“Mereka
ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah
mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”
Ketika
berbicara tentang akhir zaman, banyak orang sering terjebak pada hal-hal yang
disebutkan dengan jelas tapi ditafsirkan secara kabur. Salah satunya adalah
angka 144.000 yang disebutkan di prikop pertama. Ada orang yang menafsirkan
bahwa jumlah orang yang selamat dari malapetaka di akhir zaman, bahkan jumlah
penghuni sorga, nantinya hanyalah 144.000. tapi, apakah Alkitab berkata
demikian? Yang Alkitab katakan bahwa jumlah tersebut berasal dari keturunan 12
suku Israel. Apakah suku Israel di sini adalah suku Israel secara jasmani atau
rohani, kita tidak tahu. Namun, yang jelas di perikop berikutnya, kita membaca
bagaimana Yohanes melihat kiumpulan besar orang yang tidak terhitung bnayaknya
(ay. 8). Mereka adalah orang-orang yang menerima kehidupan dan turut serta
melayani di hadapan Tuhan.
Apakah
nanti akan ada dua golongan oang yang akan diselamatkan? Kita tidak tahu.
Namun, kita sebaiknya tidak terjebak pada sekedar meributkan tentang jumlah dan
identitas orang-orang itu. Ada hal yang perlu lebih kita pehatikan, yaitu bahwa
ada jaminan keselamatan bagi orang yang tetap setia hingga pada akhirnya.
Segala penderitaan, kesusahan, tantangan, bahkan kematian yang kita alami di
dunia oleh karena kebenaran tak akan ada apa-apanya jika dibandingkan
perlindungan dan kemuliaan kekal yang kelak akan kita dapat dari Tuhan yang
kita sembah.
Dunia
sering berkata, berani tetap hidup benar meskipun harus menderita, karena
menanti kemuliaan di akhir zaman, itu sekedar janji-janji sorgawi. Dunia
berkata itu bodoh karena di dunia pun orang bisa hidup “mulia”, asal mengikuti
arus dunia. Ya, dunia akan berusaha membuat kita meremehkan janji Tuhan.
Tujuannya tak lain supaya kita tak lagi hidup benar. Tapi, biarlah firman Tuhan
hari ini memberi peneguhan bagi kita. Kita memang tak tahu kapan nubuat ini
digenapi, tapi percayalah, kapan pun itu, hidup benar meski menderita sementara
tapi selamat selamanya itu lebih baik, dari pada hidup melenceng, mulia
sementara, dan menderita selamanya.
0 Comments