SAHABAT
SEJATI
Kata
bijak berkata bahwa ”sahabat sejati adalah mereka yang tak
mungkin bersama enggkau ketika kamu dalam sukses, namun mereka yang pasti
bersamamu ketika kamu jatuh”.
Mungkin kata ini yang dapat menggambar pribadi seorang sahabat yang setia bersama
sahabatnya dalam kondisi apapun. Namun lebih daripada kata-kata diatas, Alkitab
telah mencatat tentang sahabat sejati. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan
menjadi seorang saudara dalam kesukaran (Amsal pasal 17:17). Ayat ini memberikan pemahaman tentang seorang sahabat yang sejati dari
persektif Alkitab yang lebih daripada persahabatan yang ada didunia ini.
Sahabat sejati adalah orang
yang meluangkan waktunya untuk sahabatnya.
Persahabatan
merupakan ikatan yang boleh terjadi antara laki-laki dengan laki-laki atau laki
dengan perempuan baik secara kelompok maupun non kelompok. Persabahatan tidak
sekedar saling berbagai, saling memberi atau saling memahami kekurangan atau kelebihan masing-masing. Persahabatan
adalah memberikan waktu untuk
sabahat pada saat kebahagiaannya maupun
pada saat kemalanganya. Meluangkan waktu pada saat kebahagian adalah hal yang
sangat mudah untuk dilakukan, namun meluangkan waktu untuk sahabat pada hari kemalangannya adalah hal
yang sulit untuk dilakukan bahkan
cenderung ditinggalkan. Namun sahabat sejati adalah sahabat yang meluangkan
waktunya disaat waktunya sudah tidak untuk sahabatnya. Sahabat sejati pribadi rela
mengorbankan waktunya, rela mengorbankan perasaanya, bahkan jataban sekalipun untuk sahabatnya karena
sahabat sejati adalah tindakan kasih
yang tidak memiliki syarat. Hal ini juga yang dilakukan oleh Tuhan kepada
umatnya Ia merelakan segalanya hanya
untuk keselamatan umat manusia (Yoh. 15:14-15). Untuk itu jadilah Yesus sebagai
sabahat sejati dalam hidup ini karena Dialah yang tidak pernah meninggalkan
orang-orang yang mau bersahabat dengan Dia bahwa Ia telah rela mengorbankan
nyawanya untuk manusia sebagai sahabat-Nya.
Sahabat
sejati adalah orang yang setia kepada
sahabatnya saat dalam masalah.
Persahabatan
tidak hanya didasarkan pada sebuah pengertian untuk saling mengerti, saling memahami.
Tetapi komitmen untuk setiaan kepada sahabat bukanlah teori tetapi tindakan
untuk saling merasakan masalah dan mencari solusi secara bersama-sama karena seorang sahabat adalah orang yang
menambah sukacita dan membagi kesedihan untuk saling merasakan apa yang sedang
dialami. Seorang sahabat yang baik akan memberikan waktunya kepada sahabatnya
pada saat ia membutuhkannya, termasuk pada masa-masa kesukaran, kemalangan, dan
kesengsaraan dengan tidak mencari kepentingan diri sendiri,
tetapi rela untuk berkorban . Hal ini
yang telah dilakukan oleh Yesus kepada orang percaya, Ia rela
berkorban, memperhatikan orang lain, menganggap orang lain lebih penting daripada kepentingan
diri sendiri-Nya (Filipi 2:3-4).
Tindakan ini juga yang diharapkan oleh
Tuhan kepada manusia untuk menjadi sahabat dalam hal saling mengasihi sesama manusia tanpa mencari
kepentingan diri sendiri tetapi mengganggap orang lain lebih daripada diri
sendiri.
0 Comments