1. Penjelasan Teologi Kehadiran
Di
dalam Pentateukh memperlihatkan bagaimana Allah akan membuat kehadiran-Nya
menjadi suatu bagian tetap dari komunitas Israel. Ada beberapa hal mengenai
“kehadiran Allah” yaitu:
1.1 Pemahaman kehadiran
Allah
Kehadiran Allah bagi komunitas
Israel sangat begitu penting disebabkan karena tanpa Allah hadir maka tidak ada
umat Allah. Kehadiran Allah sedemikian mutlak terbukti disaat Musa melihat api
disemak duri. Kehadiran Allah selalu ada di mana Ia berkenang. Kehadiran Allah
yang dinyatakan bagi umat-Nya adalah bentuk pola tahapan.
1.2 Kehadiran Allah pada
mulanya
Kehadiran Allah bagi manusia disaat
“manusia pertama” bersembunyi. Disaat mereka mendengarkan suara bunyi langkah
kaki Tuhan. Hal ini menyatakan bahwa Allah pada mulanya suka hadir. Namun,
kehadiran Allah selalu di tempat ia berkenang dan manusia hanya taat akan
perintah-perintah yang Dia berikan. Peristiwa yang terjadi pada saat iu
menjelaskan bahwa manusia menyembunyikan diri disaat Allah hadir. Hal ini
disebabkan karena kejatuhan manusia kedalam dosa.
1.3 Pemulihan kehadiran
Allah
“Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set
ia menamainya Enos. Pada waktu itu orang-orang mulai memanggil nama TUHAN”
(Kej. 4:26), ini permulaan yang memberi harapan pemulihan yang dimaksud,
selanjutnya juga dicatat bahwa keturunan Adam yang ketujuh, Henokh bergaul
(NIV: walk with: berjalan dengan) Allah (Kej. 5:21-24), nampaknya pemulihan
mulai terjadi, namun Kejadian 6 mencatat bahwa manusia kembali terancam
terpisah dari Allah. (Kej. 6:3, 5-7).
Namun, Nuh mendapatkan belaskasihan Allah
karena ia mempunyai relasi yang baik dengan Allah. Sehingga keluarga Nuh pada
saat itu selamat. Hal ini awal pemulihan kehadiran Allah bagi manusia. Seiring
berjalan waktu, Allah menggunakan pola tahapan akan pemulihan hadirnya bagi
manusia yaitu sebagai berikut:
·
Tahap pertama, untuk memulihkan kembali
hubungan-Nya bagi manusia adalah Allah memanggil Abram dengan manusia dituntut
supaya “taat” (Kej. 12:1-3)
·
Tahap kedua, Abram mendirikan mezbah bagi
Tuhan “memanggil nama Tuhan”
·
Tahap ketiga, nama dari Abram diganti
menjadi Abraham (Kej. 17:5-11). Hal ini menunjukkan bahwa Abram mengalami suatu
“pembaruan” dengan kaitan pemilihan Abraham.
·
Tahap keempat, adalah Allah menyertai
Ishak (Kej. 26:3, 24) dan Ishak mendirikan mezbah dan memanggil nama Tuhan.
·
Tahap kelima, TUHAN memperlihatkan kepada
Yakub sebuah tangga yang ujungnya sampai dilangit dan TUHAN hadir di situ (Kej.
28:10-13), ini mengisyaratkan bahwa Allah telah memulihkan kembali hubungan-Nya
dengan manusia untuk mencapai hubungan seperti pada waktu dalam taman di Eden,
juga seperti pada waktu Allah bergaul atau berjalan dengan Henokh dan juga
dengan Nuh.
·
Tahap keenam, Yakub bernazar di hadapan
Tuhan bahwa ia akan mendirikan rumah Tuhan dan sekaligus menjadi umat-Nya.
1.4 Mewujudkan Kehadiran
Allah
a. Allah
memanggil Israel melalui pengutusan Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari
tanah Mesir. Kemudian Ia menyatakan diri-Nya kepada manusia dengan cara Ia
hadir bagi manusia.
b. Tuhan
berfirman bagi Israel supaya mereka mendirikan Mezbah seabagai tempat kurban paskah
yaitu menyembelih anak domba jantan tidak bercelah (Kel. 12:16)
c. Tuhan
“membaharui bangsa Israel” dengan menyebrangi Israel dari laut Teberau.
d. Tuhan
memimpin bangsa Israel di padang gurun denga Ia membuktikan janji-Nya kepada
Ishal dan Yakub dimana Ia memberikan minum dan makan manna.
e. Allah
memberikan perintah bagi Israel untuk rencana pembuatan Kemah Suci.
f. Sealnjutnya
dalam keluaran 25-31 terdapat intruksi-intruksi TUHAN untuk membangun “wadah
kehadiran-Nya” di anatara umat pilihan-Nya, yaitu Kemah Suci, disertai juga
intstruksi-instruksi melayani sebagai “pola” bagi pelaksanaan ketika Kemah Suci
didirikan (Kel. 35-40). Apa yang kemudian terjadi dalam Keluaran 32-34, ujian
ketaatan, konsekwensi, dan “endingnya,” kembali membuktikan jika kemudian Israel
tetap ada dan kisah perjalanannya bisa berlanjut ke Keluaran 35 dan seterusnya,
hal ini kembali membuktikan kasih karunia Allah dalam prakarsa kehadiran-Nya
(Kel. 33:13-19).
1.5 Kemah Suci wadah
kehadiran Allah
Kemah Suci adalah wadah kehadiran Allah di
mana tempat Ia berdiam di tengah-tengah umat-Nya. Sementara keseluruhan Kemah
Suci dan perabotannya menunjukkan bahwa Allah hadir. Tabut perjanjian merupakan
simbol paling kuat dari kehadiran Allah. Hal yang menunjukkan kehadiran Allah
adalah melalu Tiang Awan dan Tiang Api melambangkan pimpinan Allah dan
perlindungan Allah.[1]
[1] Robert H. Gundry, Tremper Longman III Memahami Keluaran,(Jakarta:
Seripture Union Indonesia 2011) hlm. 41.
0 Comments