BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam Amsal 11:14, “Bangsa akan Hancur jika tidak ada
pemimpin, semakin banyak penasihat, semakin terjamin keselamatan”. Oleh sebab
itu sangat penting untuk mengetahui latar belakang kepemimpinan tersebut.
Berbicara mengenai kepemimpinan berarti berbicara sebuah tim dalam kelompok
kecil maupun besar, golongan-golongan tertentu, organisasi formal maupun
informal dan juga mencakup skala yang lebih besar baik itu Nasional maupun
Internasional. Dalam kehidupan Gereja pun juga tidak lepas dari yang namanya
seorang Leader (Pemimpin), sebab Gereja juga termasuk salah satu organisasi
dari sekian banyaknya kelompok organisasi. Jikalau ada pemimpin pastilah ia
memiliki sekelompok anggota, kalau ada anggota pastilah seorang pemimpin
membentuk sebuah tim.
Dalam segala aspek, kepemimpinan dan pemimpin
merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu organisasi,
baik dalam dunia usaha maupun dalam dunia pendidikan, pemerintahan, politik,
kesehatan, dan agama. Kepemimpinan merupakan gagasan Allah dari kekekalan,
demikian juga halnya ketika Ia menciptakan manusia (Kejadian 1:26).
Kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan etika. Memimpin merupakan tugas
serta tanggung jawab etis, dan kemampuan tersebut akan menentukan kualitas
kepemimpinan tersebut. Bagi orang percaya Yesus adalah model dari kepemimpinan
yang paling efektif dalam segala kehidupan. Dan Alkitab merupakan sumber dari
semua ilmu kepemimpinan.
Dalam pembuatan maupun pembahasan makalah ini, penulis
akan memaparkan tentang peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum pemuda,
bagaimana cara yang efektif dalam memimpin kaum pemuda? Memimpin bukan hanya
sekedar sebuah teknik sosial, namun juga merupakan seni yang bersifat dinamis.
Dalam kepemimpinan kita harus menyadari bahwa orang yang kita pimpin memiliki
kehendak bebas dalam dirinya. Sehingga kita dapat memimpin dengan baik, dan
menjadi pemimpin yang baik. Makalah ini diberi judul “Pemimpin Sebagai Pelayan
Kristen Yang Efektif Terhadap Kaum Pemuda Masa Kini”, yang membahas tentang
hakikat kepemimpinan, karakter pemimpin Kristen, kepemimpinan yang efektif
serta peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum pemuda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Kepemimpinan secara Umum itu?
2. Bagaimana kepemimpinan Kristen itu?
3. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan kepemimpinan
Kristen?
4. Apa yang menjadi dasar kepemimpinan Kristen?
5. Apa yang menjadi peranan kepemimpinan Kristen terhadap
kaum pemuda?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengerti dengan baik pengertian kepemimpinan secara
umum serta pengertian kepemimpinan Kristen.
2. Untuk mengetahui Gaya kepemimpinan.
3. Memahami dengan baik dasar tujuan kepemimpinan
Kristen.
4. Memahami dengan baik ciri kepemimpinan Kristen yan
efektif.
5. Mengeri dengan baik peranan kepemimpinan Kristen
terhadap kaum pemuda.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepemimpinan
Secara Umum
Bila di tinjau dari pandangan secara Umum mengenai
Kepemimpinan banya sekali pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
definisi dari kepemimpinan. Berikut ini beberapa pandangan mengenai
Kepemimpinan secara umum yaitu, sebagai berikut:
a.
Hughes: Kepemimpinan
merupakan proses mempengaruhi aktivitas satu tim yang diorganisasikan ke arah
pencapaian tujuan.
b.
Ralph M.
Stogdill: Kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas dari suatu kelompok
yang terorganisir dalam setiap usahanya menuju tujuan yang ditetapkan dan
prestasi.
c.
Crosby Pb:
Kepemimpinan adalah penyebab dari tindakan yang digerakkan oleh orang (people driven action) secara sengaja
dengan cara yang terencana dan cermat (planned
fashion) yang bertujuan menyelesaikan agenda pemimpin.
d.
Thomas Kristo:
Kepemimpinan adalah Kita diciptakan sebagai seorang pemimpin. Kita dilahirkan
sebagai seorang Pemimpin, karena kita mempunyai tugas untuk memengaruhi.
e.
Jhon Maxwell:
Kepemimpinan adalah pengaruh. Makin jauh anda pergi, makin banyak yang mengikuti
anda.
2.2 Kepemimpinan Kristen
Apakah kepemimpinan Kristen itu? Kepemimpinan Kristen
ialah kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk
melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekuasaan
Krisus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan
sifat-sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan,
belas kasihan, dan kepandaian persuasive yang menjadi ciri pemimpin agung.
Pemimpin Kristen sejati telah menemukan bahwa
kepemimpinan dimulai dari handuk dan baskom dalam peran seorang pelayan.
Dedikasi tanpa pamrih dimungkinkan karena orang Kristen tahu bahwa Allah
mempunyai strategi besar dimana ia menjadi bagiannya. Keberanian diperbesar
oleh kekuatan yang datang dari Roh yang berdiam di dalam hati kita. Ketegasan
datang karena mengetahui bahwa tanggung jawab akhir tidak terletak pada
dirinya. Kepandaian persuasif didasarkan pada kesetiaan kepada satu alasan yang
melampaui segala alasan lainnya. Kerendahan hati berasal dari kesadaran bahwa
Allahlah yang melakukan pekerjaan tersebut.
Menurut J. Robert Clinton, Seorang pemimpin Kristen
adalah seorang yang mendapat kapasitas dan tanggung jawab dari Allah untuk
memberi pengaruh kepada kelompok umat Allah tertentu untuk menjalankan kehendak
Allah bagi kelompok tersebut. James Kouzes dan Barry Posner menekankan,
Kepemimpinan bukanlah milik pribadi dari beberapa orang yang memiliki kharisma.
Kepemimpinan adalah proses yang digunakan oleh orang-orang biasa ketika mereka memberikan
apa yang terbaik dari diri mereka dan dari orang lain. Kepemimpinan adalah
kapasitas Anda menuntun orang lain ke tempat yang belum pernah mereka (dan
anda) datangi.
Dari penjelasan di atas Kepemimpinan Secara Umum dan
Kepemimpinan Kristani mimiliki beberapa kesamaan, dalam artian bahwa sama-sama
sebagai Pemimpin yang menjadi Motor (penggerak) suatu Organisasi atau lembaga
tertentu. Namun bila di tinjau dari sisi tanggung jawab akan sangat jelas
berbeda sekali, Kepemimpinan yang secara umum hanya mengembangkan pengikut,
bertanggung jawab kepada Manusia, karena focus utama bukan Allah. Sedangkan
Kepemimpinan Kristiani lebih dari pada itu, Kepemimpinannya mengembangkan
pemimpin, focus utama adalah Allah dan bertanggung jawab Kepada Allah.
2.3 Defenisi Kepemimpinan dan Defenisi Kepemimpinan
Kristen
a. Defenisi Kepemimpinan
Defenisi paling sederhana mengenai pemimpin adalah
seorang yang memiliki para pengikut. Seorang pemimpin harus berusaha untuk
mempelajari apa yang harus mereka lakukan untuk menarik para pengikutnya
sehingga seorang pemimpin harus mempunyai pengaruh yang sangat baik untuk dapat
memimpin. Menurut Sondang siagian, kepemimpinan adalah seseorang yang memiliki
kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain atau kelompok. Sedangkan kepemimpinan adalah seluruh aktivitas dalam
rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang akan dicapai bersama. Kepemimpinan juga merupakan kemampuan mempengaruhi
dan melakukan perintah. Jadi sebagai orang yang memiliki citra dalam
kepemimpinan haruslah orang yang memiliki daya tarik, baik lewat pengaruh serta
daya pengefektifan dalam pengambil keputusan yang dapat memberikan jalan keluar
bagi anggota-anggotanya.
b. Defenisi Kepemimpinan Kristen
Kepemimpinan Kristen adalah suatu proses terencana
yang dinamis dalam konteks pelayanan Kristen (yang menyangkut faktor waktu,
tempat, dan situasi khusus) yang didalamnya oleh campur tangan Allah, ia
memanggil bagi diri-Nya seorang pemimpin (dengan kapasitas penuh) untuk
memimpin umatNya (dalam pengelompokan diri sebagai suatu institusi/organisasi)
guna mencapai tujuan Allah (yang membawa keuntungan bagi pemimpin, bawahan, dan
lingkungan hidup) bagi dan melalui umat-Nya, untuk kejayaan Kerajaan-Nya. Kepemimpinan
Kristen juga merupakan seseorang yang dipilih oleh Allah, ditetapkan oleh
Allah, dipanggil oleh Allah, dicipta dan diproses oleh Allah, sehingga mampu
mengintegritaskan segala karunia yang dimilikinya, dalam menggerakkan
orang-orang yang dipimpinnya mencapai tujuan Allah dengan motif dan cara Allah,
dan bagi kemuliaan Allah, melalui organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin adalah
orang yang memimpin sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan memimpin. Pemimpin
Krsiten seutuhnya adalah seseorang yang memimpin dan sekaligus memiliki
kemampuan kepemimpinan secara kristiani yang mewarnai segala bidang
kepemimpinan, baik kepemimpinan bidang ilmiah, bidang sosial, maupun bidang
firman.
2.4 Dasar Kepemimpinan Kristen
Ada dua dasar kepemimpinan Kristen. Pertama,
kepercayaan bahwa kepemimpinan Kristen sebagai opera ad intra Allah; Kedua,
kepercayaan bahwa kepemimpinan Kristen sebagai opera ad extra Allah. Opera ad
intra berarti bahwa kepemimpinan merupakan karya Allah dalam diri-Nya sejak
kekekalan (inward). Sedangkan opera ad extra berarti bahwa kepemimpinan
merupakan karya Allah dalam kekekalan yang direalisasikan dalam konteks waktu
melalui orang/pemimpin pilihan-Nya (outward).
Selain itu dalam kepemimpinan Kristen ada 2 dasar
penting, yakni dasar teologis-filosofis dan dasar etika-moral. Dasar
teologis-filosofis yang harus dipahami dan harus ada pada seorang pemimpin
Kristen, ialah:
1.
Memahami bahwa
ia terpanggil sebagai “pelayan/hamba” (Mrk. 10:42-45).
2.
Harus memiliki motif
dasar kepemimpinan Kristen yakni: “membina hubungan” dengan orang yang
dipimpinnya (Mrk. 3;13-19; Mat. 10:1-4; Luk 6:12-16) dan “mengutamakan
pengabdian” (Luk. 17:7-10)
3.
Harus memahami
proses tujuan Allah dalam organisasi yang dipimpinya.
a.
Ia harus mengetahui
tujuan Allah dalam organisai yang dipimpinya.
b.
Ia perlu
mengenal tanggung jawab serta tugas yang dipercayakan kepadanya.
c.
Ia harus
memahami dan mengenal fungsi pengelolaan kerja.
d.
Ia harus
berupaya mengenal setiap orang yang dipimpinnya.
e.
Ia harus mengerti
dengan baik bagaimana caranya menciptakan hubungan yang baik dengan bawahannya.
Dalam kepemimpinan Kristen, presuposisi dasar
etika-moral dilandaskan atas inkarnasi Yesus Krsitus (Yoh. 1:1-14, 18; Flp.
2:1-11). Konsep inkarnasi dalam kepemimpinan Kristen yang dibangun atas fakta
inkarnasi Yesus Kristus, memiliki kisi kebenaran berikut:
1)
Dasar prilaku
etika-moral kepemimpinan Kristen adalah pribadi Yesus Kristus, termasuk:
kehidupan, karya, ajaran dan prilaku-Nya.
2)
Orientasi dan
pendekatan etika-moral kepemimpinan Kristen bersifat partisipatif yang berlaku
dalam penerapan segala bidang hidup.
3)
Dinamika etika-moral
kepemimpinan Kristen terwujud oleh adanya transformasi hidup yang dibuktikan
dengan pertobatan, pembaharuan, pemulihan hidup dan semangat kerja.
4)
Perwujudan dasar
etika-moral kepemimpinan Kristen diatas haruslah dinyatakan dalam sikap dan
bakti setiap pemimpin Kristen secara nyata dalam bidang hidup berikut:
a.
Pemimpin kristen
harus membuktikan diri sebagai pemimpin bertanggung jawab (Ibr. 13:17).
b.
Pemimpin Kristen
harus menemukan diri sebagai pemimpin bertumbuh (Kol. 2:6-7; 3:5-17).
c.
Pemimpin Kristen
harus menjadi pemimpin model dalam keteladanan hidup (Ibr. 13:7-8).
d.
Pemimpin Kristen
harus memiliki motivasi dasar pelayanan (hamba) (Mrk. 10:42-45)
2.5 Peranan
Kepemimpinan Kristen Terhadap Pemuda
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, kaum berarti
sanak kerabat, keluarga besar, golongan orang yang sepaham, sedangkan muda
artinya belum sampai setengah umur. Sebuha pelayanan yang sehat dari kaum muda
tidak dimulai dengan gagasan-gagasan melainkan dengan para pemimpin rohaninya.
Kaum muda adalah orang-orang yang Tuhan persiapkan untuk menggenapi nubuatan
nabi Yoel di akhir zaman ini. Pelayanan kaum muda tidak pernah berhenti, hal
ini akan selalu berlanjut dalam semua aspek organisasi. Setiap pelayanan kaum
muda akan mampu bertumbuh kalau dibangun atas dasar tujuan Allah bagi gereja.
membangun sebuah pelayanan kaum muda yang diarahkan pada tujuan akan memerlukan
sejumlah besar komitmen, ketekunan dan kepemimpinan.
Lalu bagaimana peranan kepemimpinan Kristen terhadap
kaum muda? Untuk menemukan jawaban tentang peranan kepemimpinan Kristen
terhadap kaum muda. Terlebih dahulu harus memperhatikan keadaan kaum muda dalam
gereja. Peter Wongso dalam bukunya menyampaikan beberapa keadaan pemuda dalam
gereja saat ini, yakni:
1. Adanya pemisahan
antara orang dewasa dan kaum muda, pandangan kaum muda sering ditolak,
pekerjaannya tidak dihargai bahkan usulnya ditentang oleh orang dewasa.
Akhirnya muncul saling menuduh, tidak mengerti antara sau dengan yang lainnya,
saling menyerang, sehingga kaum muda banyak yang meninggalkan gereja.
2. Kebaktian dan
kegiatan-kegiatan gereja tidak dapat menarik perhatian kaum muda. Mimbar dan
kebaktian belum dapat memenuhi kebutuhan mereka, bahkan tidak dapat mengatasi
masalah pemuda dengan kebenaran Alkitab. Akhirnya kaum muda menjadi orang yang
menentang Firman Tuhan.
3. Biasanya seorang
pemuda yang baru masuk gereja sangat berkobar-kobar, suka ikut pelayanan. Maka,
apabila kurang mendapat perhatian, petunjuk dan bimbingan atau kurang
memperoleh pengertian, mereka akan menjadi dingin, patah semangat dan
meninggalkan gereja.
4. Cara persekutuan
pemuda/i perlu dikoreksi. Perhatikan cara yang sesuai dengan watak mereka yang
suka kesaksian. Ingatlah, bahwa apabila tidak ada perubahan-perubahan, tidak
akan mungkin memperoleh potensi baru.
5. Apabila gereja
tidak mampu mencukupi kebutuhan rohani kaum muda, pasti akan terjadi
ketidakpuasan yang menimbulkan keinginan untuk meninggalkan gereja. maka
seorang pemimpin gereja perlu terus-menerus menambah ilmu pengetahuan.
Dari beberapa keadaan pemuda dalam gereja diatas,
peranan sesungguhnya dari pemimpin terhadap kaum muda, sangatlah jelas. Sesuai
dengan pembahasan sebelumnya tentang ciri kepemimpinan yang efektif, apabila
dilakukan seorang pemimpin dengan baik, tentu sekali masalah yang muncul dalam
kaum pemuda akan dapat teratasi. Untuk menyikapi masalah pemuda dalam gereja
diatas, saya akan menyajikan bagaimana seharusnya peranan kepemimpinan Kristen
terhadap permasalahan tersebut sesuai dengan ciri kepemimpinan yang efektif.
1. Menjadi pemimpin
yang mempersatukan, pemimpin yang mempersatukan tidak hanya berbicara tentang
mempersatukan secara organis. Namun, seorang pemimpin juga harus bisa menerima
pendapat dari kaum pemuda. Mengapa Peter Wongso menyampaikan masalah pemuda
diatas, tentu sekali karena banyak para pemimpin gereja yang tidak menghargai
pendapat pemuda, atau bahkan menganggap bahwa kaum muda belum memiliki
kapasitas untuk mengeluarkan pendapat. Oleh karena itu seorang pemimpin harus
memahami dengan baik peranannya sebagai pemimpin, agar kaum muda merasa lebih
dihargai dan mau terbeban dalam pelayanan.
2. Menjadi pemimpin
yang membangkitkan semangat, seorang pemimpin dengan kapasitas kepemimpinannya
harus memiliki kreatifitas dan pengetahuan yang luas tentang kehidupan pemuda.
Apa yang ditawarkan oleh gereja, tentu itulah yang akan diterima oleh pemuda. Jika
tawaran yang disajikan tidak menarik, pemuda yang memiliki jiwa petualang akan
pergi mencari yang lebih menarik. Gereja melalaui pemimpin harus berusaha
memberi kenyamanan terhadap kaum muda, agar kaum muda dapat berkarya dalam
gereja. namun dalam hal ini, tentu sekali harus tetap memperhatikan kebenaran
Firman Tuhan, jangan sampai tidak sesuai dengan Alkitab.
3. Menjadi teladan
serta memberikan perhatian, pemuda butuh seorang teladan dalam proses
pertumbuhannya menuju kedewasaan, serta membutuhkan perhatian untuk mendukung
serta memotivasi hidupnya. Bimbingan serta motivasi dan perhatian khusus harus
diberikan kepada kaum pemuda, agar dalam proses pembentukannya seorang pemuda
bertumbuh sesuai dasar Firman Tuhan.
4. Menjadi pemimpin
yang cakap, seorang pemimpin harus terus belajar dan menambah ilmu pengetahuan,
agar pemimpin mampu menjawab dan memenuhi keinginan pemuda.
Selain peranan yang saya sampaikan diatas. Peter
Wongso melalui bukunya juga menyampaikan beberapa peranan yang seharusnya
dilakukan pemimpin terhadap kaum muda.
1.
Mengarahkan dan
menfaatkan karunia kaum muda, serta memupuknya.
2.
Melatih serta
memajukan bakat-bakat kepemimpinan dan pengerja dalam organisasi kaum muda.
3. Pelayanan kaum
muda harus bersemangat, sistematis, berpandangan luas, kreatif da nada ide-ide
yang baru.
4. Mengadakan
pembimbingan kaum muda dengan cara mengumpulkan pemikiran-pemikiran dan
pendapat bagi perkembangan kaum muda.
5.
Gereja bekerja
sama dengan sekolah Teologia dalam mendidik tenaga-tenaga khusus.
6.
Mendorong kaum
muda untuk saling mengerti, saling percaya, dan saling menghargai.
7.
Mengadakan
seminar-seminar khusus yang membicarakan pelayanan kaum muda. [4]
BAB III
KESIMPULAN
Kepemimpinan yang efektif bagi pelayanan kaum muda
sangat dibutuhkan di dalam semua aspek hidup, baik dalam gereja maupun diluar
gereja. Pemuda memegang peranan yang sangat penting dalam kelanjutan pelayanan.
Kepemimpinan bukanlah milik sebagian orang saja, tetapi kita semua diciptakan
oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan adalah ide Allah, dan semua
manusia diciptakannya memiliki itu. Untuk mengembangkan kepemimpinan haruslah
meningkatkan kualitas hidup kita, dan tidak berhenti untuk belajar.
Kepemimpinan kaum muda yang efektif adalah pemimpin
yang mampu memberi teladan hidup, hidup dalam kerendahan hati, pemimpin yang
visioner, tidak malas (mau mengembanggkan karunia), dapat membagi waktu dengan
baik, dapat berorganisasi dengan baik, mampu mendelegasikan tugas-tugasnya
kepada rekan kerjanya dan yang tidak kalah pentingnya adalah seorang pemimpin
yang mampu membuat tim kerja yang solid, sehingga pelayanannya menjadi lenih
efektif. Oleh karena itu gereja melalui pemimpin dan kapasitasnya sebagai pemimpin
harus lebih memperhatikan peranannya terhadap kaum muda, agar pelayanan kaum
muda semakin lebih baik lagi.
Kepemimpinan adalah seperti seorang Kapten dalam
sebuah kapal, banyak Nahkoda yang bisa mengemudikan kapalnya dengan situasi
yang tenang, teteapi tidak semua Nahkoda mampu mengemudikan sebuah kapal di
saat badai besar datang, perlu di garis bawahi walupun demikian sang Nahkoda
ahli dalam menerjang di saat badai datang, hanya sang kaptenlah yang tahu
kemana arah dan tujuan kapalnya.
Itulah gambaran tentang Leadership yang
tangguh/pemimpin yang handal, karena karunia kepemimpinan tidak semua orang
memilikinya, dan tidak semua orang bisa memimpin di saat situasi memang
benar-benar terpuruk. Jadi, dari penjelasan di atas, karena fungsi dari kepemimpinan
adalah memimpin, maka membuat orang-orang ikut sangatlah penting. Pemimpin
ialah yang mampu melihat jauh tujuan kedepan sebelum yang lain melihat, sama
seperti kapten kapal, seorang nahkoda kapal hanya bisa mengemudikan kapal
tetapi hanya kapten lah yang tahu arah tujuan kapal berlabuh. Dengan demikian
saya dapat menyimpulkan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, dibutuhkan
otoritas penuh dalam menjalankan sebuah organisasi tersebut, alasannya karena
tidak mungkin seorang pemimpin meniup terompet dengan ragu-ragu.
B. Saran
Ada
banyak manfaat yang saya dapatkan dengan mempelajari Mata Kuliah Kepemimpinan
ini, saya sendiri sangat bersyukur sekali bahwa kesempatan belajar dari
Kepemimpinan yang ada di tempat pelayanan secara langsung. Penulisan makalah
ini akan menjadi bekal untuk pembelajaran bagi saya.
DAFTAR
PUSTAKA
Eims, Leroy: 12
Ciri Kepemimpinan Yang Efektif (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999).
Lasut, Christian J: Bahan Ajar Kepemimpinan Kristen (Batam: STT Basom, 2015)
Siagian, Sondang P: Teori Dan Praktek Kepemimpinan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988).
Tomatala,
Yakob: Kepemimpinan Kristen (Jakarta: YT Leadership
Foundation, 2002).
Tomatala,
Yakob: Kepemimpinan yang Dinamis (Jakarta: Gandum Mas, 1997).
Wongso,
Peter: Theologia Penggembalaan (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1995).
Kristo,
Thomas, Inspirasi Pemimpin, (Jakarta:
Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, 2012).
Engstrom,
Ted W. & Edward R. Dayton, editor: Drs. Soemitro Onggosanjoyo, M. A, Seni Manajemen Bagi pemimpin Kristen, (Bandung:
Yayasan Kalam Hidup, 2007).
Gibss,
Eddie, Kepemimpinan Gereja Masa
Mendatang, (Jakarta: Gunung Mulia, 2010)
Eims,
Leroy, 12 Ciri Kepemimpinan Yang Efektif,
(Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003).
Abednego
Benyamin, Liku-liku Kepemimpinan Kristen,
Yakin Surabaya
Calvin
Yohanes, Institutio, BPK Gunung Mulia
Jakarta, 2008
Chandra
Robby, Landasan Pacu Kepemimpinan,
Gloria Graffa, Yogjakarta, 2004
Gangel
O. Kenneth, Membina Pemimpin Pendidikan
Kristen, Gandum Mas, 1999.
Goloeman
Daniel, Richard Boyatzis, Annie Mckee, Kepemimpinan
Berdasarkan Kecerdasan Emosi, Gramedia, Jakarta 2005.
0 Comments