Keadilan Bagi Para Martir Wahyu 6:11


Yesus, Anak domba Allah itu menjadi satu-satunya yang berhak membuka gulungan kitab dengan tujuh meterainya tersebut. Ketika meterai pertama dibuka, muncul kuda putih yang ditunggangi oleh seorang penakluk. Saat materai kedua dibuka, muncullah kuda merah padam yang penunggangnya membawa konflik ke dalam bumi. Meterai ketiga dibuka, muncul kuda hitam dan penunggangnya menimbulkan kesusahan dan krisis sehingga bahan makanan menjadi langka. Saat meterai keempat dibuka muncul kuda hijau kuning dan penanggungnya mengakibatkan kematian di bumi, baik melalui perang, kelaparan, penyakit, atau keganasan alam. Meterai kelima memunculkan tangisan-tangisan jiwa-jiwa para martir yang dibunuh karena iman mereka.  Mereka berseru kepada Tuhan untuk mengadili mereka yang telah bertindak jahat dan keji. Namun, Tuhan meminta mereka agar bersabar sedikit lagi hingga genap jumlah martir yang akan dibunuh juga. Setelah itu, meterai keenam dibuka dan gempa dahsyat terjadi dan disertai kekacauan di langit. Begitu dahsyat hal ini sehingga para penguasa dunia tak tahan dan tak bisa lagi bersembunyi dari dahsyat murkanya.

Dibukanya enam meterai pertama ini diikuti oleh hal-hal yang jauh dari kata baik. Penderitaan, kekacauan, kematian, kesusahan, bencana, dan tangisan, dibawa oleh enam materai pertama ini. Tapi, semua itu bukanlah kejadian yang tak terkendali. Semuanya da di bawah kendali Allah. Kita juga bisa bandingkan lima bencana di atas dengan apa yang di alami jiwa para martir di ayat 9-11. Sementara dunia mengalami keguncangan dan bencana bertubi-tubi, mereka yang saat hidup di dunia harus mengalami derita itu kini hanya diminta beristirahat dan bahkan diberi jubah putih kemuliaan. Tak hanya beristirahat, mereka pasti juga akan menyaksikan bagaimana keadilan Tuhan ditegakkan atas orang-orang yang telah menganiaya mereka. Bukankah ini luar biasa? Pengadilan uhan memang belum dijalankan, tapi Tuhan tidak membiarkan mereka. Kepada mereka, tempat terbaik telah ia siapkan. Yang perlu mereka lakukan kini cukup beristirahat dan menunggu dalam kemuliaan. Itulah yang didapatkan orang yang setia kepada-Nya. Kiranya kita pun masuk dalam golongan mereka.


Post a Comment

0 Comments