Keagungan Karekter Kristus (Ketabahan Hati)


Pendahuluan

Kobasa dkk. dalam Journal of Personality and Social Psychology (1982) menjelaskan ketabahan hati sebagai suatu konstelasi karakteristik kepribadian yang berfungsi sebagai sumber daya untuk menghadapi peristiwa-peristiwa hidup yang menimbulkan stres.

Cotton (1990), lebih jelas lagi mengartikan ketabahan hati sebagai komitmen yang kuat terhadap diri sendiri, sehingga dapat menciptakan tingkah laku yang aktif terhadap lingkungan dan perasaan bermakna yang menetralkan efek negatif stres.

Sementara Quick dkk. (1997) menyatakan ketabahan hati sebagai konstruksi kepribadian yang merefleksikan sebuah orientasi yang lebih optimistis terhadap hal-hal yang menyebabkan stres. Ini sesuai dengan pendapat Kobasa yang melihat ketabahan hati sebagai kecenderungan untuk mempersepsikan atau memandang peristiwa-peristiwa hidup yang potensial mendatangkan stress sebagai sesuatu yang tidak terlalu mengancam.
Orang yang memiliki ketabahan hati memiliki keberanian berkonfrontasi terhadap perubahan atau perbedaan dan menarik hikmah dari keadaan tersebut (Foster & Dion, 2004).

Franken dalam bukunya Human Motivation (2002) menjelaskan adanya tiga komponen di dalam ketabahan hati,yakni:

1.     Kontrol
Komponen ini berisi keyakinan bahwa individu dapat memengaruhi atau mengendalikan apa saja yang terjadi dalam hidupnya. Self Control. Seseorang yang sanggup menguasai diri sama dengan gagahnya seorang pahlawan kota.Individu percaya bahwa dirinya dapat menentukan terjadinya sesuatu dalam hidupnya, sehingga tidak mudah menyerah ketika sedang berada dalam keadaan tertekan.

Individu dengan ketabahan hati yang tinggi memiliki pandangan bahwa semua kejadian dalam lingkungan dapat ditangani. Pasti di setiap masalah selalu ada jalan penyelesaiannya.

Seorang tokoh, DuDell, menjabarkan komponen ini menjadi empat, yaitu: (a) kerelaan dan keterampilan untuk membuat keputusan yang baik; (b) perasaan otonomi diri dan perasaan adanya suatu pilihan yang dapat diambil; (c) kemampuan untuk melihat peristiwa yang menyebabkan stres sebagai suatu bagian dari kehidupan; (d) motivasi untuk berprestasi sesuai dengan tujuan.

2.Komitmen
Komponen ini berisi keyakinan bahwa hidup itu bermakna dan memiliki tujuan. Individu juga berkeyakinan teguh pada dirinya sendiri walau apa pun yang akan terjadi.
Individu dengan ketabahan hati yang tinggi percaya akan nilai-nilai kebenaran, kepentingan dan nilai-nilai yang menarik tentang siapakah dirinya dan apa yang mampu ia lakukan. Selain itu, individu dengan ketabahan hati yang tinggi juga percaya bahwa perubahan akan membantu dirinya berkembang dan mendapatkan kebijaksanaan serta belajar banyak dari pengalaman yang telah didapat.

DuDell menjabarkan komponen ini menjadi empat, yaitu: (a) ketertarikan dan keingintahuan tentang hidup; (b) keyakinan dan ketahanan diri; (c) kerelaan untuk mencari bantuan dan dukungan sosial; (d) kemampuan mengenali nilai-nilai pribadinya yang unik dan tujuannya sendiri.

3. Tantangan
Komponen ini berupa pengertian bahwa hal-hal yang sulit dilakukan atau diwujudkan adalah sesuatu yang umum terjadi dalam kehidupan, yang pada akhirnya akan datang kesempatan untuk melakukan dan mewujudkan hal tersebut.

Dengan demikian individu akan secara ikhlas bersedia terlibat dalam segala perubahan dan melakukan segala aktivitas baru untuk bisa lebih maju. Individu seperti ini biasanya menilai perubahan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan menantang daripada sesuatu yang sifatnya mengancam. Dengan pandangan yang terbuka dan fleksibel, tantangan dapat dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan harus dihadapi. Bahkan, tantangan dilihat sebagai kesempatan untuk belajar lebih banyak.

DuDell menjabarkan komponen ini menjadi empat, yaitu: (a) pendekatan yang fleksibel terhadap orang lain dan kondisi-kondisi tertentu; (b) memandang segala sesuatu secara positif dan optimis; (c) kerelaan untuk mengambil risiko yang membangun; (d) penghargaan serta penerimaan atas keunikan diri sendiri sebagai suatu berkah.  

Hasil Penelitian Mengenai Manfaat Ketabahan Hati
Wahyu Rahardjo dalam laporan penelitiannya mengenai ketabahan hati (2005) merangkum dari berbagai literatur, dan menuliskan adanya tujuh fungsi ketabahan hati ini.

1.    Membantu dalam proses adaptasi
Individu dengan ketabahan yang tinggi akan sangat terbantu dalam melakukan proses adaptasi terhadap hal-hal baru, sehingga stres yang ditimbulkan tidak banyak. Sebuah penelitian membuktikan bahwa etnis Cina Kanada yang tinggal di Toronto, yang memiliki ketabahan hati lebih tinggi, lebih mudah beradaptasi dan mengurangi efek kecemasan serta tetap memiliki harga diri yang tinggi ketika mengalami diskriminasi. Sebuah penelitian lain memiliki hasil yang senada, menunjukkan bahwa ketabahan hati dapat membantu penyesuaian diri remaja pria yang melakukan wajib militer.

2.    Lebih memiliki toleransi terhadap frustrasi
Sebuah penelitian terhadap dua kelompok mahasiswa, yaitu kelompok yang memiliki ketabahan hati tinggi dan yang rendah, menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ketabahan hati tinggi menunjukkan tingkat frustrasi yang lebih rendah dibanding mereka yang ketabahan hatinya rendah.

Senada dengan hasil penelitian itu, penelitian lain menyimpulkan bahwa ketabahan hati dapat membantu mahasiswa untuk tidak berpikir akan melakukan bunuh diri ketika sedang stres dan putus asa.

3.    Mengurangi akibat buruk dari stres
Kobasa yang banyak meneliti ketabahan hati menyebutkan bahwa ketabahan hati sangat efektif berperan ketika terjadi periode stres dalam kehidupan seseorang. Demikian pula pernyataan beberapa tokoh lain. Hal ini dapat terjadi karena mereka tidak terlalu menganggap stres sebagai suatu ancaman.

4.    Mengurangi kemungkinan terjadinya burnout
Burnout, yaitu situasi kehilangan kontrol pribadi karena terlalu besarnya tekanan pekerjaan terhadap diri, sangat rentan dialami oleh pekerja-pekerja emergency seperti perawat dsb. yang memiliki beban kerja tinggi. Untuk individu yang memiliki beban kerja tinggi, ketabahan hati sangat dibutuhkan untuk mengurangi burnout yang sangat mungkin timbul. Sebuah penelitian memberikan hasil yang sesuai dengan pernyataan itu, yaitu perawat yang memiliki ketabahan hati tinggi, ternyata lebih sulit mengalami burnout dibanding perawat yang ketabahan hatinya rendah.

5.    Mengurangi penilaian negatif terhadap suatu kejadian atau keadaan yang dirasa mengancam dan meningkatkan pengharapan untuk melakukan coping yang berhasil
Coping adalah penyesuaian secara kognitif dan perilaku menuju keadaan yang lebih baik, bertoleransi terhadap tuntutan internal dan eksternal yang terdapat dalam situasi stres. Ketabahan hati membuat individu dapat melakukan coping yang cocok dengan masalah yang sedang dihadapi. Individu dengan ketabahan hati tinggi cenderung memandang situasi yang menyebabkan stres sebagai hal positif, dan karena itu mereka dapat lebih jernih dalam menentukan coping yang sesuai.
Pernyataan dari Schult & Schult (1994) tersebut didukung oleh sebuah penelitian terhadap perawat yang menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ketabahan hati tinggi lebih baik dalam memilih coping yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.

6.    Lebih sulit untuk jatuh sakit yang biasanya disebabkan oleh stres
Ketabahan hati dapat menjaga individu untuk tetap sehat walaupun mengalami kejadian-kejadian yang penuh stres (Smet, 1994). Karena lebih tahan terhadap stres, individu juga akan lebih sehat dan tidak mudah jatuh sakit karena caranya menghadapi stres lebih baik dibanding individu yang ketabahan hatinya rendah (Cooper dkk, 1998).

7.    Membantu individu untuk melihat kesempatan lebih jernih sebagai suatu latihan untuk mengambil keputusan.
Kobasa & Pucetti (1983) menyatakan bahwa ketabahan hati dapat membantu individu untuk melihat kesempatan lebih jernih sebagai suatu latihan untuk mengambil keputusan, baik dalam keadaan stres ataupun tidak.
           
Belajar meneladani ketabahan hati Yesus

1.     Mental-Nya tahan menderita
"Sebab untuk itulah kamu dipanggil , karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu supaya kamu mengikuti jejak-NYA". (1 Petrus 2:21) karena ... "Lalu Yesus berkata kepada murid2-NYA : Setiap orang yang mau mengikuti AKU, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib dan mengikut AKU".
YESUS ingin membentangkan kepada kita bahwa hidup itu tak selamanya diwarnai hal-hal yang enak dan menyenangkan saja. Ada sisi penderitaan juga.Para murid YESUS,disiapkan untuk siap dalam segala keadaan.

2.     Tidak berdosa
"Orang menempatkan kuburnya diantara orang-orang fasik, dan dalam mati-NYA IA ada diantara penjahat2, sekalipun IA tidak berbuat kekerasan dan tipu daya tidak ada dalam mulut-NYA". lalu dikuatkan oleh surat 1 Petrus 2:22 "IA tidak berbuat dosa dan tipu tidak ada dalam mulut-NYA".
Setiap hari dapat kita jadikan hari penuh kemenangan, asal kita tidak mau melakukan dosa.YESUS telah menunjukkan kepada kita bahwa meskipun penderitaan menghampiri kita, maka kita sebagai umat KRISTUS tetap menjaga hati dan pikiran kita agar tidak berdosa. YESUS adalah TUHAN, kita adalah manusia yg tak lepas dari dosa, maka dengan berdoa dan mengucap syukur, TUHAN akan menjaga kita dari dosa2 dunia.

3.      Tidak pernah menipu
"IA tidak berbuat dosa dan tipu tidak ada dalam mulut-NYA".(1 Petrus 2:22).
Hendaknya kebenaran ada dalam diri kita meskipun penderitaan menghampiri, sama seperti YESUS tidak pernah berbicara kebohongan ketika dianiaya dan disalib.

4.     Tidak pernah membalas pada saat dicaci maki
"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk" (Roma 12:14) dikuatkan oleh perkataan YESUS sendiri "Tetapi AKU berkata kepadamu: kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu, karena dengan demikian kamu menjadi anak2 BAPA-mu di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar". (Matius 5:44-45).
hal tidak membalas caci maki merupakan hal yang paling berat untuk dilakukan sebagai umat manusia. sebagai manusia biasa kita selalu tergoda untuk membalas segala sakit hati kepada mereka. namun dengan keteguhan dan ketekunan hati, YESUS telah merubah sakit hati tersebut menjadi kebahagiaan yang utuh tak kurang suatu apapun melalui satu ujian (ujian kerendahan hati).

5.     Sabar di dalam ancaman
"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa". (Roma 12:12) karena YESUS sendiri mengatakan "Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu". (Lukas 21:19)
Teladan bersabar di dalam ancaman merupakan esensi dalam ajaran kristen yaitu YESUS menunjukkan kasih-NYA kepada musuhnya dan kehidupan yang dijanjikan-NYA adalah kehidupan kekal. begitu indah dan abadi.

6.     Menyerahkan segala hal kepada ALLAH
"Ketika IA dicaci maki, IA tidak membalas dengan mencaci maki, ketika IA menderita IA tidak mengancam, tetapi IA menyerahkan kepada DIA yang mengadili dengan adil". (1Petrus 2:23)
Ketika manusia terjebak dalam pederitan yang tiada habisnya, maka satu teladan yang patut kita contoh dari YESUS adalah menyerahkan segala perkara kita kepada TUHAN karena IA yang empunya hidup akan menyelesaikan segalanya dengan adil. maka jangan takut berada dalam penderitaan karena kita umat kristen mempunyai ALLAH yang kuat, ALLAH yang hidup, ALLAH yang adil.

7.     Kebenaran dalam Iman
"IA sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-NYA di kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa , hidup untuk kebenaran. Oleh bilur2-NYA kamu telah sembuh". (1Petrus 2:24)
Penebusan dosa yang dilakukan YESUS adalah inti kebenaran pengajaran-NYA, kebenaran yang mutlak, kebenaran yang tidak terbantahkan supaya kita sebagai umat kristen tidak sia-sia mempercayai YESUS adalah juru selamat manusia dan kita menerima anugerah keselamatan abadi dan bukan kematian kekal.

Post a Comment

0 Comments