Surat Efesus

“EFESUS”

Surat Paulus kepada jemaat di Efesus (disingkat: Surat Efesus) adalah salah satu kitab dalam Alkitab Kristen bagian Perjanjian Baru yang ditulis dan dikirm oleh Paulus dari Tarsus kepada jemaat di Efesus. Surat Efesus ini, ditulis oleh Paulus ketika dia sedang dalam penjara. Ketika Paulus menuliskan surat kepada jemaat Efesus, tentu saja dia mempunyai tujuan dan ada hal yang menjadi motifasi dia untuk menulis surat tersebut.

Tujuan Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus, didukung oleh keadaan masyarakat Efesus pada saat itu. Keadaan masyarakat Efesus pada saat itu masih melakukan penyembahan terhadap dewa Yunani. Dewa yang mereka sembah pada saat itu adalah mereka sebut dewi Artemis. Mereka memahami dan mempercayai bahwa dewi Artemis ini adalah Dewa kesuburan. Selain itu juga mereka melakukan penyembahan dan tunduk kepada Kaisar. Melihat keadaan ini tergeraklah hati Paulus untuk mengirimkan suratnya kepada jemaat di Efesus.

Surat ini berisikan nasihat, perintah, dan himbauan untuk hidup dalam Kristus. Dalam surat ini penulisnya menekankan Rencana Tuhan agar “seluruh alam, baik yang disurga maupun yang dibumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala” (1:10). Surat ini merupakan  juga seruan kepada umat Tuhan supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Tuhan itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.

(a)              Bukti dari dalam surat Efesus. Di salam pembuka yang identic dengan surat 2 Korintus dan Kolose, penulis tidak hanya menyebut dirinya sebagai Paulus tetapi juga mengklaim bahwa ia menjadi rasul karena kehendak Allah.
(b)               Kesaksian eksternal. Surat Efesus telah berdar luas di pertengahan abad ke dua diantara kaum ortodoks maupun bidat. Surat ini termasuk kanon formal terawal, yaitu kanon Marcion (140 SM), meskipun dengan nama “Surat Laodikia”. Jadi, sejak saat itu pun penulisan Paulus sudah diakui, karena Marcion hanya mengakui otoritas Paulus.
(c)                Struktur Paulus dari Surat Efesus. Terlepas dari pertimbangan gaya bahasa yang akan dibahas nanti, kita bisa menunjukkan keserupaan antar jenis tulisan Surat Efesus dengan surat-surat Paulus yang lain. Dari surat Efesus kita menemukan urutan seperti di surat-surat Paulus lainnya, yaitu: salam pembuka, ucapan syukur, eksposisi doktrinal, nasihat etnis, salam penutup, dan berkat akhir.
(d)               Keserupaan di dalam bahasa dan gaya tulisan. Surat Efesus mengandung banyak kosakata yang serupa dengan surat-surat Paulus, yang tidak muncul di bagian lain Perjanjian Baru.
(e)                Keserupaan theologi. Meski mengandung beberapa penekanan baru (seperti doktirn gereja), latar belakang theologi Paulus di Surat Efesus begitu jelas. Surat Efesus tidak hanya mencatat Allah yang mulia (1:17) dan berkuasa (1:19 dst), tetapi juga mencatat Allah yang kaya dengan rahmat (2:4 dst).
(f)                 Data sejarah. Karena Surat Efesus nyaris tidak mengandung rujukan sejarah, maka tampaknya mustahil untuk manggali data sejarah yang mendukung tradisi. Tetapi dalam hal ini kita masih bisa memakai argumentasi negatif.

Kesimpulan. Pengantar singkat tentang posisi tradisional ini menolong kita melihat latar belakang eksternal yang kuat dan kesan keontentikan internal yang berbobot. Dengan latar belakang inilah kita harus melihat dan meneliti keberatan dari aliran-aliran kritik tertentu. 

Post a Comment

0 Comments