Jaminan Keselamatan Wahyu 7:14



“Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”

Ketika berbicara tentang akhir zaman, banyak orang sering terjebak pada hal-hal yang disebutkan dengan jelas tapi ditafsirkan secara kabur. Salah satunya adalah angka 144.000 yang disebutkan di prikop pertama. Ada orang yang menafsirkan bahwa jumlah orang yang selamat dari malapetaka di akhir zaman, bahkan jumlah penghuni sorga, nantinya hanyalah 144.000. tapi, apakah Alkitab berkata demikian? Yang Alkitab katakan bahwa jumlah tersebut berasal dari keturunan 12 suku Israel. Apakah suku Israel di sini adalah suku Israel secara jasmani atau rohani, kita tidak tahu. Namun, yang jelas di perikop berikutnya, kita membaca bagaimana Yohanes melihat kiumpulan besar orang yang tidak terhitung bnayaknya (ay. 8). Mereka adalah orang-orang yang menerima kehidupan dan turut serta melayani di hadapan Tuhan.

Apakah nanti akan ada dua golongan oang yang akan diselamatkan? Kita tidak tahu. Namun, kita sebaiknya tidak terjebak pada sekedar meributkan tentang jumlah dan identitas orang-orang itu. Ada hal yang perlu lebih kita pehatikan, yaitu bahwa ada jaminan keselamatan bagi orang yang tetap setia hingga pada akhirnya. Segala penderitaan, kesusahan, tantangan, bahkan kematian yang kita alami di dunia oleh karena kebenaran tak akan ada apa-apanya jika dibandingkan perlindungan dan kemuliaan kekal yang kelak akan kita dapat dari Tuhan yang kita sembah.

Dunia sering berkata, berani tetap hidup benar meskipun harus menderita, karena menanti kemuliaan di akhir zaman, itu sekedar janji-janji sorgawi. Dunia berkata itu bodoh karena di dunia pun orang bisa hidup “mulia”, asal mengikuti arus dunia. Ya, dunia akan berusaha membuat kita meremehkan janji Tuhan. Tujuannya tak lain supaya kita tak lagi hidup benar. Tapi, biarlah firman Tuhan hari ini memberi peneguhan bagi kita. Kita memang tak tahu kapan nubuat ini digenapi, tapi percayalah, kapan pun itu, hidup benar meski menderita sementara tapi selamat selamanya itu lebih baik, dari pada hidup melenceng, mulia sementara, dan menderita selamanya.

Post a Comment

0 Comments