KATA PENGANTAR
Syukur puji Tuhan saya ucapkan karena telah melimpah kan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-sebaiknya. Makalah yang berjudul “JIKA ADA YANG MENANPAR PIPI KANAN MU BERILAH JUGA KEPADANYA PIPI KIRIMU MATIUS 5 : 17-48” di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Logika yang diampu oleh Bapak Jaksen Parulian Dolok Saribu S.Th
Makalah ini berisi tentang bagaimana cara mengindentifikasi apa yang di maksud dengan JIKA ADA YANG MENANPAR PIPI KANAN MU BERILAH JUGA KEPADANYA PIPI KIRIMU DALAM MATIUS 5 : 17-48. Dalam peyusunannya penulis melibatkan berbagai pihak, baik dalam kampus maupun luar kampus. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak teimakasih atas segala dukungan yang di berikan untuk menyelesaikan makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Dan penulis juga masih belajar dalam penulisan makalah yang baik dan benar. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Besar harapan
penulis makalah ini dapat menjadi inspirasai atau sarana pembantu masyarakat
dalam mencari berbagai macam solusi untuk mengatasi masalah JIKA ADA YANG MENANPAR PIPI
KANAN MU BERILAH JUGA KEPADANYA PIPI KIRIMU DALAM MATIUS 5 : 17-48
Demikian yang dapat
penulis sampaikan semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran
dari makalah ini. Sekalian juga masyarakat dapat belajar dari apa yang sudah
penulis sampaikan kiranya apa yang menjadi isi makalah ini bermanfaat bagi
kehidupan kita masyarakat Indonesia khusunya. Sekian yang dapat saya sampaikan
kiranya apa yang saya tulis di dalam makalah ini menjadi berkat bagi kehidupan
kita umat manusia. Dan Tuhan membekati pembaca sekalian. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada mulanya manusia itu diciptakan dan sudah jatuh kedalam dosa sejak Adam dan Hawa, hingga turun temurun dosa itu terjadi di mulai dari kebohongan hingga pada perang antar pedang hingga mengakibatkan kematian.
Dan Manusia sudah mengetahui hingga sekarang dosa itu adalah sesuatu yang paling besar di dalam pribadi setiap manusia dan dosa yang paling besar itu adalah membunuh, bukan hanya membunuh tapi semua dosa berujung maut.
Akar permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan manusia adalah timbul nya kesalah pahaman dan membuat kedua belah pihak berprilaku tidak baik kepada yang lain dan timbul lah pertikaian dan pertengkaran yang berujung adu mulut dan adu kekuatan.
Tetapi di balik semua itu kalau suatu permasalah di selesaikan dengan hati yang dingin dan tidak dengan hati yang panas pasti semua masalah ada jalan keluarnya dan dapat di selesaikan dengan cara yang baik-baik dan tidak berujung kecelakaan fisik bahkan kematian.
Semua masalah ada jalan keluarnya ketika manusia mau mengandalkan Tuhan dalam setiap masalah-masalah kehidupan yang kita hadapi, dan setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan jalan keluar itu lah yang membuat setiap manusia jauh dari maut yang membawa kebinasaan, dan berujung kematian. Jika dalam hidupmu kamu mengandalkan Tuhan pasti kamu akan memproleh hidup yang kekal. Semua manusia mempunyai masalah dalam kehidupan mereka dan salah satu cara dalam menyelesaikan masalah adalah mengakhiri hidupnya.
Masalah yang sering terjadi adalah bertengkar adu mulut dan adu kekuatan adu pukul, di Indonesia sendiri sering terjadi bila dua orang bahkan lebih bertengkar kalau masalah mereka tidak di selesaikan dengan baik-baik dan juga menggunakan hati yang dingin melainkan hati yang panas dan tidak mengandalkan Tuhan mereka pastilah pukul-pukulan terjadi dan mengakibatkan kematian, jika seseorang merusakkan bagian tubuh seseorang haruslah dia bertanggung jawab atas apa yang telah di perbuat nya, dan masalah tidak berakhir disitu saja melainkan menjadi tambah besar jika di naik kan ke pihak yang berwajib yang bersangkutan harus menanggung hukuman atas apa yang telah di perbuatnya, dari mulai biaya perobatan dan kerugian yang korban alami, jika orang yang menjadi korban meninggal yang bersangkutan harus bertanggung jawab kepada pihak keluarga korban yang di tinggalkan, inilah masalah yang sering terjadi di Indonesia.
BAB II
1.2 Landasan Teori
Apa
yang di maksud dengan Jika Ada JIKA ADA YANG MENANPAR PIPI KANAN MU BERILAH JUGA KEPADANYA PIPI KIRIMU
MATIUS 5 : 17-48. Yang dimaksud
dengan istilah di atas kalau kita bandingkan dunia Alkitab dengan dunia jaman
sekarang ini tidak ada bedanya jika seseorang melukai bahkan membunuh seseorang
harus lah dia bertanggung jawab atas korban tersebut hingga sembuh dan bertanggung jawab dalam biaya yang harus
di tanggung nya atas korban tersebut, mengganti kerugian yang di perbuat jika
seseorang korban itu meniggal dunia. Begitu juga di Alkitab jika seorang Tuan
melukai hamba nya harus lah dia mengganti kerugian yang di alami korban atau
hamba yang tersakiti tersebut hingga hamba tersebut sembuh. Jika hamba tersebut
meninggal ia harus menaggung beban keluarga korban yang di tinggal kan. Itulah
masalah yang harus di selesaikan.
1.3 Rumusan Masalah
Apa penyebab seseorang melukai bahkan penyebab seseorang membunuh ? berikut ini penjelasan masalah-masalah yang di alami setiap umat manusia :
1. Adanya
perbedaan pendapat.
2. Timbul nya kekecewaan.
3.
Kedua
belah pihak sama-sama emosi tidak bisa mengendalikan diri.
4.
Tidak
menyelesaikan masalah dengan hati dingin (secara baik-baik) dan akhir nya
memicu adu mulut dan adu kekuatan. Di situlah terjadi pemukulan terhadap
seseorang dan pembunuhan yang tidak terencana bahkan terencana sekalipun.
5.
Tidak
ada jalan tengah untuk menyelesaikan suatu masalah dan memutuskan untuk tidak
berdamai melainkan saling membeci satu sama lain.
1.3 Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui
apa alasan umat manusia bertindak melukai dan bahkan membunuh seseorang ?
2.
Apakah
setiap masalah tidak ada jalan keluarnya ?
3.
Apakah
di haruskan kejahatan di balas juga dengan kejahatan ?
4.
Apakah
harus seseorang bertanggung jawab atas apa yang telah di perbuatnya kepada
korban tersebut ?
1.4
Pertanyaan
Ada teman bertanya kepada saya perihal : kalau ditampar
pipi kiri apakah anda akan berikan lagi pipi kanan untuk ditampar ? Itu namanya
cari gara-gara atau bodoh ? dan terus terang saya katakan maaf, saya belum tahu
dan saya akan cari tahu mengenai hal tersebut dan kemudian dia mengatakan mau
tahu apa yg dilakukan Yesus ketika ditampar ? Lihat Yoh 18: 23
1.5 Jawaban Atas
pertanyaan
Pertanyaan di atas jawabannya dengan menggabungkan dua
ayat, yaitu : Mat 5:39 dan Yoh 18:23, namun ada salahnya dengan mengatakan hal
itu adalah sesuatu yang bodoh, itu sesuatu yang bodoh menurut pandangan
kacamata dunia, namun sesuatu yang berkenan menurut Tuhan. Mari kita melihatnya
bersama-sama.
1) Mat 5:39 mengatakan
“Tetapi aku berkata kepadamu: jaganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat
kepadamu, melainkan siapapun yang
menampar pipi kananmu,berilah juga kepadanya pipi kirimu”. Hal ini
harus dilihat dalam konteks Mat 5 secara keseluruhan, yaitu “kotbah di bukit”. Pengajaran
pertama yang di berikan yesus kepada banyak orang adalah kotbah di bukit,
dimana ini merupakan hukum yang baru, yang memperbaharui hukum yang lama.
2) Ini dapat dilihat
pada waktu Yesus mengatakan “Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek
moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus di hukum (seperti
yang saya katakan di atas sebelumnya setiap orang yang melukai seseorang baik
itu saudaranya maupun orang asing sekalipun ia haru mengganti kerugian korban
tersebut di timpakan kepada tersangka atau pelaku tersebut). Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum…”(Mat
5:21-22). Dan Yesus juga mengatakan “Kamu telah mendengar firman: Jangan
berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang
perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya”
(Mat 5:27-28). Atau hal yang lain, Yesus mengatakan “Kamu telah mendengar
firman: kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku
berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu”(Mat 5:43-44).
Dari hal tersebut di
atas dapat di simpulkan:
1) Yesus menekankan
untuk tidak membalas perbuatan jahat, namum membalas perbuatan jahat dengan perbuatan baik. Inilah sikap kasih
terhadap sesama yang berdasarkan kasih terhadap Tuhan.
2) Hal yang lain adalah
Yesus tidak terlalu menekankan akan pelaksanaan hukum Taurat (lihat penjelasan
hukum taurat yang terdiri dari 3 hal disini), namun lebih kepada disposisi hati. Disposisi hati
ini sangat penting, karena apa yang ada di dalam akan terekpresi keluar,
seperti yang dikatakan Yesus bahwa dengan melihat perempuan dan menginginkannya,
seseorang sudah berzinah.
3) Bagaimana mungkin
Yesus memberikan perintah yang begitu sulit untuk dilaksanakan? Yesus telah
memampukan manusia untuk menjalankan perintah Kristus, seperti yang dikatakan
dalam kotbah di bukit, dengan memberikan
diri-Nya sendiri, sehingga melalui Kristus berkat Allah tercurah, yaitu
dalam Sakramen Baptis. Hukum yang baru yang ditetapkan oleh Kristus dinamakan “Berkat atau the law of grace”,
yang memperbaharui hukum Taurat.
4) Dari dasar ini, pada
waktu yesus mengatakan kalau kita di tampar pipi kanan, kita harus memberi pipi
kiri, harus di lihat suatu sikap hati
yang benar, bukan secara literal. Ini juga dicontohkan oleh Yesus pada
waktu Dia di tampar oleh seorang prajurit “Jikalau kata-ku salah, tunjukkan lah
salahnya, tetapi jikalau kata-ku benar, mengapakah engkau menampar Aku? (Yoh
18:23). Dari jawaban Yesus dan penderitaan yang di alami Yesus, maka kita
melihat bahwa Yesus tidak hanya memberikan perintah, namun Dia sendiri
menjalankannya, bahkan memberikan Diri-Nya melalui penderitaan dan kematian-Nya
kepada manusia yang menolak Dia, untuk keselamatan seluruh umat manusia.
Disinilah Yesus menjalankan apa yang Dia katakan “Kasihilah musuhmu dan
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat 5:44); sebab di kayu
salib-Nya, Ia-pun berdoa bagi mereka yang menyalibkan-Nya, “Ya Bapa, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tau apa yang mereka lakukan”(Luk 23:34).
0 Comments