“Surat Kolose”
Asal Mula Jemaat Kolose
Kota
Kolose terletak di Lembah Likhus, di anak sungai Meandar, suatu distrik
pegununggan yang indah sekitar seratus mil dari pedalaman Efesus. Secara
kepentingan, kota ini dibayang-bayangi oleh kota-kota tetangga seperti Laodikia
dan Hierapolis, yang di dalamnya juga terdapat jemaat Kristen (Kol. 4:13).
Paulus tidak pernah mengunjungi komunitas Kristen di Kolose karena ia berkata,
“kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus” (1:4) dan “aku mau,
supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan
untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku
pribadi” (2:1). Epafraslah yang tampaknya memperkenalkan Paulus kepada “kasihmu
(jemaat Kolose) dalam Roh” (1:8).
Surat
Paulus kepada jemaat di Kolose adalah satu kitab dalam Alkitab Kristen yang
merupakan surat dari rasul Paulus kepada jemaat di Kota Kolose, yaitu sebuah
kota di Asia Kecil, sebelah timur kota Efesus. Surat ini diyakini ditulis pada
musim panas (antara bulan Juni- September) tahun 58 M. pendapat lain memberi
perkiraan tahun 57-59, atau tahun 56-58.
Dari
rujukan kepada Epafras, masuk akal untuk menduga jemaat Kolose berdiri sebagai
buah pelayanannya. Di 1:7, Paulus berkata, “semuanya itu telah kamu ketahui
dari Epafras, kawan pelayanan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan
Kristus yang setia,” yang menunjukkan bahwa Epafras bertanggung jawab untuk
mendidik mereka. Di 4:12-13, Epafras di sebut “seorang dari antaramu” yang
berarti ia adalah orang Kolose, dan Paulus menyaksikan susah payahnya bagi
jemaat di kotanya dan bagi orang Kristen Lembah Likhus. Meskipun tidak ada
peryataan pasti, kemungkinan kuat Epafras bertobat sebagai buah pelayanan
Paulus di Efesus (bdk. Kis. 19:10). Rumusan seperti ini akan menyediakan alasan
yang mengagumkan tentang mengapa Epafras mencari Paulus yang sedang dipenjara.
Bisa
jadi ia sebelumnya sudah pernah berkontakan dengan Paulus dalam hal urusan
gereja dan menaggap Kolose berada dalam yuridiksi misi Paulus. Paulus
mengasumsikan posisi otoritas saat menulis, meski ia belum bertemu mereka
secara pribadi. Ia tidak ragu bahwa jemaat Kolose telah diajar dengan baik
dalam iman Kristen (2:6) dan ia percaya kepada Epafras yang ia sebut sebagai
“pelayan Kristus yang setia” (1:7).
Peristiwa
Salah
satu alasan perjalan Epafras ke Roma dan kerelaannya untuk sementara waktu
mendampingi Paulus di penjara (di Flm. 23 ia disebut sebagai “temanku
sepenjara”) adalah keinginannya untuk memberi tahu Paulus tentang kemajuan
Injil di Lembah Likus guna menguatkan hati sang rasul agung itu. Tetapi alasan
utamanya juga untuk mendapatkan nasihat untuk menghadapi bidat berbahaya yang
muncul di Kolose dan mengancam keamanan jemaat. Epafras mungkin tidak bisa
menjawab argumentasi mereka yang terlihat bagus sehingga direndahkan oleh pemimpin
dari guru-guru palsu itu dan memerlukan hikmat yang lebih besar dari Paulus.
Bidat
sebutan
bidat bagi ajaran palsu di Kolose telah dilawan, karena Paulus dianggap sedang
mempersiapkan jemaat Kolose untuk menahan tekanan masyarakat sekitar tanpa
memikirkan garis pengajaran tertentu. Tetapi lebih mungkin Paulus sedang
menghadapi situasi yang spesifik dan akan memudahkan jika kita menyebut situasi
ini sebagai bidat. Tidak mudah untuk merekontruksi apa persisnya ajaran bidat
ini karena satu-satunya data yang kita miliki adalah rujukan tidak langsung di
dalam pernyataan doktrin yang dimaksud untuk melawan bidat ini.
Kristologi
Jelas
bahwa dalam beberapa hal pengajaran sesat ini merendahkan pribadi Kristus,
karena Paulus sangat meninggikan keutamaan Kristus (1:15-19). Kencendrungan ini
akan berkembang penuh dalam Gnostikisme abad kedua.
Karakter Filsafatnya
Paulus
secara khusu mempringatkan jemaat tentang “filsafat yang kosong dan palsu”
(2:8), yang menunjukkan bahwa sebagian jemaat Kolose condong tertarik olehnya.
Tidak dapat dipastikan dalam pengertian apa Paulus memaknai kata “filsafat,”
tetapi hal ini umumnya dianggap menunjuk pada unsur Yunani. Pemakaian istilah pleroma (“kepenuhan”) di 1:19, gnosis
(“pengetahuan”) di 2:3 dan apseidia
somatos (“menyiksa diri”) di 2:23 bisa jadi berasal dari latar belakang
umum yang sama. Semua istilah ini bisa dipakai dalam gnostikisme abad kedua
Ayat-ayat Terkenal
1. Kolose
3:17 Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,
lakukanlah semuanya itu dalam nama tuhan Yesus, sambal mengucap syukur oleh Dia
kepada Allah, Bapa kita.
2. Kolose
3:23 Apakah juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Lingkungan Yahudinya
Banyak
unsur Yahudi dalam Surat Kolose. Yang paling menyeluruh adalah rujukan kepada
sunat (2:11, 3:11), yang bagi Paulus perlu diletakkan pada prespektif Kristen
yang benar. Peringatan akan “tradisi” manusia (2:8) amat tepat untuk menegur
kecondongan khas Yahudi untuk melapisi hokum Taurat dengan tradisi tua-tua,
tetapi hal ini juga bisa dipahami sebgai tradisi non-Yahudi yang terkait dengan
filsafat.
Penyembahan kepada Malaikat
Menurut
pemikiran Yahudi, malaikat menjalankan fungsi pertama dalam kaitan dengan
Taurat, meskipun tidak ada bukti orang Yahudi menyembah mereka. Bisa jadi
beberapa guru dengan berlatar belakang Yahudi menjadikan para agen perantara
itu sebagai objek penyembahan.
Unsur Dunia
Unsur
atau stoicheia ini bisa dipahami dalam du acara, sebagai roh-roh dasar atau
sebagai suatu pengajaran dasar. Meskipun tidak ada jaminan bagi arit pertama,
namun banyak penafsir menganggapnya lebih mungkin bagi konteks Surat Kolose.
Dalam kasus ini, stoichea akan
berarti roh dunia yang sangat kuat, yang pada waktu itu luas dipercayai
mengendalikan urusan dunia natural.
Kelebihan
Surat
Paulus untuk jemaat Kolose menggambarkan secara keseluruhan pemahaman teologi
untuk menolong pembacanya menemukan manusia yang asli dan kematangan spiritual
yang sesuai dengan keinginan Tuhan untuk umat-Nya. Tuhan itu memberikan
penghakiman yang adil dan bijaksana. Dia mengutus anaknya untuk mencapai
pendamaian. Yesus yang menangani dosa manusia dengan mati di kayu salib agar
kehidupan yang diberikan kepada umat-Nya. Hidup umat yang benar yang
diungkapkan melalui hidup yang benar. Hal ini ditunjukkan melalui ungkapan iman
percaya mereka dan dengan dibatis di dalam Yesus Kristus. Paulus di dalam suratnya
ini pada intinya hendak menyuarakan pemahannya akan beberapa tema teologi
terbesar.
Adanya makna yang ditujukan kepada
gereja. Roh Kudus dan gereja terletak jejak-jejak yang dapat membantu pemahaman
tentang bagaimana membawa pesan teks kuno ke dalam situasi sekarang ini. Paulus
bermaksud agar suratnya dibaca di dalam gerjea (4:16). Hal ini mengingatkan
gereja bahwa gereja tidak dapat memahami surat-surat Paulus tersebut secara
murni. Setiap orang Kristen yang dewasa bertanggung jawab terhadap iman percayanya.
Tetapi kebenaran Kristen tetap menjadi milik bersama.
Paulus menulis surat ini untuk
memastikan jemaat di Kolose adalah warga Kerajaan Allah. Tidak ada keraguan
atas pernyataan ini menjadi bukti iman kepada Kristus. Menurut Paulus, gereja
adalah tubuh Kristus dan memiliki tugas untuk bersaksi bagi dunia tentang
Kerajaan Allah.
0 Comments