Hidup Dalam Terang 1 Yohanes 1:7




“Tetapi jika kita hidup dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.” 1 Yohanes 1:7

Perhatikan apa yang biasa terjadi ketika aliran listrik yang ada dirumah kita mendadak terputus. Ruangan yang sebelumnya terang dan semuanya dapat terlihat jelas oleh mata, tiba-tiba saja menjadi gelap, apalagi saat itu hari sudah malam. Kita sam sekali tidak mampu melihat apa-apa. Namun ternyata itu hanya sesaat saja. Mata kita berangsur-angsu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru. Sekitar tiga atau lima menit kemudian, kita bisa melihat bayangan benda dengan batuan cahaya minim dari luar meski hanya samar-samar. Dari yang sebelumnya ragu-ragu melangkah karena takut membentur sebuah benda, kini kita berani melangkah. Beberapa menit kemudia, mata kita akhirnya beradaptasi secara penuh. Memungkinkan kita untuk dapat bergerak bebas meski saat itu gelap, apalagi mendannya juga kita sudah hafal, karena rumah sendiri.

Hidup dalam gelap memang tidak nyaman, tapi harus diakui bahwa seringkali kita sulit keluar dari dalamnya karena kita sudah terbiasa hidup di dalamnya dan hafal medannya. Nah, firman Tuhan hari-hari ini menegur kita dengan keras, bahwa sebagai orang-orang yang percaya kepada Allah, maka sudah sepatutnya pula kita hidup di dalam terang sebab Ia adalah terang. Terang dan gelap tidak bisa bercampur. Jika kita masih saja hidup dalam gelap, meski kita mengakui-Nya sebagai Allah pun, maka semuanya akan sia-sia. Untuk dapat hidup benar-benar bersatu dengan-Nya, maka kita harus benar-benar hidup dalam terang. Kita tidak hanya mengakui-Nya sebagai Tuhan, tapi juga melakukan segala sesuatu yang ada di bawah paying kebenaran.

Kunci hidup dalam terang sebenarnya sangat mudah, dan pasal ini memberikan caranya. Pertama-tama kita perlu mengaku dengan rendah hati bahwa kita ini adalah manusia berdosa, yang pasti pernah melakukan dosa. Selanjutnya, kita mohon ampun kepada-Nya atas segala dosa tersebut. Jika kedua hal ini sudah dilakukan, barulah kita dapat berusaha untuk senantiasa dapat hidup dalam terang kebenaran-Nya. Senyaman-nyamannya hidup dalam gelap, lebih nyaman hidup dalam terang kebenaran-Nya, yang memungkinkan kita untuk hidup erat, rukun satu sama lain, dan kudus (1 Yoh. 1:7).


Post a Comment

0 Comments