan uraian tentang
kepenulisan, kita bisa mencatat empat priode yang bisa dikaitkan dengan
penulisan Surat-surat Penggembalaan.
1. Mereka
yang menganggap Surat-surat Penggembalaan bisa disesuaikan dengan Sejarah Kisah
Para Rasul akan memberi penanggalan sebelum 63 M atau tanggal mana pun yang
sesuai dengan kesimpulan pemenjaraan yang tercatat di akhir Kisah Para Rasul.
2. Jika
teori pemenjaraan kedua diterima, penanggalannya akan bergantung pada kapan
Paulus mati martir, dan untuk ini tidak ada informasi pasti. Penanggalan yang
diberikan beragam antara 64-67 M. harus ada jangka waktu yang cukup bagi
sejumlah perjalanan yang dilakukan, tetapi jika Paulus tiba di Roma pada 59 M
dan dilepaskan setelah 61 M, maka 64 M akan cukup mungkin.
3. Dalam
teori fragmen dan fiksi, latar dan penanggalan surat-surat ini sebagian besar
merupakan dugaan. Beberapa memilih penanggalan sebelum akhir abad pertama
karena situasi yang dicerminkan adalah sebelum bangkitnya Gnostikisme.
4. Sekali
nkita masuk ke priode setelah 100 m, maka kita akan semakin masuk ke wilayah
dugaan. Menurut A. T. Hanson diperlukan satu priode ketika penganiayaan tidak
lagi terlalu mengancam dia dan menganggap surat ini harus ditulis setelah
keatian Domitianus. Artinya, surat-surat ini ditulis pada 100-115 m, yang juga
diterima oleh beberapa pendukung kepenulisan non-Paulus. Mereka yang menganggap
surat-surat ini memerangi Gnostikisme memberi penanggalan yang jauh lebih
terkemudian.
0 Comments