8 Prinsip Pengaturan Keuangan (Manajemen Keuangan)


MANAJEMEN KEUANGAN

Pendahuluan

Tentu tiap orang memerlukan uang. Segala sesuatu memerlukan uang, walaupun uang bukan segala-galanya. Dari mana kita mulai berbicara mengenai manajemen keuangan?

Hak Milik Allah

Allah memiliki segala sesuatu! Ia yang memiliki semesta alam; segala sesuatu yang telah ada, yang sedang ada, dan yang akan ada. "Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya" (Mzm. 24:1). Ia memerintah atas segala sesuatu. "Katakanlah di antara bangsa-bangsa, Tuhan itu Raja! Sungguh tegak dunia, tidak goyang, Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran" (Mzm. 96:10).

Ketika Tuhan memberikan negeri Kanaan kepada orang Israel sebagai harta pusaka, Ia berfirman, "Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku" (bdg. Kel. 15:17-18; Im. 25:23). Dengan demikian mereka menjadi penatalayan atau pengurus tanah itu. Sampai selama-lamanya, umat Israel diharapkan akan menggunakan tanah milik mereka sebagai titipan yang kudus. Pengertian ini berlaku untuk harta milik mereka, uang mereka, dan segala sesuatu yang mereka hargai. Segala sesuatu adalah milik Allah.

Dari waktu ke waktu sepanjang sejarah mereka, kita melihat orang Israel berbicara tentang hak milik Allah atau kepemilikan Allah. Namun kita harus ingat bahwa hal ini selalu berada dalam pemikiran mereka. Yesus berbicara secara terus terang mengenai soal ini dalam banyak khotbah-Nya.

Penataan Keuangan

Untuk memulai penataan uang, maka kita perlu memeriksa melalui beberapa pertanyaan pengarah.
Apakah saat ini anda tidak mempunyai hutang?
Apakah Anda memiliki tabungan ?
Berapa jumlah tabungan Anda saat ini?
Apakah tabungan itu cukup untuk 10 tahun hidup tanpa bekerja?
Apakah anda sudah mempunyai Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga?

Untuk lebih baik dalam mengelola keuangan Anda harus membuat anggaran pendapatan dan belanja keluarga. Perhatikan baik-baik apa yang Anda lakukan, apa yang Anda habiskan, dan apa yang Anda simpan.

  1. Periksalah prinsip hidup Anda. Apa yang penting bagi Anda? Sebagai contoh, adalah mana yang lebih penting antara gaji yang tinggi dengan kerja lembur versus menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga Anda? Buat daftar tersebut dalam poin-poin sehingga mudah anda pelajari.
  2. Tetapkan tujuan keuangan. Tujuan Anda harus mencerminkan nilai-nilai pribadi Anda. Sebagai contoh, jika keamanan finansial adalah prinsip pribadi nomor satu, maka ini akan membuat Anda untuk menyelamatkan tiga bulan biaya hidup dari pada membeli sebuah televisi yang besar. Jika memiliki rumah Anda sendiri adalah sebuah nilai, menabung untuk uang muka rumah lebih penting dari pada mimpi membeli lemari pakaian.
  3. Menuliskan sumber-sumber pendapatan. Bagi kebanyakan orang, ini adalah bulanan atau gaji bulanan. Identifikasi jumlah bulanan. Mungkin ada tambahan lain? Tulis semuanya.
  4. Tulis biaya yang anda keluarka. Apakah itu makanan, gas, permen, sewa, atau pembayaran mobil, setiap satu sen yang Anda belanjakan adalah biaya yang harus ditulis.
  5. Jika ada,tinjau kembali hutang Anda. Kumpulkan tagihan semua hutang Anda, hitung berapa total setiap bulannya. Ambil kalkulator, ambil napas dalam-dalam, dan hitung hutang Anda dengan seksama.
  6. Buat rencana. Lihat pengeluaran Anda dan coba untuk menentukan cara untuk menghemat uang. Jika Anda memiliki hutang, atur rencana untuk membayar hutang Anda. Buat rencana anggaran yang terperinci berapa banyak uang yang akan Anda habiskan setiap bulan. Jangan lupa untuk menyisihkan uang sebanyak mungkin untuk tabungan.
  7. Melacak pengeluaran. Sekarang saatnya untuk hidup di dalam rencana anggaran Anda. Menyimpan notebook, menyimpan kuitansi, atau menggunakan komputer genggam. Catat jumlah setiap kali Anda melakukan pembayaran, menulis cek, atau membeli sesuatu.
  8. Evaluasi rencana Anda. Apakah Anda menghabiskan lebih banyak daripada yang Anda telah anggarkan? Jika demikian, bagaimana sikapmu terhadap pengeluaran itu? Jika demikian mengevaluasi kembali rencana Anda.

Alkitab banyak berbicara mengenai keuangan.

Mengenai berhutang (Amsal 6:1-5; 20:16; 22:7, 26-27)
Mengenai sogokan ( Amsal 17:8; 18:16; 21:14; 28:21; 17:23)
Mengenai kekayaan (Amsal 10:15; 11:4; 18:11; 23:5; 28:20)
Mengenai pemalas dan keuangan ( Amsal 6:6-11)
Mengenai sia-sianya kekayaan (Pengkhotbah 5:8-6:12
Mengenai memberi (Lukas 6:38; 2 Korintus 9:6-15)
Mengenai penatalayanan (Lukas 16:1-13

 Kita juga bertanggung jawab untuk menyediakan bagi keluarga kita.( 1 Timotius 5:8 )
 Secara ringkas, apa yang dikatakan Alkitab mengenai pengaturan keuangan? Jawabannya dapat diringkaskan dalam satu kata: bijaksana. Kita perlu bersikap bijak dengan uang kita. Kita perlu menabung tapi bukan menimbunnya. Kita membelanjakan uang kita, tapi dengan hati-hati dan kontrol. Kita perlu memberi kepada Tuhan, dengan sukacita dan dengan berkorban. Kita perlu menggunakan uang kita untuk menolong orang lain, namun dengan bijak dan dengan pengarahan dari Roh Allah. Tidak ada salahnya menjadi kaya, namun salah untuk mencintai uang (apalagi menjadi hamba uang).Uang tidak boleh menguasai dan menjadi tuan kita. Tidak ada salahnya masih hidup miskin, namun salah untuk menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak berguna.

Terdapat dua sistem ekonomi yang beroperasi di dunia: perekonomian Allah dan sistem-sistem perekonomian yang manusia temukan. Firman Tuhan mewahyukan sejumlah besar perekonomian Allah secara detail.

Banyak orang yang cara menangani keuangannya bertentangan dengan prinsip-prinsip keuangan Allah. Di dalam ekonomi Allah, Tuhan yang hidup memainkan peranan utama. Sedangkan, bagi sejumlah orang, sulit untuk memikirkan bahwa Allah terlibat dalam keuangan kita. Hal ini dikarenakan Allah telah memilih untuk menjadi Pribadi yang tidak kasat mata dan bergerak dalam alam adikodrati yang tidak terlihat.

Dalam Alkitab, ada lebih dari 2.350 ayat mengenai cara menangani uang dan benda. Yesus Kristus berbicara tentang topik uang lebih banyak dari pada lainnya. Tuhan kita menyampaikan masalah uang ini secara konsisten dengan 3 alasan.

  1. Cara kita menangani uang memengaruhi persekutuan kita dengan Tuhan.
Yesus membuat perbandingan antara cara kita menangani uang kita dengan kualitas kehidupan rohani kita. Dalam Lukas 16:11 (BIS), Ia berkata, "Jadi, kalau mengenai kekayaan dunia ini kalian sudah tidak dapat dipercayai, siapa mau mempercayakan kepadamu kekayaan rohani?" Bila kita menangani uang kita dengan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip firman Tuhan, kita akan bertumbuh semakin intim dengan Kristus. Akan tetapi, jika kita tidak setia dengan hal itu, persekutuan kita dengan Dia akan berantakan.
Hal ini diilustrasikan lewat perumpamaan tentang talenta. Sang tuan memberikan selamat kepada hamba yang telah mengatur keuangan dengan setia: "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu." (Matius 25:21) Pada saat kita menangani uang dengan cara Allah, kita memperoleh kesempatan untuk masuk dalam sukacita yang lebih lagi dari suatu keintiman hubungan dengan Tuhan kita. Yang menyedihkan, ini adalah suatu kebenaran yang gagal ditangkap oleh banyak orang.

  1. Harta benda bersaing dengan Tuhan untuk menduduki tempat pertama dalam hidup kita.
Uang adalah kompetitor utama Kristus, dalam hal siapakah yang akan menjadi tuan dalam kehidupan kita. Yesus mengatakan bahwa kita harus memilih hanya melayani satu dari tuan ini. "Tidak seorang pun dapat bekerja untuk dua majikan. Sebab ia akan lebih mengasihi yang satu daripada yang lain. Atau ia akan lebih setia kepada majikan yang satu daripada kepada yang lain. Begitulah juga dengan kalian. Kalian tidak dapat bekerja untuk Allah dan untuk harta benda juga." (Matius 6:24, BIS) Mustahil bagi kita untuk melayani uang -- bahkan walaupun itu dalam jumlah kecil -- dan masih tetap melayani Tuhan.
Waktu tentara salib diserang pada sekitar abad ke-12, tentara-tentara salib ini menyewa tentara bayaran untuk berperang bagi mereka. Karena itu adalah perang agama, para tentara bayaran tersebut dibaptis sebelum berperang. Pada saat mereka dibaptis, mereka akan mengacungkan pedang mereka dan mengangkatnya di atas air sebagai lambang bahwa Yesus Kristus tidak memiliki kendali atas pedang mereka. Mereka memiliki kebebasan untuk menggunakan senjata mereka sebagaimana yang mereka kehendaki.
Walaupun tidak segamblang apa yang terjadi dengan para tentara itu, banyak orang hari-hari ini yang menangani uang mereka dengan gaya yang serupa. Sejumlah orang mengacungkan dompet mereka "di atas air", yang maksudnya adalah berkata, "Tuhan, Engkau boleh menjadi Tuhan atas seluruh kehidupanku, kecuali dalam area uang -- saya sepenuhnya sanggup menanganinya sendiri."

  1. Sebagian besar kehidupan berkisar tentang penggunaan uang.
Tuhan begitu banyak berbicara tentang uang karena Ia tahu bahwa sebagian besar kehidupan kita berkisar tentang penggunaannya. Sepanjang minggu normal yang Anda jalani, seberapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk menghasilkan uang lewat pekerjaan Anda, membuat keputusan-keputusan bagaimana Anda akan menggunakan uang, memikirkan tentang di manakah Anda akan menabung dan menginvestasi uang, atau berdoa tentang persembahan/pemberian? Syukurlah, Allah telah menyiapkan kita dengan memberikan Alkitab kepada kita sebagai peta jalan bagi kehidupan.

Pembagian Tanggung Jawab

Seorang sahabat, Jim Seneff, meminta saya untuk bergabung bersamanya dalam pelajaran Alkitab untuk menemukan apa saja yang Tuhan katakan tentang penanganan uang. Kami membaca seluruh Alkitab, mengidentifikasi 2.350 ayat, kemudian mengaturnya sesuai dengan topik.

Ada 4 alasan rohani utama mengapa Alkitab berbicara begitu banyak tentang uang: bagaimana cara kita menangani uang akan berdampak pada persekutuan kita dengan Tuhan, yang adalah kompetitor utama dengan Kristus dalam hal ketuhanan dalam kehidupan kita dan uang membentuk karakter-karakter kita. Alasan lainnya adalah karena Tuhan menghendaki kita untuk memiliki cetak biru, sebuah peta jalan, dan untuk menangani uang, sehingga kita secara keuangan dapat menjadi setia dengan cara-cara yang sangat sederhana.

Kami tidak hanya tercengang dengan kenyataan betapa mudah diterapkannya firman Tuhan dalam area ini, tapi juga menemukan pembagian tanggung jawab dalam menangani uang kita. Secara sederhana dapat dikatakan, Allah memilki bagian-Nya, dan kita memiliki bagian kita.
Allah memiliki tanggung jawab tertentu dan telah memberi tanggung tanggung jawab-Nya yang lainnya kepada kita. Kita sering kali mengalami frustrasi ketika menangani uang karena tidak menyadari manakah tanggung jawab kita dan manakah yang bukan tanggung jawab kita.

Delapan Area Tanggung Jawab Kita

  1. Hutang: hindari hutang
  2. Nasihat: carilah nasihat
  3. Kejujuran: praktikkan kejujuran
  4. Memberi: memberi dengan murah hati
  5. Pekerjaan: kerja keras
  6. Investasi: menabung secara konsisten
  7. Perspektif: membelanjakan dengan bijaksana
  8. Kekekalan: hidup untuk kekekalan

Kesetiaan Adalah Sebuah Perjalanan

Kesetiaan dalam perkara-perkara kecil adalah hal yang mendasar. Sejumlah orang merasa frustasi dengan ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah-masalah keuangan mereka dengan cepat. Ingat, setialah saja dengan apa yang telah Anda miliki -- baik itu sedikit maupun banyak. Sejumlah orang menyingkirkan tujuan untuk bebas dari hutang atau meningkatkan tabungan mereka atau memberi, karena tugas-tugas itu nampaknya tidak mungkin. Dan itu mungkin saja -- tanpa pertolongan Tuhan. Tugas Anda adalah untuk berusaha dengan setulusnya, tidak peduli seberapa kecilnya itu terlihat dan kemudian membiarkan hasil-hasilnya di tangan Allah. Saya suka sekali dengan apa yang Tuhan katakan kepada nabi Zakharia, "Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa kecil?" (Zakharia 4:10) Jangan patah semangat. Tetaplah rajin. Tetaplah tekun. Tetaplah setia bahkan dalam perkara-perkara yang paling kecil. Berulang kali kami telah melihat bahwa Tuhan memberkati mereka yang mencoba untuk setia.

Memulai Perjalanan

Anda akan menemukan bahwa mempelajari dan mengaplikasikan prinsip-prinsip keuangan Allah adalah sebuah perjalanan yang memakan waktu. Mudah sekali untuk menjadi patah semangat saat keuangan Anda pada akhir pelajaran ini tidak sepenuhnya berada di bawah kendali. Ketika kita mempelajari tanggung jawab-tanggung jawab Allah dan melakukan tanggung jawab kita dengan setia, kita dapat mengalami rasa puas, pengharapan, dan kepercayaan diri akan masa depan keuangan kita.( Howard Dayton, Pelajaran Keuangan Menurut Alkitab,Jakarta:Crown Financial Ministries Indonesia, h. 9 -- 10, 72)

Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Keluarga Profesional 


Ada dua konsep utama tentang manajemen keuangan keluarga yang wajib diketahui oleh keluarga yaitu tentang Neraca dan Rugi/Laba serta Manajemen Cashflow/Arus Kas. Untuk lebih jelasnya akan saya bahas sebagai berikut.

Memahami Majamen Cashflow

Cashflow atau arus kas adalah aliran uang yang mengalir mulai dari kita mendapatkan uang tersebut, menyimpannya, mengembangkannya, dan mengeluarkannya dengan secara teratur, bijak dan disiplin.
Pengetahuan akan cashflow wajib diketahui agar keuangan keluarga kita tidak akan kacau balau dan terpantau. Ada sebuah ungkapan yang cukup menarik “tidak peduli keuangan Anda sedang defisit, yang penting Anda tahu kemana mengalirnya uang tersebut.” Mari kita bahas diagram cashflow sebagai berikut :

Pendapatan

Pendapatan (income) adalah kegiatan yang bertujuan memasukkan uang/harta. Biasanya pendapatan dapat diperoleh dari dua aktivitas, yaitu Gaji dan Investasi.
Gaji diperoleh dari status kita sebagai pegawai/karyawan/professional/konsultan. Dalam sebuah keluarga gaji ini bisa diperoleh oleh suami dan istri yang bekerja.
Hasil Investasi diperoleh dari aktivitas kita dalam mengembangkan uang/harta dalam berbagai cara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan berinvestasi yaitu Deposito, Properti, Saham, Hasil Usaha, Reksadana, Obligasi, dll.

Nah, seluruh pendapatan kita tersebut biasanya disimpan dalam bentuk tunai atau di bank/ATM.

Pengeluaran

Pengeluaran berarti seluruh kegiatan yang mengakibatkan uang kita berkurang. Dari diagram kita bisa melihat banyak sekali kebutuhan akan pengeluaran keluarga kita. Sehingga bila tidak diatur dengan baik maka bakal membuat keuangan keluarga menjadi kacau dan bila sudah kronis dapat menuju ke jurang kebangkrutan.

Secara umum sebuah keluarga memiliki beberapa pengeluaran seperti Pengeluaran Rumah Tangga, Cicilan Utang, Premi Asuransi, Pembantu Rumah Tangga, Keperluan Anak, Transportasi, Zakat/Pajak, Hiburan/Rekreasi, KegiatanSosial, Fashion, dan sebagainya.

Bila kita perhatikan selama ini, kesalahan yang sering dilakukan oleh kebanyakan keluarga adalah hanya berkutat pada pendapatan yang berasal dari gaji yang terus-menerus dikuras untuk menutupi pengeluarannya. angat sedikit dari keluarga kita yang mulai melakukan aktivitas-aktivitas investasi sebagai sumber pendapatan keluarganya.

 Padahal bila kita rajin melakukan investasi, maka hasil dari investasi tersebut sebenarnya sudah dapat menutupi segala macam pengeluaran kita, bahkan bisa jauh lebih besar dari gaji yang kita terima selama ini.

Uraian di atas adalah sebuah kondisi ideal yang selayaknya dicapai oleh setiap keluarga. Bila keluarga Anda saat ini masih bergantung sepenuhnya pada aliran pemasukan dari gaji setiap bulan, maka sudah waktunya untuk sedikit demi sedikit menyisihkan uang Anda agar bisa membuat aliran pemasukan baru yang berasal dari Investasi.

Post a Comment

2 Comments