Hari ini bayar besok gratis. Jargon yang sering kali di pasang di warug makan-warung makan ini memang menggiurkan. Bagaimana tidak, kita memang harus membayar untuk apa yang kita makan hari itu, tapi kita beroleh jaminan bahwa besok ketika kita ke warung itu lagi, maka kita tidak perlu membayar untuk apa yang kita makan. Esok harinya, kita sudah sangat bersemangat. "Makan di warung itu lagi saja, hari ini gratis." Tapi alangkah kecewanya ketika kita mendapati jargon itu tetap berkata: Hari ini bayar besok gratis. Bukan ini artinya kita pun harus membayar lagi hari ini? Kapan gratisnya? Tidak akan pernah gratis.
Yohanes benar-benar menyadari bahwa perintah untuk mengasihi adalah printah lama. Bahkan 10 Hukum Taurat pun sudah memuatnya. Sama sekali bukan perintah baru. Meski demikan, Yohanes kemudian menyebutnya sebagai perintah baru karena apa yang dilihat umat pada saat itu memang belum pernah dilihat sebelumnya. Yesus adakah satu-satunya pribadi yang pernah dan mampu untuk melakukan pengorbanan seperti yang Ia lakukan di atas kayu salib. Demontrasi kasih seperti ini benar-benar baru bagi manusia. Dan karena itu ia menghimbau umat untuk menunjukkan demonstrasi kasih yang sama dakam keseharian.
Judul prikop "Perintah yang baru" ini cukup menarik. Konsepnya mirip dengan jargon "hari ini bayar besok gratis". Hari ini kita membacanya, kita mendapay perintah baru, yakni mengasihi seperti Yesus Mengasihi. Tapi apakah lantas itu kemudian menjadi peritah lama yang sudah kadaluarsa dan karenanya kita melupakannya? Tidak juga, sebab lain waktu kita membacanya, atau mungkin pengkhotbah yang membacanya pada hari Minggu, kita mendapati judul yang sama, yakni perintah baru. Ini artinya, menunjukkan kasih dalam keseharian harus senantiasa kita anggap sebagai perintah baru setiap hari. Kita menunjukkan kasi hari ini, hari esok, dan hari-hari selanjutnya. Sikap yang penuh kasih itu, kepada siapapun orangnya, harus kita perbaharui setiap waktu.
0 Comments