PENDAHULUAN
1.
Efisiensi dan Akontabilitas Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi mempunyai
kesempatan dan peranan yang strategis unutk megembangkan sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan upaya peningkatan mutu sumber daya manusia yang pada
akhirnya akan berperanan menentukan di dalam pemanfaatan sumber daya alam demi
peningkatan mutu kehidupan berdasarkan pemikiran-pemikiran yang berdasarkan
wawasan masa depan. (Raka Joni,1998:9) Pendidikan Indonesia yang di kehendaki,
yaitu manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian dan tanggung jawab (Raka
Joni,1998:8).
Kepekaan berarti kemudah
tanggapan atau kemudah tersentuhan hati nurani dalam mengamati dan merasakan
segala sesuatu dalam medan kehidupan, mulai dari kepentingan orang-orang lain
sampai soal kelestarian lingkungan hidup. Kemandirian berarti kemampuan dan
keberanian untuk berkerja dan bertindak menurut pengalaman dan persepsi yang di
anggap benar dan perlu tanpa selalu bergantung kepada pihak lain. Sedangakan tanggung
jawab berarti kesedian untuk menilai karya sendiri serta menerima segala
konsekuensi atas keputusan dan tindakan sendiri, baik secara moral, etis,
maupun ilmiah.
Pendidikan tinggi merupakan
kelanjutan pendidikan menengah yang di selenggarakan untuk menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemapampuan akademik dan/atau
professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu
pengetahuan, tekonologi dan/atau kesenian (Undan-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989
Pasal 16 ayat (1) ).
2. Mahasiswa Yang Diharapkan
2. Mahasiswa Yang Diharapkan
Mahasiswa dapat diartikan
sebagai pemuda pasca remaja yang belajar di perguruan tinggi. dengan status
yang demikian, mahasiswa mempunyai kelebihan-kelebihan bila dibandingkan dengan
kelompok pemuda lainnya. Secara intelektual, mahasiswa lebih pandai dari pada
kelompok lainnya. Ini terbukti mahasiswa mampu menyelesaikan
pendidikan-pendidikan pada jenjang-jenjang sebelumnya dan berhasil memenangkan
persaingan ketat untuk masuk perkuliahan di perguruan tinggi.
Secara ekonomi mahasiswa
relatife lebih mampu dari golongan pemuda lainnya. Ini terbukti meskipun
sebagai besar mahasiswa masih tergantung ekonomi mereka pada oran tua atau
keluarga mereka, namun ternyata mampu membiayai studi yang relatife mahal itu.
Kelebihan-kelebihan di
bidang intelektual dan ekonomi para mahasiswa, sekaligus mendudukkan mereka
pada status social yang tinggi. Itu di tambah lagi dengan kenyataan jumlah
mahasiswa secara proposional kecil jika di bandingkan dengan jumlah pemuda ,
maka mahasiswa merupakan golongan elite-nya pemuda.
Akibat dari status sosial,
ekonomi dan intelektual yang tinggi, maka mahasiswa selayaknya menerima beban
psikologis yang cukup berat dari keluarga dan masyarakat. Dari pihak keluarga,
mahasiswa diharapkan dapat menigkatkan status dan memajukan kehidupan keluarga.
Dari pihak masyarakat, mahasiswa di harapkan dapat menjadi kader penerus yang
mampu memajukan kehidupan masyarakat bangsa, menjadi pelopor pembaharuan (
“agent of change” ) serta menjadi kekuatan sosial yang berfungsi sebagai
control sosial terhadap system dan gerakan masyarakat dan Negara
Kenyataan menunjukkan, bahwa
kebanyakan mahasiswa Indonesia menghadapi hari depan mereka tidak berhasrat
memilih pekerjaan usaha sendiri ( wiraswasta), melainkan lebih berhasrat
memilih pekerjaan menjadi pegawai negeri. Ini menandakan adanya kemungkinan
bahwa manusia cenderung lebih terdorong untuk mencapai status dari pada
mencapai prestasi belajr ilmiah. Dihubungkan dengan rencana dan prospek
pembangunan bangsa dan Negara kita di masa mendatang, apakah kenyataan di atas
masih di pertahankan ?
Pembangunan di masa depan
membutuhkan generasi penerus yang mampu berpikir dan bertindak ilmiah serta
mempunyai jangkauan pandangan yang jauh ke masa depan. Oleh karena itu
perkuliahan di perguruan tinggi perlu di tingkatkan dengan porsi pelayanan dan
latihan berpikir dan bekerja ilmiah.
Penulisan skiripsi dapat
menjadi salah satu jawaban yang tepat terhadap persoalan penigkatan latihan
berpikir dan bekerja ilmiah di kalangan mahasiswa. Melalui penulisan skripsi,
mahasiswa secara terbimbing mampu belajar menyusun konsep rencana penelitian
serta menuliskan laporan karya ilimiah dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu
penulisan skiripsi merupakan tugas yang penting bagi mahasiswa.
4.
Pengertian Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah
yang di tulis melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan hasil penelitian
dan hasil penelitian ilomiah oleh mahasiswa jenjang program sarjana muda atau
sarjana. Skripsi dapat merupakan tugas akhir bagi mahasiswa untuk mencapai
gelar kesarjanaannya.
5. Tujuan Penulisan Skripsi
Tujuan utama penulisan
skripsi adalah member bekal pengalaman belajar ilmiah sehingga mahasiswa mampu : 1). Berpikir dan
bekerja secara ilmiah.
2).
Merencanakan penilitian ilmiah.
3).
Melaksanakan penelitian ilmiah.
4). Menuliskan karya ilmiah hasil penelitian.
4). Menuliskan karya ilmiah hasil penelitian.
6.
Ruang Lingkup Skripsi
Skripsi di tulis oleh mahasiswa bertolak dari segala
kehidupan yang memunculkan permasalahan untuk di pelajari dan di pecahkan oleh
mahasiswa yang bersangkutan. Permasalahan dalam skripsi adalah di dalam lingkup
atau konteks bidang studi mahasiswa yang bersangkutan pada suatu
jurusan/program studi/fakultas.
PETUNJUK-PETUNJUK KONSEPSIONAL
1. Penyusunan Rencana Penelitian
Sebagai awal kerja untuk mengadakan penelitian ilmiah
yang nantinya akan menjadi dasar untuk penulisan dasar ilmiah yang di sebut skripsi,
mahasiswa jenjang program sarjana di wajibkan menyusun rencana penelitian.
Rencana penelitian ini lazim pula di sebut proposal atau desain penelitian.
Dalam garis besar nya, dalam proposal di kemukakan
tentang hal-hal tsb dilakukan:
1. Latar belakang masalah
2. Perumusan
masalah
3. Tujuan penelitian
4. Ruang lingkup penelitian
5. Anggapan dasar dan hipotesis
6. Populasi dan sampel penelitian
7. Metodologi penelitian
8. Pembatas istilah
Uraian berikut akan menjelaskan secara singkat
tiap-tiap hal yang di kemukakan dalam proposal penelitian.
2.
Latar
Belakang Masalah
Penyusunan proposal diawali
dengan penulisan latar belakang masalah. Dalam bagian ini penyusun proposal
mengekspirasikan secara sistemastis gejala dan peristiwa yang tersinyalir
menimbulkan permasalahan untuk diteliti. penyusunan proposal dapat menemukan gejala
dan peristiwa yang melatar belakangi penelitiannya dari bebagai sumber
misalnya:
-
Siaran
berita lewat mas media.
-
Publikasi
kebijakan pemerintah.
-
Gerakan-gerakan
sosial.
-
Realisasi
rencana-rencana dan kebijakan pembangunan.
-
Kasus-kasus
kehidupan keluarga.
-
Kasus-kasus
kehidupan masyarakat.
-
Kasus-kasus
kehidupan bernegara.
-
Kasus-kasus
pergerakan alam semesta.
-
Kasus-kasus
dalam lingkungan pekerjaan, profesi dan karier
-
Kasus-kasus
dalam lingkungan study
-
Kasus-kasus
dalam lingkungan hobi dan reakreasi
Pendek kata, gejala dan
peristiwa yang menjadi latar belakang masalah untuk skripsi dapat di jumpai
dimana saja dan kapan saja.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun latar belakang masalah yaitu:
1). Tidak terlalu
muluk-muluk sehingga jauh dari konteks permasalahannya
2).
Berorientasi pada profesi,fungsi,bidang studi,dan jurusan si penyusun proposal.
3).
Berorientasi pada maksud dan konteks penelitian yang mungkin akan dilakukan.
4).
Disusun/disajikan secara sistematis, ringkas dan terarah pada suatu
permasalahan yang ingin diteliti.
3.
Perumasan
Masalah
Perumusan masalah merupakan
awal dari segenap proses ilmiah. Tanpa ada masalah takkan ada penelitian ilmiah
( “no problem, no scientific study” ). Masalah adalah ibarat jantung dari
setiap rencana peneliatian ilmiah. Bahkan masalah yang di rumuskan menentukan
kebrhasilan penelitian ilmiah. Makin tegas dan terarah perumusan masalahnya,
makin jelas pula arah dan pelaksanaan penelitian.
Dimana masalah dapat
diperoleh ? jawabnya: di mana-mana. Masalah ini di temukan dari latar
belakangnya yang berkenan dengan gejala dan peristiwa-peristiwa yang
menantang,merangsang,misterius, dan tidak memuaskan sehingga menjadi masalah.
Untuk merumuskan masalah,
seseorang harus mengetahui apa yang di maksud dengan masalah itu. Masalah ialah
ungkapan rasa ingin tahu tentang sesuatu hal dalam bentuk kelimat pertanyaan.
Oleh karena itu ciri-ciri rumusan masalah yang baik itu.
1). Ringkas, jelas sederhana.
2). Memungkinkan untuk dijawab/diuji secara ilmiah.
3). Dalam bentuk kalimat pertanyaan.
4). Mengenai hubungan antar dua variable atau lebih,
misalnya dengan rumusan sebagai berikut :
- Apakah ini
berhubungan dengan itu ?
- Adakah hubungan antara ini dan itu ?
- Apakah antara ini
dan itu terdapat hubungan ?
- Bagaimana ini
dan itu berhubungan dengan si anu ?
Adapun cara merumuskan
masalah adalah sebagai berikut :
1).
Mulailah dengan memahami persoalan yang inigin diteliti, menyangkut hubungan
antar variable ataukah tidak ?
2). Rumuskan dulu masalah
pokoknya.
3).
Apabila masalah pokoknya masih dapat di jabarkan, rumuskan sub-sub masalah nya .
4). Baik
pokok masalah maupun sub-sub masalahnya rumuskan dengan jelas dengan cara :
- Apabila
menyangkut hubungan antar variable rumuskan mengenai ada tidak nya hubungan antar
variable itu.
- Apabila
tidak menyangkut hubungan antar variable, rumuskan dengan kalimat tanya yang
sesuai dengan sifat variablenya. Ini missalnya : apabila menyangkut proses
pakailah kata tanya bagaimana ,apabila
menyangkut jenis atau maksud pakailah kata tanya apa/apakah, apabila menyangkut jumlah atau ukuran pakailah kata
tanya berapa, begitu seterusnya.
- Tiap
kata di dalam kalimat pertanyaan hendaknya definitive ( tidak menimbulkan aneka
tafsiran)
- Bahasa
dan kata-katanya di mengerti oleh orang lain.
- Dapat
dijawab secara realities atau diuji secara ilmiah
4.
Merumuskan
Tujuan Penelitian
Mahasiswa sering menyama
artikan tujuan penelitian dengan maksud penulisan. Ini terbukti dari pengalaman
memeriksa banyak makalah atau skripsi mahasiswa yang mengemukakan tujuan
ternyata bukan tujuan penelitian, melainkan maksud penulisan.
Sebelum mahasiswa merumuskan
tujuan penelitiannya dengan maksud penulisan. Maksud-maksud penulisan seperti
missal nya : memenuhi syarat mencapai gelar sarjana; menambah pengalaman
belajar menulis; memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat; dan
sejenisnya adalah tidak dapat untuk di pakai mengungkapkan tujuan penilitian. Seiring dengan rumusan
permasalahannya, maka tujuan penelitian dapat terdiri dari :
1). Tujuan umum : yakni
tujuan penelitian yang berupaya menjawab masalah pokok.
2). Tujuan-tujuan khusus :
yakni tujuan-tujuan penelitian yang secara spesifik akan menjawab
masalah-masalah khusus atau sub-sub masalahnya.
5. Pembatas Ruang Lingkup
Penelitian
Untuk menghindari
penyimpangan atau perluasan yang tidak perlu, baik bagi penelitian maupun bagi
penulisan skripsi, maka setiap penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya.
Tanpa mengadakan pembatasan ruang lingkup suatu penelitian, hal ini bisa
menyulitkan peneliti dalam melaksanakan dan menyimpulkan hasil penelitian.
Dalam rangka pembatasan
ruang lingkup penelitian, penyusunan proposal hendaknya mempertimbangkan
beberapa hal berikut :
1). Pembatasan dalam konteks
bidang keilmuan (misalnya : filsafat, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial,
psikologi, manajemen, ilmu pendidikan, dan lain-lainnya).
2). Pembatasan dalam konteks
permasalahan (menurut batas permasalahan sebagaimana dirumuskan, dan jika perlu
mengeleminir hal-hal yang di luar permasalahan penelitian).
3). Pembatasan dalam konteks
materi pembahasan teoritis (berupa butir-butir persoalan/bahasan teoritis yang
akan disajikan dalam skripsi).
6. Merumuskan Anggapan Dasar
dan Hipotesis
Penyusanan proposal perlu mempelajari rumusan masalah
yang akan diteliti, apakah di dalamnya
tersirat suatu kemungkinan jawaban-jawaban sementara yang perlu diuji
kebenarannya. Di samping itu apakah dalam rumusan masalah suatu pola penilitian
tentu misalnya hubungan antar variable, perbandingan antar kualitas, hasil dari
suatu proses, pengaruh dari manipulasi (“treatment”), variasi nilai dalam
masalah penelitian, maka calon peneliti dapat merumuskan hipotesis. Ini
berarti, bahwa masalah dari pola penelitiannya memang memerlukan hipotesis,
yaitu dengan perubahan rumusan masalah menjadi kemungkinan jawaban yang masih
harus diuji kebenarannya secara empiris.
7.
Populasi
dan Penarikan Sampel
Dalam proposal penilitian
perlu di kemukakan populasi penilitian dan bagaimanan sampel ditarik. Pada
bagian ini penyusun proposal sebaiknya mencantumkan table populasi
penilitiannya. Setelah diberikan keterangan seperlunya mengenai cirri-ciri
populasinya, maka jika populasi dirasa terlalu besar ditariklah sampel dari
populasi itu.
8.
Penetapan
Metodologi Penelitian
Untuk memberi gambaran
tentang bagaimana penilitian akan dilaksanakan, calon peneliti hendaknya
memberitahukan metodologi penelitiannya secara singkat di dalan proposalnya.
Penyusun proposal dapat memilih salah satu diantara metode-metode penilitian
umpamanya : metode historis, metode survai deskriptif, metode survai analitis,
metode komparasi, ataukah metode eksperimental.
- Metode historis : cara
penelitian dengan mempelajari fakta, peristiwa dan peninggalan sejarah di masa
lalu
- Metode survai deskriptif :
cara penilitan dengan mengutamakan pengamatan (observasi) terhadap gejala,
peristiwa dan kondisi actual di masa sekarang.
- Metode survai analitis :
cara penilitian yang mengutamakan problem-problem estimasi serta pengujian
hipotesis melalui analisis-analisis statistik inferensial.
- Metode komparasi : cara
penelitian dengan membandingkan kondisi variable pada suatu tempat dengan
kondisi variable di tempat lain. Bisa juga perbandingan antar masa (sekarang
dengan sebelumnya).
9.
Pembatasan
Istilah-istilah
Untuk menghindari
kemungkinan salah tafsir terhadap maksud penilitian, penyusun proposal
hendaknya memberikan batasan terhadap pengertian-pengertian pokok atau
istilah-istilah yang mana yang memerlukan -definisi, serta istilah-istilah yang karena sudah lazim dimengerti, tidak
memerlukan definisi secara operasional.
Demikian telah diberikan
petunjuk seperlunya mengenai penyusanan proposal penelitian serta hal-hal apa
yang patut ditulis di dalam proposal penelitian itu.
Bisa juga di dalam proposal
ditambahkan pencatuman jadwal kegiatan penelitian. berbagai hal yang perlu
dijadwalkan antara lain kegiatan peyusanan proposal, konsultasi dan seminar
proposal, penyusanan instrument, uji-coba istrumen, pengumpulan data,
pengolahan data, penulisan laporan dalam bentuk skripsi, serta pengadaannya.
Di dalam proposal boleh juga
di kemukakan perkiraan jumlah tenaga pembantu pelaksanaan penilitian, rencana
anggaran beserta sumbernya.
Petunjuk-Petunjuk Material
1. Pengorganisasian Skripsi
Yang dimaksud
dengan pengorganisasian skripsi adalah penyusunan pola keseluruhan sajian
skripsi. Susunan pola skripsi terdiri atas bagian-bagian penampilan/penulisan
skripsi. Di sini tidak dikemukakan suatu organisasi skripsi secara terinci
sebab tiap-tiap permasalahan skripsi dapat menghendaki organisasi yang
berbeda-beda.
Sebagian
gambaran umum saja, di sini dapat dikemukakan bagian-bagian yang lazim terdapat
dalam setiap penulisan skripsi. Adapun bagian-bagian utama yang terdapat dalam
semua skripsi adalah :
1). Bagian muka skripsi
2). Bagian tubuh skripsi
3). Bagian belakang skripsi
Uraian berikut akan
mengemukakan penjelasan singkat tentang tiap bagian skripsi itu.
2. Materi Bagian Muka Skripsi
Setelah sampul
skripsi atau kulit luar skripsi sebagaimana contoh-contohnya pada lampiran 2 serta satu halaman kosong,
maka halaman berikutnya sudah masuk bagian muka skripsi. Adapun bagian muka
skripsi secara berturut-turut terdiri dari :
1). Halaman judul, semua judul skripsi yang di ketik dengan huruf besar, di bawahnya di susul dengan perkataan
“SKRIPSI” di bawahnya lagi dituliskan “Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana… (bidang apa). Kemudia cantumkan kata. “Oleh” (ini
jangan ditulis vertical), di bawahnya adalah nama penulis (misalnya: ARIANTI TEJA
SUMANTI) lalu di bagian bawah dituliskan fakultas dan program studinya,
umpamanya: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya,
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, lalu dibawahnya lagi
dituliskan bulan dan tahun selesainya penulisan skripsi. Halaman judul ini
diperlukan sebagai halam i (satu romawi kecil) meskipun nomor halam ini tidak
di tulis.
2). Halama persembahan (jika diperlukan), biasanya di halaman ini pula
dicantumkan moto si penulis yang ditulis di bagian kiri atas, kemudian di
bagian kanan bawah dituliskan persembahan kepada siapa.
3). Halaman persetujuan pembimbing, memuat perkataan-perkataan “Skripsi
oleh………. ini di setujui pada tanggal …..“, “oleh (nama pembimbing I)” dan (nama
pembimbing II)”. Di bawahnya di tuliskan perkataan “mengetahui : Program Studi
….. (nama Ketua Program Studi)”, kemudian di bagian paling bawah ditulis
“Mensahkan : Fakultas….. (nama Dekan Fakultas). Halaman persetujuan ini diberi
halaman iii, di ketik di tengah-tegah halam bagian bawah, 2 cm dari tepi bawah
kertas.
4).Halaman persetujuan tim penguji, memuat perkataan “Telah di uji dan
disetujui oleh tim penguji : (naman Ketua dan nama para Anggota tim penguji).
Pada bagian bawah halaman persetujuan tim penguji ini diberi nomor halaman iv.
5). Kata pengantar, dengan topik KATA PENGANTAR, maka pada bagian ini
di kemukakan uangkapan rasa terima kasih penulis kepada berbagai pihak yang
telah membantu penyelesaian penulisan skripsi. Isi kata pengantar ditulis
dengan ringkas menggunakan kata-kata yang sederhana. Halaman kata pengantar ini
diberi nomor halaman v, dan apabila dari satu halaman dapat diteruskan dengan
nomor-nomor halaman vi, vii dan seterusnya. Untuk skripsi, kata pengantar
kiranya tidak lebih dari dua halaman.
6). Daftar isi, dengan topik
DAFTAR ISI, dimuat semua hal yang terdapat di dalam keseluruhan skripsi
secara sistematis meliputi bab-bab, sub-sub bab serta bagian bagian-bagiannya
yang lebih kecil lagi. Nomor-nomor halaman daftar isi melanjutkan nomor-nomor
halaman sebelumnya dengan masih menggunakan angka-angka Romawi kecil.
7). Daftar table, dengan topik DAFTAR TABEL, apabila skripsi menyajikan
tabel-tabel. Isi daftar tabel hendak nya sesuai dengan judul tabel sebagaimana
yang terdapat dalam sajian skripsi. Apabila penyajian data menggunakan grafik,
gambar dan sebagainya, maka perlu dibuatkan daftar tersendiri umpamanya DAFTAR
GRAFIK, DAFTAR GAMBAR, dan sebagainya. Nomor-nomor halaman pada daftar tabel
masih meneruskan nomor-nomor halaman sebelumnya.
8). Daftar lampiran, dengan topik DAFTAR LAMPIRAN, perlu disusun daftar
mengenai beberapa hal atau kelengkapan yang dirasa perlu melampirkan dalam
skripsi. Nomor halaman daftar lampiran ini meneruskan nomor halaman sebelumnya,
masih menggunakan nomor Romawi kecil.
3.
Materi
Bagian Tubuh Skripsi
Pada bagian ini
merupakan isi pokok atau batang tubuh skripsi yang sebenarnya yang memuat
kesluruhan bahasan mulai pendahluan sampai penutup dari skripsi. Bagian tubuh
skripsi pada umumnya mencakup bab-bab berikut :
1). Bab pendahuluan, dengan judul PENDAHULUAN,
disertai nomor bab BAB I, memuat uraian yang
menggambarkan persoalan skripsi. Bab ini memuat latar belakang, rumusan dan
ruang lingkup masalah, tujuan penelitian, kalau di pandang perlu bisa disajikan
pengubahan masalah menjadi rumusan hipotesis serta anggapan dasarnya, keterbatasan
penelitiannya, dan yang juga penting yaitu pembatasan artis istilah-istilah
atau konsep–konsep penting dalam penelitian untuk menghindari salah arah bagi
penulis atau salah tafsir bagi para pembaca.
2). Bab kajian
teoritis, yang lazim deberi judul TINJAU TEORITIS, mengemukakan bahasan
yang menjadi orientasi atau dasar teori bagi penilitian ilmiah. Di dalam bab
ini di berikan sudut pandangan atau kerangka acuan dalam upaya menafsirkan kemungkinan
proses serta hasil penelitian. Orientasi dan dasar teori inidapat dihimpun dan
diramu dari sumber-sumber kepusatakaan seperti buku-buku literatur, buletin,
majalah, makalah, surat kabar, jurnal, skripsi dan bahan pustaka lainnya.
3). Bab metode dan
teknik penelitian, yang lazim diberi judul PROSEDUR PENELITIAN atau METODE
PENILITIA. Dalam bab ini di kemukakan berbagai hal yang berhubungan dengan
bagaimana penelitian dipersiapkan, dilaksanakan dan di simpulkan hasilnya.
Dengan demikian bab ini melaporkan : (1) persiapan penelitian antara lain
mengenai penyusunan proposal, pengambilan sampel, penyusunan istrumen
pengumpulan data dan uji cobanya, serta penjadwalan penelitian; (2) pelaksanaan
penelitian misalnya mengenai jenis dan sumber data, teknik-teknik pengumpulan
data, serta pelaksanaan pengumpulan datanya; dan (3) pengolahan data antara
lain mengenai cara-cara mengolah data, rumus-rumus yang dipakai, criteria
menarik kesimpulan, cara pemberian skor, dan seterusnya.
4). Bab
penyajian dan pengolahan data, biasanya diberi judul PENYAJIAN DAN
PENGOLAHAN DATA atau HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini disajikan
pengklasifikasikan, penafsiran atau pengolahan data dengan cara seperti yang
dikemukakan dalam bab sebelumnya. Hasil pengolahan data itu disajikan, baik
secara verbal dengan kata-kata, secara matematis dalam bentuk angka-angka
maupun secara visual dalam bentuk grafik-grafik, peta-peta, gambar-gambar,
poto-poto dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan. Apabila penelitian
menggunakan hipotesis itu sehingga dihasilkan kesimpulan apakah hipotesis
diterima atau ditolak.
5). Bab penutup,sering diberi judul PENUTUP atau KESIMPULAN
DAN SARAN-SARAN merupakan bab penghabisan dalam skripsi. Dalam bab ini
ihtisarkan kesimpulan umum dari keseluruhan penelitian serta kesimpulan khusus
dari hasil penelitian, implikasi atau kegunaan hasil penelitian, serta
dikemukakan pula saran-saran terhadap kemungkinan kegunaan praktis di lapangan
serta bagi penelitian lebih lanjut sebagai tindak lanjut
4. Materi bagian belakang Skripsi
Bagian belakang skripsi
biasanya terdiri dari dua bagian, yakni daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
1). Daftar
pustaka, yaitu daftar yag memuat semua bahan yang di pakai sebagai sumber
informasi serta konsepsual dalam penyusunan skripsi. Bahan-bahan pustaka yang
dicantumkan di dalam daftar hendaknya hanya bahan-bahan pustaka yang relevan
dengan persoalan dalam skripsi. Setiap bahan pustaka di cantumkan dalam daftar
dengan susunan yang berurutan menurut alfabet. Di antara daftar pustaka dengan
bagian sebelumnya dari skripsi hendaknya diberi pemisah dengan suatu halaman
kosong yang hanya memuat perkataan DAFTAR PUSTAKA yang diketik di tengah-tengah
halaman.
2). Lampiran-lampiran,
memuat berbagai bahan yang perlu dilaporkan tetapi tidak termuat dalam bagian
tubuh skripsi. Bahan-bahan itu misalnya surat ijin mengadakan penelitian,
surat-menyurat dengan responden, instrument pengumpul data, jika dirasa perlu
data mentah atau laporan visual hasil penelitian, dan sebagainya. Seperti
halnya pada daftar pustaka, antara lampiran dengan daftar pustaka juga diberi
pemisah dengan satu halaman kosong yang memuatkan perkataan LAMPIRAN atau
LAMPIRAN-LAMPIRAN yang diketik di tengah-tengah halaman. Tiap-tiap lampiran
diberi penunjuk missal nya LAMPIRAN 1, LAMPIRAN 2, dan seterusnya.
Ini saja yang bisa dapat saya bagikan kiranya bermanfaat buat anda para pembaca, mungkin ada kekurangan atau kelebihan bisa di masukkan ke kolom komentar terimakasih.
Ini saja yang bisa dapat saya bagikan kiranya bermanfaat buat anda para pembaca, mungkin ada kekurangan atau kelebihan bisa di masukkan ke kolom komentar terimakasih.
0 Comments