“Dan
Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata
sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagai zamrud
rupanya”
Saat presiden Jokowi masih menjadi
walikota Solo, bahkan saat ia masih jadi pengusaha, banyak orang di Solo sering
bertemu beliau, termasuk beberapa kenalan saya. Kini mereka mengenang dengan
bangga bertemu atau ngobrol dengan beliau. Tapi dulu, perasaan mereka mungkin
biasa saja. Jika mereka pernah berfoo bersama, kini foto itu dipajangnya dengan
bangga. Tapi dulu, foto itu mungkin dirasa biasa saja. Orangnya sama tapi kini
mereka melihatnya sebgai orang nomor satu di Indonesia, bukan lagi pemimpin
kota kecil atau sekedar pengusaha biasa.
Dua ribu tahun lalu, Tuhan datang ke
dunia sebgai manusia dalam sosok Yesu. Tujuan utama-Nya adalah untuk menjadikan
diri-Nya sebgai korban tebusan demi menyelamatkan kita. Yesus datang sebagai
sosok sederhana, penuh belas kasihan, dan bersahabat dengan kaum terpinggirkan.
Itulah gambaran kasih Tuhan atas kita. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang
penuh kasih dan dekat dengan kita. Tapi kita tak boleh lupa juga bahwa Dia
tetaplah Allah. Firman Tuhan hari ini menunjukkan bagaimana kemuliaan Tuhan
itu. Takhta (ay. 2-3) melambangkan kedaulatan kuasa-Nya. Permata melambangkan
kemuliaan dan keindahan-Nya. Pelangi adalah lambang janji-Nya (lih. Kej. 9).
Kilat dan guruh melambangkan kedahsyatan-Nya. Laut yang Alkitab sering menjadi
lambang kekacauan dan pemberontakan, kali ini tenang seperti Kristal di hadapan
hadirat-Nya.
Itulah Tuhan yang kita sembah. Ia
bukan hanya baik dan penuh kasih, tapi dahsyat dan penuh kuasa. Ia bukan hanya
sahabat, tapi Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala Tuhan yang
harus kita sembah dan muliakan. Penglihatan Yohanes menunjukkan betapa kecilnya
dan hinanya kita di hadapan-Nya. Masih kita suka menyepelekan dan meremehkan
perintah-Nya? Masihkah kita menganggap Dia hanya sebagai salah satu opsi atau
pilihan dalam hidup ini? Sebagai sosok paling berkuasa di alam semesta, Dia
jelas bukan opsi. Sudah seharusnya Tuhan menjadi prioritas dan sumber
pengharapan kita dalam menjalani hiudp. Amin
0 Comments