TEKS,NAMA,TEMPAT, DAN ISI KITAB YOSUA
Teks Ibrani Kitab Yosua umumnya masih dalam keadaan
yang baik. Agak jarang perlu dipakai konyektur-konyektur (yakni saran-saran
untuk memperbaiki teks yang rusak). Namun, kadang kala terjemahan Septuaginta
menyimpang dari teks Masoret. Mengenai detail-detailnya, silahkan liat
tafsiran.
Nama
kitab ini adalah Yosua, atau Yehosyua dalam bahasa Ibrani, artinya “Tuhan
(YHWH) adalah pertolongan”. Nama ini tepat karena memang Yosua memainkan
peranan penting dalam kitab ini. Dalaam kanon Perjanjian Lama, Kitab Yosua
adalah kitab yang pertama dari bagian nabi-nabi yang dahulu, yang mula-mula
(lihat D.C Mulder; pembimbing kedalam Perjanjian Lama) [BPK Gunung Mulia,
Jakarta: 1963] hlm 76). Haal inin menurut pembagian Perjanjian Lama yang
dipakai orang-orang Yahudi. Menurut mereka, Kitab Yosua adalah profetis atau
bersifat kenabian. Memang jelas sekali bahwa kitab ini tidak memuat sutu
penulisan sejarah seperti lazimnya pada zaman kita kini. Semua peristiwa yang
diceritakn dalam Kitab Yosua selaulu di pandang dalam terang maksud Tuhan serta
tindakan-Nya (lihatp poin 4).
Tentang
isinya, Kitab Yosua dapat di bagi atas tiga bagian besar.
Bagian I. pembertiaan tanah suci, pasal 1-12.
Bagian II. Pembagian tanah suci, pasal 13-21.
Bagian III. Kehidupan di tanah suci, pasal 22-24.
Dalam
bagian I diceritakan bahwa Yosua menerima perintah Tuhan untuk menyebrangi
Sugai Yordan (1:1-11). Seluruh bangsa Israel harus ikut serta (1:12-18). Dua
orang terlebih dulu di utus untuk mengintai kota Yherikho (2). Kemudian, sungai
Yordan disebrangi (3,4). Sesudah itu, umat Israel di sunat dan hari Paskah
dirayakan di Gilgal (5:1-12). Kota Yerikho jatuh, berkat pertolongan Tuhan
(5:13-6:27). Dan masih banyak lagi.
Bagian
ke II memberitakan lebih dulu tentang pembagian tanah di sebelah timur sungai
Yordan yang telah terjadi pada zaman Musa (13). Secara khusus diterangkan
tentang perebutan kota Hebron oleh Kaleb (14). Kemudia diuraikan tetang wilayah
suku Yehuda (15), suku-suku Efraim dan manasye (16-17) dan suku-suku lain
(18,19). Bagian ini berakhir dengan keterangan tentang kota-kota perlindungan
(20) dan kota-kota untuk Lewi (21). Dengan ini seluruh tanah suci telah dibagi
dan tiap-tiap suku ditunjuk tempatnya masing-masing.
Bagian
ke III merupakan suatu bagian tambahan, yang berisi petunjuk-petunjuk tentang
syarat hidup yang harus dipenuhi bangsa Israel di tanah suci. Umat Israel harus
bersatu (22); umat Israel harus menaati segala perintah Tuhan (23); dan umat
Israel memilih Tuhan serta menolak segala allah (ilah) lain (24:1-28). Bagian
ini berakhir dengan suatu berita mengenai tiga tempat kuburan (24:29-33).
TERJADINYA
KITAB YOSUA
Walaupun susunan Kitab Yosua dalam garis besarnya
teratur sekali, kitab ini tidak dikarang sekaligus. Terjadinya Kitab Yosua
melalui suatu perkembangan yang lama. Hal itu sudah jelas karena dalam banyak
pasal ada beberapa benang cerita yang dijalin. Contonya dalam pasal 2:15-21;
pasal 3 dan 4; pasal6; pasal 8:12,13; pasal 9:6b,7; pasal 10; pasal 22:7,8;
pasal 24(silahkan lihat tafsiran). Jelas juga bahwa ikhtisar tentang pembagian
tanah suci dalam pasal 13-19 setidaknya memakai tiga macam bahan yang berbeda-beda.
Menurut teori sumber-sumber; Pentatukh terjadi dalam
empat sumber; yang diberi nama Yahwist(Y), Elohist (E), Deutronomis (D) dan
Priest/Imam (P) (bnd.D.C Mulder; pembimbing ke dalam perjanjian lama, poin 7).
Banyak ahli yakin bahwa keempat sumber itu juga dipergunakan oleh pengarang
atau penyusun (redaktur) Kitab Yosua. Menurut saya, teori sumber-sumber itu
memang tidak dapat dipakai untuk menjelaskan Kitab Yosua. Namun tidaklah
mungkin menghubungkan tradisi-tradisi intu menjadi suatu sumber yang kontinu.
Jadi, jik misalnya dalam suatu pasal tradisi a dan b dijalin, dan dalam lain
pasal c dan d, tidaklah mungkin untuk menganggap a-c atau b-d sebagai suatu
sumber-sumber tertentu, entah J, E, atau P. Dalam hal ini hanya ada satu
pengecualian. Dalam seluruh Kitab Yosua kita menemukan bagian-bagian dalam
ayat-ayat yang berjiwa Deutronomistis, atau dengan kata lain yang sejiwa dengan
Kitab Ulangan.
AMANAT
KITAB YOSUA
Pembicaraan tentang terjadinya Kitab Yosua menurut
fase-fasenya memanglah perlu karena dapat membantu saya dalam penafsiran. Akan
tetapi, sekali-kali tidak boleh dilupakan bahwa sejarah terjadinya Kitab Yosua
menghasilkan buku tertentu dengan teks itulah yang harus saya tafsirkan dan
dengarkan amanatnya. Apakah pentingnyaa amanat Kitab Yosua untuk jemaat saat
ini? Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa di bawah pimpinan Yosua
umat Israel menerima tanah suci sebagai tempat sementara untuk kerajaan Allah
di dunia ini. Perhatikanlah kesejajaran antara perjuangan umat Israel dan
perjuangan kita. Pada dasarnya Tuhan telah menghalaukan dan memusnahkan segala
musuh umat Israel; begitu juga pada dasarnya, Tuhan Yesus telah mengalahkan
segala musuh Kerajaan Allah. Akan tetapi, masih ada sisa bangsa kafir, masih
ada sisa pengaruh Iblis. Tuhan Yesus akan membantu kita untuk mengatasi sisa
perlawan itu, seperti Tuhan Yesus akan membantu umat Israel. Hanya satu
syaratnya: kita harus tetap berpaut kepada Tuhan, kesetiaan Tuhan harus
disambut dengan kesetiaan kita. Maka, berdasarkan pertolongan Tuhan pada zaman
yang lampau, kita boleh mengharapkan pertolongan Tuhan pada zaman yang akan
datang.
TAFSIRAN BAGIAN 1 “PEMBERIAN TANAH SUCI” (PASAL 1-2)
1:1-11.
Perintah Tuhan Kepada Yosua untuk Merebut Tanah Suci
dalam bagian ini diletakkan dasar kepercayaan untuk seluruh Kitab Yosua.
Jiwa bagian ini jelas sesuai dengan jiwa Kitab Ulangan (Deutronomistis; lihat
keterangan tentang ayat 8). Hendaknya pembaca selalu ingat bahwa Kita Yosua
adalah sejarah yang bersifat khotbah atau sejarah “kerugmatis” (dari istilah kerugmaa, yang berarti “kabar”,
“khotbah”).
Bagian
ini menjelaskan bahwa perebutan tanah suci oleh umat Israel di bawah pimpinan
Yosua terjadi karena pemberian Tuhan sesuai janji-janji-Nya kepada nenek moyang
Israel dan kepaada Musa. Kepada Yosua janji Tuhan dengan teguh hati dan jangan
menyimpang dari pentunjuk-pentunjuk Taurat.
1:12-18.
Seluruh Israel Harus Ikut Serta dalam Perebutan Tanah Suci
Dalam ayat-ayat ini sekaali lagi kita melihat tindakan Tuhan, yang
mengaruniakan tanah suci itu dan tindakan umat Israel, yang harus
memperjuangkannya. Seluruh Israel, di bawah pimpinan satu orang, yaitu Yosua,
akan dikaruniai tanah suci dan wajib memperjuangkan tanah suci itu. Pandangan
itu menjadi dasar untuk seluruh Kitab Yosua. Dalam pasal 1:12-18 dipentingkan
solidaritas (kesetiakawanan) antara suku-suku bangsa Israel satu sama lain, dan
antara umat Israel dengan pemimpinnya.untuk bangsa Israel inilah perlu suatu
amanat supaya jangan mereka terpecah belaah. Untuk Gereja Kristen amanat itu
berisi seruan supaya bersatu dengan Gereja yang aman dan tentram, memperhatikan
Gereja lain yang masih ditengah-tengah perjuangan. Seluruh kerajaan Allah harus
diperjuangkan oleh seluruh umat Kristen. Namun, harus diingat bahwa seluruh
kerajaan Allah adalah juga karunia Allah semata. Sepeti Yosua memimpin umat
Israel masuk ke tanah suci begitupun Tuhan Yesus memimpin kita masuk ke
kerajaan-Nya yang suci.
2:1-24.
Pengintai-Pengintai di Yerikho
Cerita
tentang kedua pengintai itu ditempatkan di sini untuk menjelaskan dua hal. Pertama, redaktur ingin menerangkan
tetang keduduka Rahab sekeluarga di tengah-tengah bangsa Israel. Kedua, redaktur mementingkan “kengerian
Tuhan yang telah menghinggapi orang-orang bangsa Kanaan” (ayat 9, 24. Lihat
tafsiran tentang ayat 1a). menurut pasal 1, hati Yosua diteguhkan oleh firman
Tuhan dan kesediaan umat Israel seluruhnya, sekarang diteguhkan lagi oleh
berita tentang ketakutan bangsa Kanaan. Umat Tuhan tak usah takut untuk
memasuki kerajaan Tuhan. Musuh-musuh, bagaimanapun kuatnya dan banyaknya, tidak
berdaya apa-apa mengahadapi kekuatan Tuhan.
3:1-5:1.
Menyebrangi Sungai Yordan
Dalam tradisi bangsa Israel, penyebrangan Sungai Yordan itu adalah hal
yang penting sekali, walaupun kalah pentingnya dengan keluaran dari Mesir. Peenyeberangan
itu digambarkan sebagai tidakah Tuhan semata-mata, bangsa Israel sendiri tidak
berjasa apapun, kecuali percaya dan menerima. Memang begitulah sifat Kerajaan
Allah, yaitu suatu karunia yang dibuka pintu masuknya oleh Allah sendiri.
Sering kita temukan gambaran seakan-akan Sungai Yordan mengibaratkan sungai
maut, yang harus disebrangi orang sebelum masuk ke surga. Akan tetapi, gambaran
itu tidak tepat. Tanah suci tidak mengibaratkan surge, tetapi kerajaan Allah,
bahkan tanah suci merupakan perwujudan Kerajaan Allah pada zaman PL.
5:2-12.
Penyunatan dan Hari Raya Paskah di Gilgal
Sesudah umat Israel memasuki negeri suci itu, persekutuan Tuhan dengan
umat-Nya diperbaharui dengan mengadakan penyunatan sebagai tanda persekutuan
tersebut. Kemudian hari raya Paskah dirayakan sebagai peringatan akan kebebasan
bangsa Israel dari Mesir. Kebebasan itu sekarang sudah mencapai puncaknya: umat
Israel sudah tiba di tanah suci dan sudah makan hasil negeri itu. Perjuangan
untuk mendirikan Kerajaan Allah adalah perjuangan Tuhan sendiri. Umat Tuhan
tidak usah memperjuangkannya dengan kekuatannya sendiri, cukuplah menikmati
hasil-hasil tinddakan-tindakan Tuhan. Untuk orang percaya perjuangan itu adalah
suatu pesta, suatu kegembiraan. Yang tinggal sekarang hanyalah membersihkan
negeri suci dari kuasa-kuasa kekafiran. Dengan pertolongan Tuhan itu akan
segera dimulai.
5:13-6:27.
Jatuhnya Kota Yerikho
Kota Yerikho adalah benteng perlawanan yang paling kuat, yang dihadapi
umat Tuhan dalam menduduki tanah suci. Secara manusiawi tidak ada harapan untuk
merobohkan benteng itu. Akan tetapi, Tuhan sendiri bertindak, dan dari pihak
bangsa Israel hanya dituntut supaya percaya. Perjuangan Tuhan memakai bentuk pesta
liturgis untuk bangsa Israel. Orang percaya tidak usah takut terhadap
perlawanan yang menentang kerajaan Allah. Tuhan sendiri sudah bertindak dan
akan bertindak lagi. Akhirnya perlawanan itu akan dilenyapkan. Keterangan dalam
Wahyu 18 mengenai jatuhnya kota Babel yang besar itu boleh dibandingkan dengan
jatuhnya kota Yerikho dalam Yosua 6.
7:1-26. Dosa
Hukuman Akhan
Cerita tentang dosa Akhan ada banyak kesamaan dengan cerita mengenai
Ananias dan Safira dalam Kisah Para Rasul 5. Dalam KPR 5 pun umat Tuhan baru
saja memulai masa baru, dan justru karena itu dosa Ananias dan Safira dihukum
dengan berat sekali. Suatu penyelewengan pada permulaan masa baru adalah berat
karena dapat mempunyai pengaruh yang jauh sekali. Demikian pula dosa Akhan:
baru saja umat Israel menginjak tanah suci dan baru saja Tuhan berbuat
keajaiban besar; lalu Akhan melanggar perjanjian Tuhan. Akhan merupakan
kebalikan dari Rahab. Padalah, Rahab, orang bangsa asing itu, mengakui Tuhan
dengan mencari perlindungan kepada Tuhan. Perlu diperhatikan juga, dengan
pertolongan Tuhan benteng yang besar dan kuat seperti Yerikho mudah direbut.
Namun, tanpa pertolongan Tuhan kota kecil seperti Ai (7:3) tidak dapat
dikalahkan umat Tuhan.
8:1-29. Kota
Ai Direbut
Dalam berita tentang perebutan Negara suci, hanya tentang dua kota yang
ceritanya dipanjang lebarkan, yaitu kota Yerikho dan Ai. Tentang Yerikho, kota
itu merupakan kota kunci dan ibarat pertentangan orang-orang kafir terhadap
Tuhan. Tentang Ai, kota itu diberitakan dengan panjang lebar karena harus
menjadi jelas bahwa perjuangan dalam kerajaan Allah hanya berjalan baik jika
orang-orang percaya menyerahkan diri seratus persen kepada pimpinan Tuhan.
BAGIAN
II
PEMBAGIAN
TANAH SUCI (Pasal 13-21)
Pendahuluan
Pasal 1-12 telah memberikan bahwa Yosua berhasil
merebut seluruh tanah Kanaan serta mengalahkan segala rajanya. Pasal 13-21
menerangkan bagaimana tanah suci dibagi-bagikan kepada kedua belas suku bangasa
Israel. Kita tahu dari bahan-bahan lain dalam Kitab Suci bahwa sebenarnya tanah
Kanaan tidak sekaligus direbut oleh bangsa Israel. Batas-batas tanah kepunyaan
masing-masing suku sering lebih bersifat “klaim” dari pada kenyataan. Sering
kali pengarang menganggap keadaan yang jauh lebih kemudian (misalnya pada zaman
kerajaan Israel Raya di bawah Raja Daud) seakan-akan telah ditentukan pada
zaman Yosua.
Dalam bagian ini umumnya kita menemukan tiga macam
bahan.
A. Keterangan-keterangan
mengenai tanah suku-suku menurut batas-batasnya (di bawah disebut: daftar batas)
B. Keterangan-keterangan
mengenai tanah suku-suku menurut kota-kotanya (di bawah disebut: daftar kota).
C. Keterangan-keterangan
mengenai perebutan tempat-tempat tertentu atau tempat-tempat yang tidak jadi
direbut orang Israel.
13:1-7.
Daerah-Daerah yang Belum Direbut
Dalam ayat-ayat ini dapat kita bedakan dua bagian yaitu, yaitu ayat 1
dan 7 dengan ayat 2-6. Menurut ayat 1 dan 7 masih ada banyak bagian dari negeri
Kanaan yang belum diduduki, tetapi sekarang Yosua diberi tugas untuk membagikan
negeri Kanaan kepada Sembilan setengah suku. Akan tetapi, ayat 2-6 menyinggung
hal lain, yaitu tentang tanah yang belum direbut. Disini, pengarang mendasarkan
uraiannya pada keadaan kerajaan Isral pada zaman Raja Daud dan Raja Salomo
(bnd. 1:4). Kemudian diterangkan bahwa Tuhan akan menghalau orang-orang kafir
dari daerah-daerah yang belum direbut juga.
Dalam
pasal 13;1-7 kita menemukan dua macam bahan. Pertama,bangsa Israel diberi perintah untuk menduduki tanah suci. De jure tanah itu sudah menjadi milik
mereka; sekarang perlu direalisasikan secara de facto. Begitu juga dalam zaman Perjanjian Baru, secara de jure seluruh muka bumi menjadi
wilayah kerajaan Allah. Pengarang memakai gambaran “ideal”, sebgaimana menjadi
kenyataan pada zaman Raja Daud (bnd.1:4; 11:17; 12:7). Pada waktunya,
daerah-daerah itu pun akan direbut, bukan karena kegiatan orang-orang Israel,
melainkan atas usaha Tuhan sendiri (13:6b)
13:8-33.
Pembagian Tanah yang di Seberang Sungai Yordan
Tuhan
Allah memberikan tempat kepada semua orang percaya dalam kerajaan-Nya. Dua
setengah suku yang ada di seberang Sungai Yordan tidak dilupakan. Pengarang
Kitab Yosua selalu mementingkan kedudukan dalam peranan mereka (1:12-18; 4:12,
13;22) supaya jelas bahwa semua suku orang Israel merupakan satu bangsa, yaitu
bangsa yang diberi janji-janji kepada suku Ruben, Gad, dan Manasye yang
setengah itu (lihat Bil. 32:20-22 dan 29-32).
14:1-5.
Pembagian Tanah Kanaan
14:1-5. (1) inilah semuanya yang diterima oleh orang Israel sebagai
milik pusaka di tnaah Kanaan, yaitu yang akan diuraikan dalam pasal-pasal yang
berikut. Orang Israel menerima bagiannya sebagai milik pusaka atau warisan.
Dalam ayat 2a ditambahkan bahwa milik pusaka itu ditentukan dengan jalan
mengundi. Keyakinan orang Israel bahwa tanah Kanaan dikaruniakan Tuhan sendiri
kepada mereka, baik dalam keutuhannya maupun dalam bagian-bagainnya, merupakan
unsur penting dalam kepercayaan mereka. Namun, tiap-tiap orang percaya tetap
diberi tempatnya dalam Kerajaan Allah Tuhan sendiri.
14:6-5. Kaleb
Mendapat Hebron
14:6-12. Kepada Yosua menghadaplah bani Yehuda, di antaranya Kaleb bin
Yefune, orang Kenas itu. Menurut gambaran ayat ini, Yosua masih tetap di
Gilgal. Sepuluh orang dari kedua belas pengintai itu memberi laporan tentang
kekuatan penghuni-penghuni tanah Kanaan, yang membuat tawar hati bangsa Israel
(ayat 8a). Tanah yang diinjak kaki Kaleb menjadi milik pusaka Kaleb
seketurunannya sebab ia mengikut Tuhan dengan sepenuh hati (ayat 9). Yakni
mengenai Pegunungan Yehuda, khususnya tentang kota Hebron dan sekitarnya. Kaleb
kemudian menerangkan bahwa sudah empat puluh lima tahun lamanya Tuhan
memelihara hidupnya, sejak janji itu diberikan. Sementara itu, umur Kaleb sudah
mencapai delapan puluh lima tahun (10b). Namun, selama empat puluh lima tahun
itu kekuatan Kaleb tidak mundur sedikit pun (ayat 11). Oleh karena itu, Kaleb
meminta agar janji Tuhan dilaksanakan dan agar ia diberi pegunungan iu. Hebron
di berikan kepada Kaleb sehingga menjadi milik pusaka buat dia dan keturunannya
sampai sekarang ini. Ayat 14b sekali lagi menekankan bahwa semuanya ini terjadi
sebagai ganjaran Tuhan atas kesetian Kaleb yang selalu mengikuti-Nya dengan
sepenuh hati. Ayat 15a menambahkan suatu keterangan tentang nama kota Hebron
yang dulu, yaitu Kiryat-Arba. Arba
berarti “empat”, jadi Kiryat-Arba kira-kira dapat diterjemahkan dengan “kota
empat”.
Bagian
III
Kehidupan
Di Tanah Suci (Pasal 22-24)
22:1-34. Umat Israel Tetap Bersatu
Dalam pasal ini persoalan tentang persatuan umat Tuhan menjadi pokok
perhatian. Suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye itu sudah membuktikan
rasa setia kawan saat mereka ikut menyebrangi bangsa-bangsa kafir di sebelah
barat Sungai Yordan bersama-sama dengan saudara-saudara mereka. Sekarang Tuhan
telah mengaruniakan kemenangan dan pengawasan kepada seluruh umat Israel dan
kedua setengah suku itu diperbolehkan pulang ke daerah milik pusaka mereka. Namun,
kemudian timbul suatu krisis besar di sekitar mezbah yang mereka dirikan itu.
Menurut Pinehas dan rombongannya ibadah kepada Tuhan yang satu itu haruslah
ibadah yang satu kepada Tuhan ! Hukum Tuhan yang pertama dan yang kedua tidak
dapat dilepaskan satu sama lain. Cara ibadah yang salah itu selalu membawa kepada
ibadah terhadap ilah yang bukan Tuhan.
23:1-16.
Pidato Perpisahan Yosua
Tuhan telah lama mengaruniakan kemanan kepada orang Israel, seperti yang
diceritakan dalam pasal 1-12, bahkan keamanan itu terdapat di segala penjuru:
tidak ada ancaman lagi diluar atau dari dalam. Mengenai keamanan itu (22:4).
Sementara Yosua sudah menjadi tua dan lanjut usianya. (13:1) Yosua telah tua
waktu tanah suci mulai dibagi-bagikan kepada suku-suku masing-masing, jadi
sekarang sudah lebih tua lagi. Pidato Yosua boleh dianggap sebagai pidato
pamitan, pidato minta diri (ayat 2b dan 14b) atau sebagai petuah-petuah yang
terakhir dari pemimpin bangsa itu.
Pidato
perpisahan Yosua itu dimulai dengan menegaskan bahwa Tuhan Allah telah
mengalahkan semua bangsa yang di sini, yakni yang ditanah Kanaan itu. Hal itu
dilihat oleh orang Israel sendiri (ayat 3). Tuhan berperang bagi mereka. Yosua
berkata, “Tuhan melakukan segala sesuatu itu demi kamu”. Perkataan demi kamu dapat juga diterjemahkan
dengan: di depan mata kamu. Jelaslah
bahwa Tuhan berperang, sedangkan umat Israel hanya melihat dan menikmati
buah-buah pekerjaan Tuhan itu. Pasal yang berisi pidato atau khotbah ini
merupakan suatu ikhtisar yang jelas tentang hubungan antara Tuhan dan umat-Nya.
Tuhan sudah memberikan janji-Nya kepada umat-Nya dan pada prinsipnya janji itu
sudah dilaksanakan-Nya. Semua musuh telah dikalahkan. Kita juga diingatkan
bahwa Tuhan Yesus telah mengalahkan musuh-musuh Kerajaan Allah dengan
kematian-Nya dan kebangkitan-Nya.
24:1-28.
Pembaruan Perjanjian di Sikhem
Dalam pasal 23 dibicarakan persoalan dasar titah yang
kedua; bagaimanakah seharusnya Israel beribadah kepada Tuhan. Dalam pasal
24 dibicarakan persoalan dasar titah
yang pertama, soal yang lebih fundamental: siapa yang akan subjek dari ibadah
bangsa Israel? Ilah-ilah setempat dari Mesopotamia, Mesir, dan tanah Kanaan
sendiri, ataukah Tuhan, yang tidak terikat pada tempat tertentu? Sebenarnya,
pemilihan antara ilah-ilah asing dan Tuhan tidaklah sulit. Tuhan telah
mengaruniakan segala anugerah-Nya kepada umat Israel, mulai ketika Abraham
dipanggil dari Seberang Sungai Efrat sampai pada perebutan tanah Kanaan.
Seluruh masa lampau yang umat Israel alami berasal dari Tuhan. Berdasarkan hal
tersebut, Tuhan juga menuntut seluruh hari depan bangsa Israel. Tidak ada
kompromi antra ilah asing dan Tuhan. Menghadapi pilihan itu bangsa Israel tidak
melihat jalan lain kecuali memilih Tuhan. Ini sama halnya dengan jemaat
Kristen. Anugerah-anugerah Tuhan dilipatgandakan dalam pemberian Yesus Kristus
bagi dunia. Kita harus mengikuti Tuhan dengan segala kekuatannya dan selalu
harus mencondongkan hatinya kepada-Nya.
24:29-33.
Tentang Tiga Tempat Kuburan
Kitab Yosua diakhir dengan sebuah catatan mengenai
tiga kuburan, yaitu kuburan Yosua, kuburan Yusuf, dan Eleazar bin Harun. Yang
menarik perhatian ialah teks dalam terjemahan Septuaginta lebih panjang dari
pada teks Ibrani (Masoret). Sesudah ayat 30 ada keterangan bahwa pisau dari
batu yang dipakai Yosua untuk menyunat orang Israel di Gilgal (5:2-9) ditaurh
di dalam kuburan Yosua. Setelah semua yang diceritakan dalam Yosua 1-24 itu,
matilah Yosuan bin Nun. Sekarang, untuk pertama kalinya Yosua diberi gelar hamba Tuhan, sama seperti Nabi
Musa dahulu (lihat 1:1). Dengan gelar itu jasa-jasa Yosua diakui. Yosua
mencapai umur seratus sepuluh tahun. Umur yang setua itu menunjukkan bahwa
Yosua masih tergolong kepada nenek moyang atau bapa-bapa bangsa Israel. Kitab Yosua
berakhir dengan suatu yang bahagia. Bangsa Israel tetap setia kepada Tuhan.
Tiga pembesar dapat diberi tempat peristirahatan yang aman. Kuburan mereka
menjadi tanda bahwa segala janji Tuhan telah terlaksana. Bangsa Israel
sungguh-sungguh diberi keamanan ke segala penjuru (11:23; 21:44). Mereka hidup
damai dengan Tuhan sehingga mereka aman dan tentram. Bagian penutup Kitab Yosua
yang bahagia ini berbeda sekali dari, misalnya, penutup kitab Hakim-hakim atau
Kitab Raja-raja. Kitab Yosua adalah kitab kemenangan, yaitu kemenangan Tuhan
dan kerajaan-Nya.
0 Comments