Menurut
pandangan buku yang saya baca, sejak awal pelayanan misi Paulus telah menyadari
pentingnya pusat-pusat strategis bagi penyebaran injil. Roma, metropolitan
zaman itu, jelas merupakan pilihan. Meski tidak turut mendirikan jemaat Roma,
Paulus melihat jemaat ini sebagai bagian dari lading pelayanan sebagai rasul
bagi orang-orang non yahudi dan jelas ia banyak berharap pada mereka. Sebelum
membahas relasi Paulus dengan jemaat Roma, saya perlu menyelidiki asal mula
jemaat ini dan komposisi keanggotaan mereka.
a. Asal
Mula Jemaat Roma
Kebanyakan
dari antara orang Kristiani tidak dapat memastikan asal mula jemaat Roma,
tetapi ada beberapa pentunjuk yang menolong perekontruksian kita. Paulus belum
pernah mengunjungi jemaat ini sewaktu menulis surat Roma, dan saat itu mereka
tampaknya sudah cukup kuat. Berikut data yang dapat diringkas
1.
Hampir pasti jemaat Roma tidak didirikan
oleh para rasul. Di Roma 15:20 Paulus mengkalim bahwa ia tidak membangun di
atas bangunan orang lain, tetapi ia tampaknya menggap jemaat Roma berada di
wilayah kerjanya.
2.
Surat Roma sama sekali tidak menyebut
Petrus, dan sulit membanyangkan hal ini bisa terjadi jika Petrus adalah pendiri
jemaat Roma. Kesimpulan ini di dukung oleh Kisah Para Rasul 18:2-3 yang
mencatat terusirnya Priskila dan Akwila oleh ketetapan Klaudius. Selain itu,
Petrus dan Markus dinyatakan baru mengunjungi Roma setelah 42 M, meski menurut
sebagian besar theolog, ia berada di Yerusalem hingga 49 M.
3.
Di antara orang banyak yang hadir pada
hari Pentakosta, Kisah Para Rasul 2:10 menyebutkan orang Yahudi yang datang
dari Roma, dan bisa jadi mereka termasuk salah satu yang bertobat di hari itu
4.
Bukti eksternal awal mengakaitkan nama
Petrus dan Paulus dengan Roma. Klemens dari Roma menduga bahwa keduanya mati
martir disana, dan di masa Tertulian, tradisi kemartiran ganda ii telah di
terima secara umum.
b. Komposisi
Anggota Jemaat Roma
Menurut
buku yang saya baca yang lebih penting dari asal mula jemaat Roma adalah apakah
mereka terdiri dari orang Kristen Yahudi, orang Kristen non-Yahudi, atau
campuran antara keduanya. Jawaban atas pertayaan ini mempengaruhi bagaimana
kita memahami situasi sejarah Paulus tuju.
Mayoritas
orang Kristen Yahudi. Aliran Tubingen menganggap pasal 9-11 sebagai bagian
utama surat Roma, tetapi dasar teori ini membuatnya tidak banyak didukung.
Belakangan, prikop ini semakin dilihat sebagai kunci untuk memahami tujuan
penulis surat Roma.
Garis
Besar Surat Roma
I.
PENGANTAR (1:1-15)
a. Salam
pembuka
Pengantar surat Roma lebih formal
dibandingkan sebagian besar surat Paulus lainnya dan dengan lebih jelas
menyatakan penugasan yang Allah berikan kepada Paulus untuk memberitakan Injil.
b. Baptisan
Yesus (1:9-11)
Ia telah mendengar laporan yang baik
tentang jemaat Roma dan menyatakan keinginannya untuk mengunjungi mereka
sehingga ia dan mereka bisa saling menguatkan.
II.
EKSPOSISI DOKTRINAL
a. Pernyataan
Tema (1:16-17)
Paulus meringkas Injil sebagai kebenaran
oleh iman. Hal ini berkenan dengan metode sejati akan bagaimana manusia datang
pada Allah.
b. Bukti
Perlunya Kebenaran (1:18-3:20)
Paulus memulai dengan dengan menunjukkan
bahwa segala umat manusia sedang berada di bawah murka Allah. Pertama,
bangsa-bangsa non-Yahudi hidup dalam kejahatan dan pemberhalaan, yang merupakan
bukti tak terbantah bagi pemborntakkan mereka melawan sang pencipta (1:18-32).
Tetapi ditunjukkan pula bahwa kondisi orang Yahudi tidak lebih baik karena
meski tidak menyembah berhala, mereka terikat pada pembenaran diri.
III.
PROBLEM HISTORIS (9:1-11:36)
Alasan Paulus membahas penolakan Israel
akan Injil mungkin karena ia terkesan oleh kontras antara kebutaan Israel dan
berkat orang Kristen yang baru ia bahas sebelumnya.
Kesimpulan :
setelah saya dan saya amati dan tidak begitu paham juga mengerti saya mengambil
kesimpulan bahwa Paulus menerangkan bahwa ia menulis Surat Roma dan memberikan
garis besar rencananya. Ia ingin mengujungi mereka, tetapi hanya sebentar
karena tujuannya yang sesungguhnya adalah penginjilan ke Spanyol. Ia tampaknya
sedikit takut-takut terhadap kunjungan ke Yerusalem sehingga meminta mereka
secara khusus mendoakannya.
Setelah
mendaftarkan salam yang lebih panjang dari ssurat-surat yang lain (16:1-6),
Paulus memperingatkan jemaat terhadap para guru palsu yang menyebabkan
perpecahan (16:17-19), menambahkan beberapa salam pribadi dari rekan
perjalanannya, di mana ia menginzinkan sekertarisnya. Tertius, menyatakan
salamnya sendiri (16:21-23), dan kemudian menutup dengan berkat dan doksologi
yang begitu agung (16:24-27).
0 Comments