Pendahuluan
Kata
"miskin" berarti melarat (papa) sama sekali, sementara "di
hadapan Allah" menjelaskan lingkup kemelaratan itu. Ada yang menafsirkan
begini, "kemelaratan dalam hal budaya pengetahuan dan budaya intelek yang
diberikan oleh sekolah, sebab orang dari kelompok ini siap memberikan diri
mereka kepada ajaran Kristus, dan membuktikan diri mereka pantas memperoleh
harta surgawi." Yang lain menjadikan gagasan itu lebih berkaitan dengan
batin dan etis, yaitu miskin akan berkat-berkat rohani. Ini lebih baik. Tetapi,
apakah kita membacanya, "miskin di hadapan Allah," yaitu miskin akan
harta rohani, atau "roh mereka miskin," yakni sadar akan kebutuhan
rohani mereka? Miskin di hadapan Allah, bukan kondisi materi atau keuangan, itu
menunjukkan keadaan batin; bukan kondisi hidup lahiriah, melainkan keadaan dan
sifat pikiran.
Hal-hal
mengenai makna miskin di hadapaan Allah
1.
Ditempa benar-benar dengan kekuatan, kebaikan dan hikmat
2.
Terlepas dari keangkuhan
3.
Tak ada artinya bila terpisah dari anugerah Allah
4.
Orang yang miskin di hadapan Allah sangat merasakan keperluannya akan segala
sesuatu
5.
Sungguh-sungguh sangat menyambut janji untuk menerima anugerah cuma-cuma.
6.
Kebahagiaan diberikan sesuai “rasa haus dan lapar kita akan kebenaran”
7.
Semakin kita miskin, semakin kita kaya. Merasa miskin di hadapan Allah menjadi
syarat bagi setiap berkat; karena itu padanya melekat janji kerajaan surga,
yang termasuk di dalamnya semua berkat.
1 Comments
Sangat memberkati coi
ReplyDelete