Alih Kepemimpinan

 


Alih Kepemimpinan

Markus 1:14-15, 16-20

 

        Ini adalah kisah selanjutnya dari kisah Yohenes Pembaptis di mana kemudian ia dimasukkan ke dalam penjara karena sikap kritisnya. Selanjutnya Yesus melanjutkan pemberitaan, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Yesus sepertinya tidak harus memulai dari nol lagi, sebab sudah di dahului oleh Yohanes Pembaptis yang kini terpenjara.

        Dalam Injil Yohanes ada satu peribahasa, yang seorang menabur yang lain menuai. Gol yang dilesakkan oleh seorang penyerang depan, adalah umpan pemain belakang. Demikian juga hukum yang berlaku dalam pelayanan, apa yang kita kerjakan bukan karya tunggal kita, itu suatu karya bersama, dalam kesatuan tubuh Kristus. Kita harus terbiasa dengan hal ini, jangan sampai kita bersungut atau cemburu, iri. Mungkin kita yang sudah berjerih lelah memulai sesuatu, tetapi orang lain yang mnelanjutkan, it’s OK. Saya oleh kemurahan Tuhan telah memulai beberapa tulisan rohani, di Medan dan Jakarta. Ada yang terus berlanjut, ada yang tidak. Sangat sedih juga menyadari bahwa apa yang kita mulai tidak berlanjut, tetapi senang kalau apa yang kita kerjakan terus dilanjutkan. Yang penting Berita Kerajaan Sorga diteruskan, siapapun yang melanjutkannya.

        Apa yang kita kerjakan sekarang di STTIA jelas bukan karya kita sendiri, ada yang telah memulai sebelumnya, sangat mengecewakan tentunya bagi pendahulu-pendahulu kita jika pekerjaan yang mereka rintis itu tidak berlanjut. Tetapi adalah suatu kesukaan bagi mereka jika mendengar bahwa pelayanan yang mereka mulai masih ada yang melanjutkan.

        Demikian dengan pelayanan Yohanes ini, tentu dalam penjara ia senang mendengar bahwa pelayanan yang sudah ia mulai ada yag melanjutkan, bahkan menjadi lebih besar lagi.

Dalam alih kepemimpinan ini saya melihat ada tiga hal yang utama:

1.                   Yang terutama adalah bahwa visi itu dilanjutkan, dan visi yang utama adalah pemberitaan Kerajaan Sorga. Kita semua bekerja untuk Kerajaan Allah, tidak bagi agenda yang lain, seperti kepentingan dan keuntungan diri sendiri.

2.                   Ada peningkatan, bd. Mrk 1:7-8 dgn ay. 15. Yesus lebih besar dari Yohanes. Sangat sedih rasanya jika mendengar terjadi kemerosotan dalam suatu pelayanan sepeninggal kita, tetapi kita harus bersyukur jika kita meninggalkan suatu pelayanan, kemudian pelayanan itu berkembang dengan lebih baik.

3.               Ada pembaharuan, Mrk 1:16-20 Murid-murid Yohanes ada yang mengikut Yesus, dan dari “penjala ikan” mereka dijadikan “penjala manusia.” Bagi orang lama, kemudian datang managemen yang baru, tidak boeh merasa bahwa ada hal yang tidak boleh disentuh dengan perubahan, dengan kata lain telah terjadi penyakralan. Ketika pemimpin baru datang, dan jika membawa pembaharuan demi suksesnya visi semula (visi dasar yang tidak berubah), it’s OK, yang utama visi utama itu tidak berubah: yakni Pewartaan Kerajaan Allah.

       Perubahan itu adalah sesuatu yang niscaya terjadi, terlebih dalam dunia kita yang semakin cepat berubah ini. Kita harus mau belajar menyesuaikan diri, jika tidak kita akan menjadi kadaluwarsa, tertinggal... dan pada akhirnya menjadi tidak penting lagi bagi zaman ini, sebab tidak memberi solusi, hanya bangga pada masa lalu, alias menjafi fosil!!!! Jangan jadi Kristen fosil, jadilah Kristen hidup yang berdampak, berdampak global! Amin - God bless

Post a Comment

0 Comments