Kitab-Kitab Sejarah


KITAB YOSUA

Kitab Yosua, adalah kitab ke enam dalam Alkitab, melanjutkan riwayat bangsa Israel yang terhenti oleh kematian Musa. Kitab Pentatukh mencata sejarah Israel sampai masa bangsa itu berkumpul di Lembah Moab yang terletak di sebelah timur Sungai Yordan. Para pengganti Musalah yang mencatat penyebrangan Sungai Yordan dan penaklukan negeri yang dijanjikan.

Sifat dan Tema Kitab
Kitab Yosua adalah sebuah Kitab yang militant, yang melaporkan kemenangan-kemenangan bangsa Israel dalam usaha menaklukkan dan memiliki negeri perjanjian. Dua belas pasal yang mula-mula dari Kitab Yosua menceritakan peristiwa-peristiwa penaklukkan atas negeri itu. Dua belas pasal terakhir berhubungan secara terus-menerus menekankan bahwa kemenangan dan prestasi umat Allah hanyalaah terlaksana kerena bimbingan dan kuasa yang diberikan oleh Allah.

Pengarang Kitab
            Pada ayat pertama kitab ini kita diperkenalkan kepada Yosua binn Nun. Ia dinyatakan sebagai “pengganti Musa” dan dapat disimpulkan bahwa ia diperkenalkan sebagai seorang yang mengumpulkan dan mencatat data yang dimuat dalam kitab ini. Yosua, bersama-sama dengan Kaleb, adalah seorang yang diselamatkan dalam pengembaraan di padang gurun (Bilangan 14:30), jadi usia dan pengalamannya satu generasi lebih banyak dari orang-orang sezamnnya.
Para penafsir liberal biasanyaa menggabungkan kitab Yosua dengan lima Kitab Pentatukh, dan menyebut gabungan semua kitab itu sebagai Hexateukh. Dengan demikian, mereka yang menerima hipotesis documenter ini menganggap bahwa kitab Yosua ditulis oleh beberapa pengarang. Pada umumnya, kaum injili menolak pendapat ini. Mereka yang menilik dengan cermat dapat melihat dengan jelas adanya perbedaan-perbedaan mencolok antara Kitab Yosua dan Pentatukh.

Fakta-fakta Berkenaan dengan Yosua
Yosua berarti “Yahwe adalah keselamatan” dan nama itu terdapat dalam Alkitab dalam berbagai bentuk yaitu: Yesua, Hosea, Yehosua, Osea. Nama Yesus adalah bentuk nama ini dalam bahasa Yunani. Yosua berusia 80 tahun ketika mulai mengaku jabatannya, dan ia merupakan pemimpin nominal atas umat Israel sampai kematiannya pada usia 110 tahun. Yosua selalu digambarkan sebagai seorang pemimpin idaman dari umat Allah. Ia berhasil secara efektif dalam mempertahankan teokrasi.

Lingkup Pembicaraan Kitab Yosua
Dalam Kitab Yosua memaparkan sejarah Israel selama kurang lebih tiga puluh tahun. Kata kunci dari Kitab ini adalah “warisan”. Ayat kunci terdapat pada pasal 1:2, 3, “… bersiapalah sekarang, sebrangilah … menuju negeri yang akan Kuberikan …. Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu. . . .”

Keaslian Kitab Yosua
            Dalam Alkitab bahasa Ibrani, Kitab Yosua merupakan Kitab pertama dari Nabi-nabi yang terdahulu. (kelompok ini mencakup kitab-kitab Yosua, Hakim-hakim, I dan II Samuel, dan I & II Raja-Raja.) Kitab itu digabungkan dengan Pentatukh oleh kata sambung bisa dalam bahasa Ibrani yang diterjemahkan dengan “dan”; kerena itu terbentuklah hubungannya dengan kitab-kitab yang terdahulu. Enam kitab di Alkitab mengutip dari kitab Yosua atau menyinggung isinya: I Thawarikh 2:7; 12:15; Mazmur 44:68; 78; 104; Yesaya 28:21; Ibrani 3:11-13; Kisah 7:45; dan Ibrani 4:8,9.

Kitab Hakim-Hakim

Kisah bangsa Israel dan kehidupan mereka di tanah perjanjian dilanjutkan dalam kita ini. Akan tetapi, penaklukan dan kemenangan yang diperoleh Yosua diganti dengan laporan-laporan tentang penindasan dan kekalahan. Kitab Hakim-Hakim tidak memberikan kisah sejarah yang kronologis, tetapi menyajikan peristiwa-peristiwa yang menurut topiknya.

Sifat dan Tema Kitab
Para pemimpin Israel selama masa ini disebut “Hakim-Hakim” kerena inilah kata yang dipilih sebagai terjamahan untuk judul kitab tersebut dalam versi Septuaginta. Dianggap bahwa kitab ini telah diberi nama yang tepat, sebab di dalamnya terdapat catatan tentang empat belas orng hakim yang memerintah dan membebaskan bangsa Israel. Hampir dalam setiap kasus, pemerintahan seorang hakim dikaitkan dengan penyimpangan dari rencana Allah secara berkala yang dilakukan bangsa Israel.

Pengarang dan Kronologi Kitab
Menurut tradisi Yahudi, Samuellah yang menulis Kitab ini. Kisah kitab ini memperkuat bahwa waktu penulisannya adalah sekitar masa hidup Samuel, dan data serta pandangan-pandangan yang dilaporkan adalah jelas data dan pandangan yang mungkin sekali diketahui oleh Samuel. Tugas-tugas khusus yang diemban Samuel pada masa dewasanya bisa saja memberinya kesempatan maupun kecenderungan untuk mempersiapkan catatan ini.

Jabatan Hakim
Gelar “Hakim” (yang dalam bahasa Ibraninya shophet) mengandung arti seorang yang berperan untuk “membawa kedalam hubungan yang benar dengan.” Para pemimpin ini terutama memenuhi tiga fungsi yakni: kepemimipinan militer , pemerintahan, dan penyelesaian perselisihan. Sekalipun para hakim adalah satu-satunya pengelola manusiawi yang dimiliki bangsa itu pada masa ini, wewenang yang diberikan kepada mereka terbatas, dan hanya sedikit sekali catatan kegiatan-kegiatan mereka dalam mengadili atau menjatuhkan hukuman dalam perkara-perkara hukum. Mereka juga tidak bisa mendirikan dinasti yang turun-temurun. Dalam teori , sepanjang masa ini, Allah harus tetap menjadi penguasa yang sebenarnya dari bangsa Israel.

Nilai dan Keaslian Kitab
            Masa Hakim-hakim hampir seluas masa monarki Israel, dan bagian Alkitab yang memberikan pengertian mengenai kurun waktu ini kepada para ahli adalah sangat penting. Kitab Hakim-Hakim adalah bagian penting dari kanon Alkitab, dan peristiwa-peristiwa dalam kitab ini kerapkali disebut dalam kitab-kitab yang lain. Dalam mencapai maksud penulisannya, Kitab Hakim-Hakim menyingkapkan banyak sekali data sejarah yang berharga. Akan tetapi, seperti yang telah diperhatikan, peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam Kitab ini tidak perlu dalam urutan kronologis.

Kitab Rut

Peristiwa-peristiwa yang dipaparkan dalam Kitab Rut berlangsung selama zaman para hakim. Kisah ini dekemukakan tidak menyebut-nyebut perselisihan dan peperangan, tetapi memaparkan berbagai pengalaman manusia yang normal dan emosi manusia yang sadar. Jelaslah bahwa sekalipun dalam zaman para hakim terjadi banyak sekali perang dan kekacauan, tetapi dalam banyak masyarakat kehidupan terus berlangsung secara aman dan normal selama jangka waktu yang panjang. Lang mengatakan tentang Kitab ini:
            … Kitab Rut menghilangkan kesuraman yang ditinggalkan oleh catatan rentetan kejadian dari zaman para hakim yang penuh dengan depresi dan pebudakan, dengan kemurtadan dari Perjanjian yang ditonjolkan bersama dengan segala akibat dari kemurtadan semacam itu, dengan kejahatan dalam pandangan Yahwe, dan dengan kekacauan yang menjadi kekerasan dan pelanggaran hukum.

Sifat dan Tema Kitab  
Kitab Rut kelihatannya ditulis dengan maksud untuk memberi keterangan mengenai silsilah Daud karenaa informasi semacam itu tidak diberikan dalam kitab-kitab yang ditulis oleh Samuel. Demikianlah kitab tersebut menuntun kepada silsilah yang terdapat pada akhir kitab ini dengan “Daud” sebagai kata terakhir yang dicatatnya.
            Kitab Rut adalah kisah cinta yang tidak begitu banyak membicarakan hubungan antara seorang pemuda dengan seorang pemudi, tetapi antara seorang wanita muda dengan ibu mertuanya.

Pertalian Khusus Kitab Ini
Kitab Rut ditempatkan dalam Alkitab Ibrani pada “bagian Tulisan-tulisan” (yang dalam bahasa Ibrani disebut kethubim, atau dalam bahasa Yunani Hagiographa). Orang-orang Yahudi yang taat setiap thaun membaca Kitab Rut pada Hari Raya Pentatakosta, yaitu perayaan peenuaian.
            Ahli sastra terkenal abad kedelapan belas, Dr Samuel Johnson, memperkenalkan dan membaca … [Kitab Rut] kepada teman-temannya di London Club. Dr. Johnson mengatakan bahwa ia baru menemukan kisah kehidupan pedusunan ini dan yang dalam baying-bayangan teman-temannya baru saja dikarang.

Pengarang Kitab
Tradisi Yahudi menetakan bahwa penulisan Kitab ini dilakukan oleh Samuel, dan sebuah analisi tentang gaya satera kelihatannya mempertegas pertanyaan ini.

Waktu Penulisan dan Lingkup Pembicaraan
Kemungkinan Kitab ini ditulis sesudah Daud menjadi raja, karena hanya sesudah saat inilah terdapat cukup minat untuk mencatat latar belakang silsilah Daud dalam bentuk roman yang menarik ini. Fakta bahwa kebiasaan menanggalkan sepatu seorang pria untuk mempertegas suatu transaksi telah dilupakan (4:7) adalah bukti bahwa penulisan kitab ini terjadi kemudian. Kitab ini ditulis sekitar 150 tahun sesudah terjadinya peristiwa-peristiwa yang dilaporkannya.

Kata Kunci dan Ayat Kunci
            Kata kunci dari kitab Rut adalah “Kiranya atas karunia Tuhan kamu mendapat tempat perlindungan, masng-masing di rumah suaminya.” Kata-kata ini tentu saja diucapkan oleh Naomi. Kitab Rut sangat berharga karena ajaran-ajaran yang bersifat khas dan pelajaran-pelajaran praktis yang ada di dalamnya.

Kitab I Samuel

Bagian Alkitab ini memiliki beberapa judul, tetapi judul yang paling dikenal didasarkan pada judul yang terdapat dalam naskah bahasa Ibrani yang asli. Septuaginta menyebut Pertama dan Kedua Samuel dengan sebutan Kitab Pertama dan Kedua dari Kerajaan, sedangkan dalam Vulgata kata “kerajaan” diterjemahkan dengan “Raja-Raja”. Menurut pertimbangan banyak orang, tepatlah nama Samuel dicantumkan sebagai judul kitab ini oleh karena dialah pemeran utama atau dia yang mengurapi pemeran utama dalam cerita-cerita yang termuat dalam kitab ini.

Sifat dan Tema Kitab
            Kitab I Samuel pada dasarnya adalah sebuah laporan sejarah, sejarah yang ditulisnya dengan menekankan kebutuhan dasar akan kerohanian sejati untuk menjamin kesejahteraan jasmaniah. Penekanan utama kitab ini adalah status rohani para pemimpin rakyat dan rakyat mereka. Kemajuan bangsa Israel dari ketidak teraturan pada zaman para hakim sampai ke monarki atau kerajaan yang teratur mapan dipaparkan dari segi latar belakang dan motivasi rohaninya. Kebesaran dari tokoh-tokoh utama, seperti Samuel, Saul, dan Daud adalah sepadan dengan minat rohani mereka.

Kitab II Samuel

Dalam naskah bahasa Ibrani yang asli, I dan II Samuel merupakan satu kitab. Sedangkan pembagian yang sekarang mula-mula diatur sebagai suatu kemudahan teknis pada waktu terjemahan Septuaginta dipersiapkan. Namun, pembagian tersebut dianggap dapat dibenarkan karena perubahan dalam gaya antara kedua kitab itu. Kitab II Samuel kurang bersifat sejarah, dan lebih bersifat biografi dibandingkan dengan I Samuel. Reaalitas kehiddupan rohani dan rasa persekutuan pribadi dengan Allah sangat ditekankan dalam kitab II Samuel.
                             
Kitab I Raja-Raja

Fakta bahwa kitab Raja-Raja dimulai dengan kata-kata “sebermula maka” (lihat dalam Alkitab terjemahan Lama) menunjukkan bahwa pengaarang bermaksud mempertahankan kesinambungan dengan kitab-kitab Samuel yang mendahuluinya. Akan tetapi, karena gaya penulisan dan pandangan penulis demikian berbeda dalam kitab Raja-Raja, pada umumnya di sepakati bahwa kitab ini ditulis oleh seorang pengarang yang lain. Disimpulkan bahwa penulisan kitab-kitab I & II Raja-Raja dikerjakan oleh nabi merangkap penulis yang hidup pada generasi kemudian dari penulis kitab-kitab I & II Samuel.

Ciri-ciri Umum Kitab-kitab I & II Raja-Raja
            Dalam kanon bahasa Ibrani, I dan II Raja-Raja merupakan satu kitab, dan digolongkan di antara kitab Nabi-nabi yang terdahulu. Kitab-kitab ini dibagi dalam terjemahan Septuaginta karena versi bahasa Yunani yang lebih panjang itu akan membuat sebuah gulungan tunggal terlalu panjang dan berat. Teranglah bahwa kitab-kitab ini diambil dari catatan-catatan yang sezaman, dan sejumlah bahan-bahan sumber telah didokumentasi.

Sifat dan Tema 1 Raja-Raja
            Kitab I Raja-Raja adalah sebuah laporan sejarah tentang kerajaan Israel dari saat kematian Daud sampai pemerintahan Ahab dan Yosafat. Keil melaporkan sifat kitab ini sebagai “perkembangan kerajaan Allah di bawah raja-raja.” Bagian ini juga menceritakan perihal terpecahnya kerajaan, dan pemerintahan yang sejajar dari para raja utara dan para raja selatan. Pembaca hendaknya dapat merasakan kehadiran Yahwe sebagai Raja yang sesungguhnya atas Israel, sekalipun Ia tak kelihatan. Meskipun kitab-kitab I & II Raja-raja mengemukakan sejarah, sejarahnya tertulis dengan tujuan yang bersifat praktis dan keagamaan.

Pengarang Kitab
Terdapat bukti yang jelas bahwa pengarang kitab I & II Samuel adalah berbeda dari pengarang kitab-kitab I & II Raja-Raja. Ciri-ciri khusus yang membedakan kitab ini dari I & II Samuel mencakup: kalimat-kalimat khusus yang memberitahukan awal dan akhirnya pemerintah para raja-raja, kalimat yang mengambarkan kematian dan penguburan para raja-raja. Dan bahasa yang memaparkan kebaikan.

Kitab II Raja-Raja

Dalam kanon naskah Ibrani, kitab I Raja-Raja dan kitab II Raja-Raja merupakan sebuah kitab. Pembagian yang biasa dalam Alkitab sekarang ini adalaah hasil dari terjemahan septuaginta. Pembagian ini mungkin diperlukan karena versi bahasa Yunani lebih panjang dari pada versi dalam sebuah gulungan tunggal. Karena hal ini, tak perlu kita heran bila kedua kitab itu mirip dalam hal gaya, jenis, isi, dan tema umum.

Pengarang Kitab
            Pahra ahli golongan injil biasanya sepakat bahwa kedua kitab Raja-Raja ditulis oleh seorang raja. Jadi, seandainya Yeremia ditetapkan sebagai penulis kitab yang pertama maka disetujui pula bahwa dialah yang menulis kitab yang kedua. Akan tetapi, seperti yang sudah disebut di atas, biasanya disimpulkan bahwa penulisnya bukanlah Yeremia, melain seseorang yang memiliki sikao dan keadaan yang sama dengan dia. Di atas semuanya, bersama dengna Yeremia ia merasa terbeban dan keprihatinan terhadap kemurtadan nasional.


Kitab-Kitab Tawarikh

Sebagian besar kitab-kitab Tawarikh tidaklah berisi bahan yang baru. Sebaliknya, kitab-kitab ini meninjau kembali, dan sedikit banyak mengulang dan menggunakan data historis dari kitab-kitab Samuel dan Raja-Raja serta bagian permulaan kitab Ezra. menurut perhitungan seorang ahli dalam kitab-kitab Tawarikh, terdapat 27 kisah yang tidak ditemukan dalam kitab-kitab sejarah yang lain. Akan tetapi, kebanyakan kisah itu tidak begitu berarti. Karena fakta-fakta dari kitab-kitab Tawarikh telah diselidiki ketika kitab-kitab sejarah yang lain dipelajari, maka kitab-kitab ini tidak perlu dipelajari pasal demi pasal lagi.

Sifat dan Tema Kitab
            Kitab-kitab Tawarikh merupakan laporan sejarah tentang jalannya peristiwa-peristiwa dalam kehidupan bangsa pilihan sejak kematian Saul sampai akhir pembuangan di bawah Nebukadnezar.


Kitab Ezra

            Kitab Ezra melanjutkan kisah yang terhenti dalam kitab Tawarikh dan mengembangkan cerit tentang kembalinya bangsa Yehuda ke tanah Kanaan. Kitab ini menambahkan sejumlah ciri-ciri yang berhubungan Tawarikh yang mencaakup: penghormatan luar biasa terhadap Taurat Allah, minat terhadap upacara bait suci, perhatian terhadap kelompok-kelompok musik di antara kaum Lewi, dan peyerbuan secara cermat nama peserta dalam berbagai peristiwa keagamaan. Dalam kanon bahasa Ibrani, sampai tahun 1448, kitab Ezra dan kitab Nehemia di anggap sebagai satu kitab, sekalipun nama tiap-tiap kitab tersebut dipertahankan.

Kitab Nehemia

            Antara kitab Ezra dan kitab Nehemia terdapat selang waktu singkat sekitar dua belas tahun. Kitab Nehemia khususnya menceritakan riwayat hidupnya, sekalipun keberuntungan sisa umat Yahudi yang ada di Palestina berkaitan erat dengan kehidupannya. Secara kronologis kitab Nehemia adalah kitab sejarah yang terakhir di Perjanjian Lama.

Kitab Ester

Sekalipun kanon menempatkan kitab Ester sesudah kitab Nehemia kejadian-kejadian yang dikisahkan dalam kitab itu sebenarnya terjadi sekitar 30 tahun sebelum masa hidup Nehemia. Berbicara secara manusiawi, seandainya tidak terjadi pembebasan di bawah Ester, pasti Nehemia tidak aka nada, maupun pembangunan kembali tembok yang dipaparkannya.

Sifat dan Tema Kitab
            Kitab Ester menceritakan kembali bagaimana Allah membebaskan umat-Nya pada waktu mereka terancam pembinasaan fisik. Kitab ini khususnya bersifat patriotic dan bukan keagamaan.

Post a Comment

0 Comments