Surat 1 & 2 Tesalonika


“ Surat-Surat Tesalonika ”

Misi Paulus di Tesalonika

            Kota Tesalonika penting tidak hanya karena kota ini adalah ibu kota Makedonia tetapi juga karena ia terletak di Via Egnatia, jalan raya Roma menuju ke Timur. Kota ini memiliki system pemerintahan sendiri dengan para pejabat yang disebut politarch, dan memiliki koloni Yahudi, seperti dari adanya rumah ibadah Yahudi di sana (Kis. 17:1).

            Paulus bersama Silas dan Timotius mengunjungi tempat ini dalam perjalanan misi kedua. Mereka baru saja meninggalkan Filipi, tempat Paulus dan Silas sempat di penjara. Misi mereka di Tesalonika sangat berhasil dan banyak orang menjadi percaya. Di antarnya sejumlah orang Yahudi (Kis. 17:4), banyak orang Yunani yang takut akan Allah, dan tidak sedikit para perempuan penting. Dari 1 Tesalonika 1:9 kita bisa menerka bahwa sebagian besar jemaat tadinya adalah penyembah berhala yang dimenangkan dari agama kafir.

            Setelah itu Paulus pergi ke Berea. Di Berea Paulus sekali lagi harus menghadapi perlawanan orang-orang Yahudi yang berasal dari Tesalonika dan terpaksa meninggalkan kota itu. Paulus tiba di Atena, lalu bergerak ke Korintus. Sementara di Atena, ia mengutus Timotius ke Tesalonika untuk memastikan kondisi jemaat dan saat Timotius kembali dan menjumpainya di Korintus, Paulus menulis 1 Tesalonika.

1 Tesalonika

Tujuan Penulisan

            Berita yang diterima dari Timotius tidak hanya mendorong 1 Tesalonika ditulis, tetapi juga mengarahkan isinya. Berikut ini adalah tujuannya :
1.     Paulus menyatakan kepuasannya saat mendengar kemajuan jemaat, dan sukacitanya ini muncul di sepanjang surat.
2.     Ia merasa perlu menjawab tuduhan, mungkin oleh para lawan Yahudinya, bahwa ia mencari keuntungan pribadi dan bersikap pengecut (2:1-12).
3.     Ia mendorong jemaat untuk bertekun, sekalipun mereka harus menghadapi perlawanan dan penganiayaan orang Yahudi (2:14 dst).
4.     Ia menunjukkan keunggulan moralitas Kristen atas orang-orang kafir (4:4 dst).
5.     Ia membetulkan kesalah pahaman tentang parousia. Beberapa jemaat cemas akan orang yang mereka kasihi yang telah meninggal, sementara beberapa yang lain jatuh pada kemalasan, karena mereka percaya Tuhan akan segera datang.

Penanggalan
            Penanggalan 1 Tesalonika dapat cukup dipastikan karena surat ini ditulis saat Paulus berada di Korintus dan menyediakan salah satu kontak terpasti dengan kronologi skuler tentang pemerintahan Galio. Menurut prasasti Delfi, Galio menjabat sebagai gubernur pada tahun kedua belas kekuasaan tribunicial Klaudius dan setelah dua puluh enam tahun proklamasinya sebagai Kaisar. Hal ini harus terjadi sebelum Agustus 52, ketika proklamasi kedua puluh tujuh dibuat. Karena gubernur biasanya menjabat di pertengahan musim panas, maka pertengahan 52 M umumnya dianggap sebagai mulainya jabatan Galio.

Keontetikan
            Keaslian 1 Tesalonika hanya dilawan oleh kritis yang paling radikal. Baik aliran Tubingen maupun Belanda menolak kepenulisan Paulus, tetapi hanya sedikit theology modern yang melihat dasar yang memadai untuk menerima opini itu. Bukti eksternal bagi keaslian surat ini sangat kuat. 1 Tesalonika masuk dalam koleksi Marcion akan tulisan-tulisan Paulus (140 M), disebutkan dalam Kanon Muratorian (180 M), dikutip dengan menyebutkan nama Ireneaus, telah diakui keasliannya pada masa Klemens dari Alexandria dan Tertulian, dan tercantum baik di versi Latin Kuno maupun Siria Kuno.

            Bukti internal juga dengan kuat mendukung kepenulisan Paulus. Organisasi jemaat di 1 Tesalonika menunjukkan masa awal, karena satu-satunya jabatan yang tercatat disana adalah “mereka … yang memimpin kamu” (5:12). Gaya bahasanya jelas khas Paulus, sementara pokok bahasanya tidak akan bisa dipahami jika ditulis setelah kematian Paulus.

a.     Dugaan kesenjangan antara 1 Tesalonika dan Kisah Para Rasul
(i)             Priode misi Paulus. Di Kisah Para Rasul 17:2, Paulus dicatat menghabiskan tiga hari Sabat di Tesalonika sementara menurut beberapa theolog, cara Paulus memaparkan relasinya dengan jemaat Tesalonika (1Tes. 2:7-11) menunjukkan ia tinggal di sana lebih lama, khususnya karena Paulus berkata ia bekerja siang malam agar tidak menjadi beban. Selain itu, di Surat Filipi, Paulus menulis bahwa jemaat Filipi mengirim pemberian kepada Paulus mungkin lebih dari satu kali, ketika ia berada di Tesalonika.
(ii)           Komposisi jemaat. Seperti disebutkan di atas, catatan Kisah Para Rasul tidak memasukkan orang kafir sebagai petobat, sementara menurut 1 Tesalonika, sebagian besar jemaat adalah orang non-Yahudi. Tetapi kesenjangan ini tidak rill. Paulus memang menyurati mereka seolah mereka adalah orang non-Yahudi 1:9, 2:14; 4;1-5), tetapi sejumlah besar orang Yunani takut yang takut akan Allah di Kisah Para Rasul 17:4 bisa masuk ke dalam kategori ini.

(iii)       Pergerakan Timotius dan Silas. Keberatan ini bahkan lebih kurang berbobot. Menurut Kisah Para Rasul 18:5, kedua rekan ini bergabung kembali dengan Paulus di Korintus, tetapi di 1 Tesalonika 3:1 dst., Timotius telah bersama Paulus di Atena. Tetapi hal ini sama sekali tidak menyulitkan karena menurut Kisah Para Rasul 17:15, Paulus menantikan keduanya di Atena.

b.     Dugaan penyisipan Bahan yang Tidak Ditulis oleh Paulus
Ada berbagai teori tentang bagian 1 Tesalonika yang dianggap tidak ditulis oleh Paulus, khususnya 1 Tesalonika 2:13-16. Keberatan utamanya, bagian ini dianggap menunjukkan situasi sejarah yang baru terjadi setelah jatuhnya Yerusalem dan menunjukkan polemik anti-Yahudi. Teori penyisipan ini didukung oleh beberapa theolog, sebagian besar karena analisis gaya sastra.

      Belakangan ini, keaslian 1 Tesalonika 5:1-11 juga terus diserang. Karena kosakata dan tema bagian ini tidak khas Paulus, makan bagian ini dianggap pasti ditulis oleh orang lain dan kemudian di sisipkan ke dalam 1 Tesalonika. Tuduhan ini tidak banyak didukung dan ada alasan yang kuat untuk menegaskan keasliannya.

c.     Teori Penyusunan
Ada beberapa usaha yang melihat 1 Tesalonika sebagai hasil penyusunan. Menurut salah satu teori, surat ini awalnya terdiri dari dua surat yang kemudian disatukan, sementara teori lain menganggap 1 Tesalonika terdiri dari empat surat. Kelemahan dari semua teori kompilasi ini adalah tidak adanya bukti tekstual apapun, dan analisis yang didasarkan pada perbedaan gaya sastra sangat bersifat subjektif. Perlu selalu diingat bahwa untuk menyerang sejarah tekstual dan sejarah tardisional yang panjang akan kesatuan surat Tesalonika, bukti yang ada perlu bersifat tidak dapat dibantah, dan tidak dapat diklaim bahwa kualitas bukti seperti ini telah berhasil dicapai.

2 Tesalonika

Keaslian
      Karena 2 Tesalonika lebih banyak dibantah dibandingkan 1 Tesalonika, dan karena relasi di antara keduanya perlu dibahas, maka tujuan penulisan dan penanggalan 2 Tesalonika akan kita bahas setelah masalah-masalah ini selesai. Bersama 1 Tesalonika, surat ini diserang oleh aliran Tubingen, dan pengaruh kritik mereka masih tampak dalam cara pandang banyak theology modern. Meski sebagian besar menerima keaslian 2 Tesalonika, ada beberapa theology yang masih membelanya.

      Bukti eksternal bagi 2 Tesalonika lebih kuat dibandingkan 1 Tesalonika, karena surat ini tidak hanya masuk dalam Kanon Marcion dan daftar Muratorian serta disebutkan namanya oleh Irenaeus, tetapi juga dikenal oleh Ignatius, Justin Martir, dan Polikarpus.

      Meskipun bukti ini menolong meyakinkan kita untuk menyimpulkan bahwa orang-orang Kristen paling awal menganggap 2 Tesalonika asli tulisan Paulus. Namun ada beberapa theolog yang menganggap bukti internal 2 Tesalonika mementahkan tradisi ini. Berikut ada empat dasar yang dikemukakan.

a.     Eskatologi
Menurut sebagian theolog, pendekatan Parousia 2 Tesalonika berbeda dari 1 Tesalonika. Eskatologi 2 Tesalonika tidak sesegera 1 Tesalonika, karena beberapa peristiwa harus terlebih dahulu terjadi. Beberapa kritik yang lebih awal mencoba memperbesar kesulitan ini dengan menduga bahwa “manusia durhaka” 2 Tesalonika harus disamakan dengan Nero Redivius, sehingga surat ini tidak bisa ditulis lebih awal dari satu atau dua decade sebelum abad pertama dan terlalu jauh untuk bisa ditulis Paulus.

b.     Perubahan Nada
2 Tesalonika dianggap lebih formal dan dingin dibandingkan 1 Tesalonika, yang dikenal kehangatannya. Jika surat pertama Paulus berkata “kami mengucap syukur kepada Allah” (1 Tes. 1:2), maka di surat kedua ia berkata kami wajib … mengucap syukur kepada Allah” (2 Tes. 1:3; 2:13), dan bahkan “kami memerintahkan kamu” (2 Tes. 3:6 ). Paulus menghadapi situasi yang berbeda dan mungkin menulis dalam suasana hati yang sangat berbeda.

c.     Pembaca
Seperti yang telah kita lihat di 1 Tesanolika, Paulus khususnya menulis bagi orang non-Yahudi, sementara menurut beberapa theolog, 2 Tesalonika mengasumsikan pengetahuan Perjanjian Lama yang lebih besar (bdk. 1:6-10; 2:1-12). Tetapi tidak ada bahasan di 2 Tesalonika yang tidak bisa dipahami oleh orang non-Yahudi. Kisah Para Rasul menunjukkan cita rasa Perjanjian Lama bahkan diantara orang non-Yahudi.

d.     Keserupaan
Mengapa Paulus harus menulis dua surat yang begitu berdekatan? Mengapa urut-urutan dan keserupaan bahasanya sangat dekat? Bisakah orang seperti dia mengulangi tulisan seperti ini? Berdasarkan pertimbangan ini, beberapa penulis menyimpulkan bahwa 2 Tesalonika ditulis oleh seorang peniru. Tetapi seperti yang telah Neil tunjukkan dengan tepat, keberatan ini mengasumsikan kemustahilan psikologis bahwa seseorang tidak dapat menulis dua surat seperti itu bagi jemaat yang sama.

e.     Penjelasan yang Diusulkan
Meski semua keberatan di atas tidak memiliki subtansi yang sejati, beberapa theolog menggap semua ini menginzinkan mereka mengusulkan alternative bagi penulis 2 Tesalonika.

Urut-urutan Surat

            Asumsi tradisional bahwa 2 Tesalonika ditulis setelah 1 Tesalonika masih luas di terima hari ini, tetapi beberapa theology menegaskan bahwa pembalikan urut-urutan akan menyelesaikan beberapa kesulitan yang ada. Alasan utama mereka dapat dikumpulkan sebagai berikut.
1.     Urut-urutan taradisional tidak terkait dengan surat mana yang terlebih dahulu ditulis; surat yang lenih panjang akan ditempatkan lebih awal. Tetapi dugaan ini tidak sah karena Kanon Marcion yang tidak diatur berdasarkan pertimbangan panjang, juga memberikan urut-urutan yang sama.
2.     Isi 1 Tesalonika tidak membangkitkan kesalahpahaman yang kemudian di jawab di 2 Tesalonika. Tetapi menurut 2 Tesalonika 2:5 dan 3:10, yang disalahpahami oleh jemaat mungkin adalah nasihat lisan Paulus.
3.     Eskatologi 2 Tesalonika disebut lebih “mentah dan Yudaistik” dibandingkan 1 Tesalonika. Kita telah melihat kekeliruan dalam pembedaan seperti ini. selain itu, sulit membayangkan Paulus akan mengubah konsep eskatologi dalam singkatnya waktu yang memisahkan kedua surat itu.
4.     Di 1 Tesalonika, kesulitan yang dihadapi sudah berakhir sementara di 2 Tesalonika, kesulitan ini masih ada. Tetapi salah satu tujuan ditulisnya 1 Tesalonika adalah untuk memberikan dorongan, sehingga masih ada kemungkinan terjadi kesulitan di masa depa.

Kondisi dan Tujuan Penulisan

            Dengan mengasumsikan urutan tradisional benar, kita dapat menyimpulkan bahwa 1 Tesalonika tidak seefektif harapan Paulus dalam menyelesaikan masalah kemalasan dan telah muncul pemahaman baru tentang parousia. Bisa jadi jemaat Tesalonika telah menerima surat yang memalsukan nama Paulus, yang isinya mengklaim hari Tuhan telah tiba (bdk. 2 Tes. 2:2) dan hal ini jelas perlu dikoreksi. Pemalsuan ini juga bisa menjelaskan tanda tangan pribadi (3:17). Di lain pihak, agak sulit memahami ada orang Makedonia yang berani memalsukan nama Paulus sementara Paulus masih melayani di provinsi perbatasan.
Penanggalan

            Surat kedua harus ditulis segera setelah surat pertama karena surat ini hampir pasti mendahului kunjungan Paulus berikutnya ke Tesalonika (Kis. 20:1 dst). Disepanjang priode ini, Korintus merupakan satu-satunya tempat Paulus bertemu dengan Timotius dan Silas, dan masuk akal untuk menyimpulkan 2 Tesalonika ditulis dari sana. Beberapa theolog membantah pendapat ini dan menganggap Efesus juga sesuai dengan bukti yang ada. Tetapi di Kisah Para Rasul 19 tidak disebutkan tentang Silas ada di Efesus, dan di sana Timotius disebutkan bersama dengan Erastus (ay. 22).  Mereka yang menolak keaslian 2 Tesalonika wajib menganggap surat ini ditulis lebih kemudia, meskipun karakter theology yang relative awal tidak mungkin surat ini ditulis lama setelah kematian Paulus.
Garis Besar 1 Tesalonika

            Adapun garis besar dalam Kitab 1 Tesalonika adalah sebagai berikut :
1.     Pendahuluan (1:1)
2.     Syukur dan pujian (1:2-3:13)
3.     Nasihat mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen (4:1-12)
4.     Penjelasan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya (4:13-5:11)
5.     Nasihat-nasihat terakhir (5:12-22)
6.     Penutup (5:23-28)
Ayat-ayat terkenal

            Berikut adalah ayat-ayat terkenal dari 1 Tesalonika :
1.     1 Tesalonika 2:17 Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh dimata, tetapi tidak jauh dihati, sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu.
2.     1 Tesalonika 4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meniggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
3.     1 Tesalonika 5:16-18 Bersukacitalah senantiasa. (5:17) Tetaplah berdoa. (5:18) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Kelebihan dan Kekurangan

            Kedatangan Tuhan Yesus Kristus kembali kedunia ini adalah fokus utama Paulus dalam suratnya ke jemaat Tesalonika. Hal ini tidak mengherankan, jikalau kita teringat sebab-sebabnya Paulus mengarang surat ini. Tidak dapat tidak bahwa kesukaran, yang dialami di dunia ini mengantar pikiran orang saleh kepada saat yang berbahagia. Dalam hal ini, Kristus menyatakan diri-Nya dalam segala keagungan dan kekuasaan-Nya. Apalagi Paulus merasa dirinya wajib memperbaiki anggapan-anggapan yang salah tentang zaman akhir pada saat itu.

            Namun, ini bukan berarti bahwa rasul Paulus bermaksud memberikan suatu eskatologi yang lengkap dan teratur. Paulus tidak menganjurkan suatu filsafat sejarah dan tidak juga mengembangkan pikiran manusia tentang keadaan alam semesta. Dia malah menjelaskan tentang penyataan Allah sendir, yang diakui dan sah oleh iman dan yang sangat besar artinya bagi jemaat Kristus.

            Oleh karena itu, apa yang dikatakan Paulus dalam surat ini tentang pengharapan jemaat Kristen akan penggenapan segala janji Tuhan pada kesudahan alam, semuanya itu tak boleh dipandang sebagai ramalan atau alasan pelbagai perhitungan saja. Maksud Paulus tidak lain hanyalah untuk menunjukkan kepada jemaat kepastian dan kesempurnaan keselamatan yang sudah disediakan baginya. Kepercayaan kepada Hari Tuhan itu seharusnya merupakam sumber penghiburan, kekuatan, kegembiraan dan ketabahan hati bagi jemaat dalam sengsaranya. Pengharapan akan parousia segera memenuhi batin orang Kristen dengan terang dan pengharapan, yang tidak diberikan oleh dunia ini, dan akan memberikan kekuatan kepada segenap kehidupan jemaat selama masih berjuang di bumi.

Post a Comment

0 Comments