Dalam
pasal ini, Yohanes menyampaokan tentang penilaian Allah terhadap ketujuh jemaat
di Asia Kecil. Penilaian ini yang sangat tajam diberikan kepada jemaat di
Efesus. Meskipun mereka aktif bekerja dalam pelayanan, Allah tidak berkenan
terhadap apa yang mereka kerjakan. Bahkan Allah mencela mereka karena dalam
melakukan pelayanan itu mereka telah meninggalkan kasih yang semula.
Kasih
yang semula adalah kasih yang pertama kali yang dialami oleh semua orang yang
percaya kepada Yesus. Orang yang menerima Yesus sebagai penebusnya adalah orang
yang telah mengalami perjumpaan dengan Yesus secara personal. Orang tersebut
mungkin sebelumnya sudah tau bahwa yesus adalah Juru Selamat, tapi dia belum
pernah datang secara pribadi untuk meminta Yesus mengampuni dosa-dosanya,
inilah momen di mana cinta Tuhan menyentuh hatinya dan mengubahkan hatinya.
Momen itu merupakan sebuah babak baru dalam kehidupannya. Mulai saat itu, orang
itu akan melayani Tuhan dengan bersungguh-sungguh, serta merasakan damai
sejahtera yang diberikan oleh Tuhan. Kasih yang semula itu mendorongnnya untuk
selalu merasa haus akan firman Tuhan, punya kerinduan untuk berdoa setiap saat,
mulai belajar melayani Tuhan, menjaga kesucian hidup, serta berusaha menghindari
perbuatan yang bisa menyakiti hati Tuhan.
Mari
kita periksa diri kita masing-masing! Dengan banyaknya rupa-rupa angin pengajaran,
tekanan hidup yang silih berganti, fitnah dan aniaya terhadap pengikut Kristus,
masikah kasih kita tetap berkobar-kobar untuk melayani Tuhan? Ataukah kita
sudah mulai tidak kuat lagi untuk bertahan sehingga kita menganggap pelayanan
sebagai rutinitas dan secara perlahan menjauhkan diri dari Tuhan?
Berhati-hatilah jika sudah merasakan kehidupan yang hampa seperti itu!
Segeralah bertobat dan minta pengampunan dari-Nya sebelum Dia mencela kita
karena kasih kita kepada-Nya mulai luntur! Sebab, ketika kehilangan kasih yang
semula, pelayanan apapun yang kita lakukan tidak akan berkenan di hadapan
Tuhan.
0 Comments