Pemimpin Sebagai Pelayan Kristen Yang Efektif Terhadap Kaum Muda Masa Kini



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Dalam Amsal 11:14, “Bangsa akan Hancur jika tidak ada pemimpin, semakin banyak penasihat, semakin terjamin keselamatan”. Oleh sebab itu sangat penting untuk mengetahui latar belakang kepemimpinan tersebut. Berbicara mengenai kepemimpinan berarti berbicara sebuah tim dalam kelompok kecil maupun besar, golongan-golongan tertentu, organisasi formal maupun informal dan juga mencakup skala yang lebih besar baik itu Nasional maupun Internasional. Dalam kehidupan Gereja pun juga tidak lepas dari yang namanya seorang Leader (Pemimpin), sebab Gereja juga termasuk salah satu organisasi dari sekian banyaknya kelompok organisasi. Jikalau ada pemimpin pastilah ia memiliki sekelompok anggota, kalau ada anggota pastilah seorang pemimpin membentuk sebuah tim.

Dalam segala aspek, kepemimpinan dan pemimpin merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu organisasi, baik dalam dunia usaha maupun dalam dunia pendidikan, pemerintahan, politik, kesehatan, dan agama. Kepemimpinan merupakan gagasan Allah dari kekekalan, demikian juga halnya ketika Ia menciptakan manusia (Kejadian 1:26). Kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan etika. Memimpin merupakan tugas serta tanggung jawab etis, dan kemampuan tersebut akan menentukan kualitas kepemimpinan tersebut. Bagi orang percaya Yesus adalah model dari kepemimpinan yang paling efektif dalam segala kehidupan. Dan Alkitab merupakan sumber dari semua ilmu kepemimpinan.

Dalam pembuatan maupun pembahasan makalah ini, penulis akan memaparkan tentang peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum pemuda, bagaimana cara yang efektif dalam memimpin kaum pemuda? Memimpin bukan hanya sekedar sebuah teknik sosial, namun juga merupakan seni yang bersifat dinamis. Dalam kepemimpinan kita harus menyadari bahwa orang yang kita pimpin memiliki kehendak bebas dalam dirinya. Sehingga kita dapat memimpin dengan baik, dan menjadi pemimpin yang baik. Makalah ini diberi judul “Pemimpin Sebagai Pelayan Kristen Yang Efektif Terhadap Kaum Pemuda Masa Kini”, yang membahas tentang hakikat kepemimpinan, karakter pemimpin Kristen, kepemimpinan yang efektif serta peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum pemuda.

1.2  Rumusan Masalah

1.     Apa Kepemimpinan secara Umum itu?
2.     Bagaimana kepemimpinan Kristen itu?
3.     Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan kepemimpinan Kristen?
4.     Apa yang menjadi dasar kepemimpinan Kristen?
5.     Apa yang menjadi peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum pemuda?

1.3  Tujuan Penulisan

1.     Mengerti dengan baik pengertian kepemimpinan secara umum serta pengertian kepemimpinan Kristen.
2.     Untuk mengetahui Gaya kepemimpinan.
3.     Memahami dengan baik dasar tujuan kepemimpinan Kristen.
4.     Memahami dengan baik ciri kepemimpinan Kristen yan efektif.
5.     Mengeri dengan baik peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum pemuda.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Kepemimpinan Secara Umum

Bila di tinjau dari pandangan secara Umum mengenai Kepemimpinan banya sekali pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi dari kepemimpinan. Berikut ini beberapa pandangan mengenai Kepemimpinan secara umum yaitu, sebagai berikut:
a.     Hughes: Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi aktivitas satu tim yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.
b.     Ralph M. Stogdill: Kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas dari suatu kelompok yang terorganisir dalam setiap usahanya menuju tujuan yang ditetapkan dan prestasi.
c.     Crosby Pb: Kepemimpinan adalah penyebab dari tindakan yang digerakkan oleh orang (people driven action) secara sengaja dengan cara yang terencana dan cermat (planned fashion) yang bertujuan menyelesaikan agenda pemimpin.
d.     Thomas Kristo: Kepemimpinan adalah Kita diciptakan sebagai seorang pemimpin. Kita dilahirkan sebagai seorang Pemimpin, karena kita mempunyai tugas untuk memengaruhi.
e.     Jhon Maxwell: Kepemimpinan adalah pengaruh. Makin jauh anda pergi, makin banyak yang mengikuti anda. 

2.2 Kepemimpinan Kristen

Apakah kepemimpinan Kristen itu? Kepemimpinan Kristen ialah kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekuasaan Krisus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan sifat-sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan kepandaian persuasive yang menjadi ciri pemimpin agung.

Pemimpin Kristen sejati telah menemukan bahwa kepemimpinan dimulai dari handuk dan baskom dalam peran seorang pelayan. Dedikasi tanpa pamrih dimungkinkan karena orang Kristen tahu bahwa Allah mempunyai strategi besar dimana ia menjadi bagiannya. Keberanian diperbesar oleh kekuatan yang datang dari Roh yang berdiam di dalam hati kita. Ketegasan datang karena mengetahui bahwa tanggung jawab akhir tidak terletak pada dirinya. Kepandaian persuasif didasarkan pada kesetiaan kepada satu alasan yang melampaui segala alasan lainnya. Kerendahan hati berasal dari kesadaran bahwa Allahlah yang melakukan pekerjaan tersebut.

Menurut J. Robert Clinton, Seorang pemimpin Kristen adalah seorang yang mendapat kapasitas dan tanggung jawab dari Allah untuk memberi pengaruh kepada kelompok umat Allah tertentu untuk menjalankan kehendak Allah bagi kelompok tersebut. James Kouzes dan Barry Posner menekankan, Kepemimpinan bukanlah milik pribadi dari beberapa orang yang memiliki kharisma. Kepemimpinan adalah proses yang digunakan oleh orang-orang biasa ketika mereka memberikan apa yang terbaik dari diri mereka dan dari orang lain. Kepemimpinan adalah kapasitas Anda menuntun orang lain ke tempat yang belum pernah mereka (dan anda) datangi.

Dari penjelasan di atas Kepemimpinan Secara Umum dan Kepemimpinan Kristani mimiliki beberapa kesamaan, dalam artian bahwa sama-sama sebagai Pemimpin yang menjadi Motor (penggerak) suatu Organisasi atau lembaga tertentu. Namun bila di tinjau dari sisi tanggung jawab akan sangat jelas berbeda sekali, Kepemimpinan yang secara umum hanya mengembangkan pengikut, bertanggung jawab kepada Manusia, karena focus utama bukan Allah. Sedangkan Kepemimpinan Kristiani lebih dari pada itu, Kepemimpinannya mengembangkan pemimpin, focus utama adalah Allah dan bertanggung jawab Kepada Allah. 

2.3 Defenisi Kepemimpinan dan Defenisi Kepemimpinan Kristen

a. Defenisi Kepemimpinan

Defenisi paling sederhana mengenai pemimpin adalah seorang yang memiliki para pengikut. Seorang pemimpin harus berusaha untuk mempelajari apa yang harus mereka lakukan untuk menarik para pengikutnya sehingga seorang pemimpin harus mempunyai pengaruh yang sangat baik untuk dapat memimpin. Menurut Sondang siagian, kepemimpinan adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok. Sedangkan kepemimpinan adalah seluruh aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang akan dicapai bersama. Kepemimpinan juga merupakan kemampuan mempengaruhi dan melakukan perintah. Jadi sebagai orang yang memiliki citra dalam kepemimpinan haruslah orang yang memiliki daya tarik, baik lewat pengaruh serta daya pengefektifan dalam pengambil keputusan yang dapat memberikan jalan keluar bagi anggota-anggotanya.

b. Defenisi Kepemimpinan Kristen

Kepemimpinan Kristen adalah suatu proses terencana yang dinamis dalam konteks pelayanan Kristen (yang menyangkut faktor waktu, tempat, dan situasi khusus) yang didalamnya oleh campur tangan Allah, ia memanggil bagi diri-Nya seorang pemimpin (dengan kapasitas penuh) untuk memimpin umatNya (dalam pengelompokan diri sebagai suatu institusi/organisasi) guna mencapai tujuan Allah (yang membawa keuntungan bagi pemimpin, bawahan, dan lingkungan hidup) bagi dan melalui umat-Nya, untuk kejayaan Kerajaan-Nya. Kepemimpinan Kristen juga merupakan seseorang yang dipilih oleh Allah, ditetapkan oleh Allah, dipanggil oleh Allah, dicipta dan diproses oleh Allah, sehingga mampu mengintegritaskan segala karunia yang dimilikinya, dalam menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya mencapai tujuan Allah dengan motif dan cara Allah, dan bagi kemuliaan Allah, melalui organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin adalah orang yang memimpin sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan memimpin. Pemimpin Krsiten seutuhnya adalah seseorang yang memimpin dan sekaligus memiliki kemampuan kepemimpinan secara kristiani yang mewarnai segala bidang kepemimpinan, baik kepemimpinan bidang ilmiah, bidang sosial, maupun bidang firman.

2.4 Dasar Kepemimpinan Kristen

Ada dua dasar kepemimpinan Kristen. Pertama, kepercayaan bahwa kepemimpinan Kristen sebagai opera ad intra Allah; Kedua, kepercayaan bahwa kepemimpinan Kristen sebagai opera ad extra Allah. Opera ad intra berarti bahwa kepemimpinan merupakan karya Allah dalam diri-Nya sejak kekekalan (inward). Sedangkan opera ad extra berarti bahwa kepemimpinan merupakan karya Allah dalam kekekalan yang direalisasikan dalam konteks waktu melalui orang/pemimpin pilihan-Nya (outward).

Selain itu dalam kepemimpinan Kristen ada 2 dasar penting, yakni dasar teologis-filosofis dan dasar etika-moral. Dasar teologis-filosofis yang harus dipahami dan harus ada pada seorang pemimpin Kristen, ialah:
1.     Memahami bahwa ia terpanggil sebagai “pelayan/hamba” (Mrk. 10:42-45).
2.     Harus memiliki motif dasar kepemimpinan Kristen yakni: “membina hubungan” dengan orang yang dipimpinnya (Mrk. 3;13-19; Mat. 10:1-4; Luk 6:12-16) dan “mengutamakan pengabdian” (Luk. 17:7-10)
3.     Harus memahami proses tujuan Allah dalam organisasi yang dipimpinya.
a.     Ia harus mengetahui tujuan Allah dalam organisai yang dipimpinya.
b.     Ia perlu mengenal tanggung jawab serta tugas yang dipercayakan kepadanya.
c.     Ia harus memahami dan mengenal fungsi pengelolaan kerja.
d.     Ia harus berupaya mengenal setiap orang yang dipimpinnya.
e.     Ia harus mengerti dengan baik bagaimana caranya menciptakan hubungan yang baik dengan bawahannya.

Dalam kepemimpinan Kristen, presuposisi dasar etika-moral dilandaskan atas inkarnasi Yesus Krsitus (Yoh. 1:1-14, 18; Flp. 2:1-11). Konsep inkarnasi dalam kepemimpinan Kristen yang dibangun atas fakta inkarnasi Yesus Kristus, memiliki kisi kebenaran berikut:
1)    Dasar prilaku etika-moral kepemimpinan Kristen adalah pribadi Yesus Kristus, termasuk: kehidupan, karya, ajaran dan prilaku-Nya.
2)    Orientasi dan pendekatan etika-moral kepemimpinan Kristen bersifat partisipatif yang berlaku dalam penerapan segala bidang hidup.
3)    Dinamika etika-moral kepemimpinan Kristen terwujud oleh adanya transformasi hidup yang dibuktikan dengan pertobatan, pembaharuan, pemulihan hidup dan semangat kerja.
4)    Perwujudan dasar etika-moral kepemimpinan Kristen diatas haruslah dinyatakan dalam sikap dan bakti setiap pemimpin Kristen secara nyata dalam bidang hidup berikut:
a.     Pemimpin kristen harus membuktikan diri sebagai pemimpin bertanggung jawab (Ibr. 13:17).
b.     Pemimpin Kristen harus menemukan diri sebagai pemimpin bertumbuh (Kol. 2:6-7; 3:5-17).
c.     Pemimpin Kristen harus menjadi pemimpin model dalam keteladanan hidup (Ibr. 13:7-8).
d.     Pemimpin Kristen harus memiliki motivasi dasar pelayanan (hamba) (Mrk. 10:42-45)

2.5 Peranan Kepemimpinan Kristen Terhadap Pemuda

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, kaum berarti sanak kerabat, keluarga besar, golongan orang yang sepaham, sedangkan muda artinya belum sampai setengah umur. Sebuha pelayanan yang sehat dari kaum muda tidak dimulai dengan gagasan-gagasan melainkan dengan para pemimpin rohaninya. Kaum muda adalah orang-orang yang Tuhan persiapkan untuk menggenapi nubuatan nabi Yoel di akhir zaman ini. Pelayanan kaum muda tidak pernah berhenti, hal ini akan selalu berlanjut dalam semua aspek organisasi. Setiap pelayanan kaum muda akan mampu bertumbuh kalau dibangun atas dasar tujuan Allah bagi gereja. membangun sebuah pelayanan kaum muda yang diarahkan pada tujuan akan memerlukan sejumlah besar komitmen, ketekunan dan kepemimpinan.

Lalu bagaimana peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum muda? Untuk menemukan jawaban tentang peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum muda. Terlebih dahulu harus memperhatikan keadaan kaum muda dalam gereja. Peter Wongso dalam bukunya menyampaikan beberapa keadaan pemuda dalam gereja saat ini, yakni:

1.  Adanya pemisahan antara orang dewasa dan kaum muda, pandangan kaum muda sering ditolak, pekerjaannya tidak dihargai bahkan usulnya ditentang oleh orang dewasa. Akhirnya muncul saling menuduh, tidak mengerti antara sau dengan yang lainnya, saling menyerang, sehingga kaum muda banyak yang meninggalkan gereja.

2.  Kebaktian dan kegiatan-kegiatan gereja tidak dapat menarik perhatian kaum muda. Mimbar dan kebaktian belum dapat memenuhi kebutuhan mereka, bahkan tidak dapat mengatasi masalah pemuda dengan kebenaran Alkitab. Akhirnya kaum muda menjadi orang yang menentang Firman Tuhan.

3.   Biasanya seorang pemuda yang baru masuk gereja sangat berkobar-kobar, suka ikut pelayanan. Maka, apabila kurang mendapat perhatian, petunjuk dan bimbingan atau kurang memperoleh pengertian, mereka akan menjadi dingin, patah semangat dan meninggalkan gereja.

4.   Cara persekutuan pemuda/i perlu dikoreksi. Perhatikan cara yang sesuai dengan watak mereka yang suka kesaksian. Ingatlah, bahwa apabila tidak ada perubahan-perubahan, tidak akan mungkin memperoleh potensi baru.

5. Apabila gereja tidak mampu mencukupi kebutuhan rohani kaum muda, pasti akan terjadi ketidakpuasan yang menimbulkan keinginan untuk meninggalkan gereja. maka seorang pemimpin gereja perlu terus-menerus menambah ilmu pengetahuan.

Dari beberapa keadaan pemuda dalam gereja diatas, peranan sesungguhnya dari pemimpin terhadap kaum muda, sangatlah jelas. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya tentang ciri kepemimpinan yang efektif, apabila dilakukan seorang pemimpin dengan baik, tentu sekali masalah yang muncul dalam kaum pemuda akan dapat teratasi. Untuk menyikapi masalah pemuda dalam gereja diatas, saya akan menyajikan bagaimana seharusnya peranan kepemimpinan Kristen terhadap permasalahan tersebut sesuai dengan ciri kepemimpinan yang efektif.

1.  Menjadi pemimpin yang mempersatukan, pemimpin yang mempersatukan tidak hanya berbicara tentang mempersatukan secara organis. Namun, seorang pemimpin juga harus bisa menerima pendapat dari kaum pemuda. Mengapa Peter Wongso menyampaikan masalah pemuda diatas, tentu sekali karena banyak para pemimpin gereja yang tidak menghargai pendapat pemuda, atau bahkan menganggap bahwa kaum muda belum memiliki kapasitas untuk mengeluarkan pendapat. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memahami dengan baik peranannya sebagai pemimpin, agar kaum muda merasa lebih dihargai dan mau terbeban dalam pelayanan.

2. Menjadi pemimpin yang membangkitkan semangat, seorang pemimpin dengan kapasitas kepemimpinannya harus memiliki kreatifitas dan pengetahuan yang luas tentang kehidupan pemuda. Apa yang ditawarkan oleh gereja, tentu itulah yang akan diterima oleh pemuda. Jika tawaran yang disajikan tidak menarik, pemuda yang memiliki jiwa petualang akan pergi mencari yang lebih menarik. Gereja melalaui pemimpin harus berusaha memberi kenyamanan terhadap kaum muda, agar kaum muda dapat berkarya dalam gereja. namun dalam hal ini, tentu sekali harus tetap memperhatikan kebenaran Firman Tuhan, jangan sampai tidak sesuai dengan Alkitab.

3.  Menjadi teladan serta memberikan perhatian, pemuda butuh seorang teladan dalam proses pertumbuhannya menuju kedewasaan, serta membutuhkan perhatian untuk mendukung serta memotivasi hidupnya. Bimbingan serta motivasi dan perhatian khusus harus diberikan kepada kaum pemuda, agar dalam proses pembentukannya seorang pemuda bertumbuh sesuai dasar Firman Tuhan.

4.  Menjadi pemimpin yang cakap, seorang pemimpin harus terus belajar dan menambah ilmu pengetahuan, agar pemimpin mampu menjawab dan memenuhi keinginan pemuda.

Selain peranan yang saya sampaikan diatas. Peter Wongso melalui bukunya juga menyampaikan beberapa peranan yang seharusnya dilakukan pemimpin terhadap kaum muda.
1.     Mengarahkan dan menfaatkan karunia kaum muda, serta memupuknya.
2.     Melatih serta memajukan bakat-bakat kepemimpinan dan pengerja dalam organisasi kaum muda.
3.    Pelayanan kaum muda harus bersemangat, sistematis, berpandangan luas, kreatif da nada ide-ide yang baru.
4.  Mengadakan pembimbingan kaum muda dengan cara mengumpulkan pemikiran-pemikiran dan pendapat bagi perkembangan kaum muda.
5.     Gereja bekerja sama dengan sekolah Teologia dalam mendidik tenaga-tenaga khusus.
6.     Mendorong kaum muda untuk saling mengerti, saling percaya, dan saling menghargai.
7.     Mengadakan seminar-seminar khusus yang membicarakan pelayanan kaum muda. [4]

BAB III
KESIMPULAN

Kepemimpinan yang efektif bagi pelayanan kaum muda sangat dibutuhkan di dalam semua aspek hidup, baik dalam gereja maupun diluar gereja. Pemuda memegang peranan yang sangat penting dalam kelanjutan pelayanan. Kepemimpinan bukanlah milik sebagian orang saja, tetapi kita semua diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan adalah ide Allah, dan semua manusia diciptakannya memiliki itu. Untuk mengembangkan kepemimpinan haruslah meningkatkan kualitas hidup kita, dan tidak berhenti untuk belajar.

Kepemimpinan kaum muda yang efektif adalah pemimpin yang mampu memberi teladan hidup, hidup dalam kerendahan hati, pemimpin yang visioner, tidak malas (mau mengembanggkan karunia), dapat membagi waktu dengan baik, dapat berorganisasi dengan baik, mampu mendelegasikan tugas-tugasnya kepada rekan kerjanya dan yang tidak kalah pentingnya adalah seorang pemimpin yang mampu membuat tim kerja yang solid, sehingga pelayanannya menjadi lenih efektif. Oleh karena itu gereja melalui pemimpin dan kapasitasnya sebagai pemimpin harus lebih memperhatikan peranannya terhadap kaum muda, agar pelayanan kaum muda semakin lebih baik lagi.

Kepemimpinan adalah seperti seorang Kapten dalam sebuah kapal, banyak Nahkoda yang bisa mengemudikan kapalnya dengan situasi yang tenang, teteapi tidak semua Nahkoda mampu mengemudikan sebuah kapal di saat badai besar datang, perlu di garis bawahi walupun demikian sang Nahkoda ahli dalam menerjang di saat badai datang, hanya sang kaptenlah yang tahu kemana arah dan tujuan kapalnya.

Itulah gambaran tentang Leadership yang tangguh/pemimpin yang handal, karena karunia kepemimpinan tidak semua orang memilikinya, dan tidak semua orang bisa memimpin di saat situasi memang benar-benar terpuruk. Jadi, dari penjelasan di atas, karena fungsi dari kepemimpinan adalah memimpin, maka membuat orang-orang ikut sangatlah penting. Pemimpin ialah yang mampu melihat jauh tujuan kedepan sebelum yang lain melihat, sama seperti kapten kapal, seorang nahkoda kapal hanya bisa mengemudikan kapal tetapi hanya kapten lah yang tahu arah tujuan kapal berlabuh. Dengan demikian saya dapat menyimpulkan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, dibutuhkan otoritas penuh dalam menjalankan sebuah organisasi tersebut, alasannya karena tidak mungkin seorang pemimpin meniup terompet dengan ragu-ragu.

B. Saran
            Ada banyak manfaat yang saya dapatkan dengan mempelajari Mata Kuliah Kepemimpinan ini, saya sendiri sangat bersyukur sekali bahwa kesempatan belajar dari Kepemimpinan yang ada di tempat pelayanan secara langsung. Penulisan makalah ini akan menjadi bekal untuk pembelajaran bagi saya.



DAFTAR PUSTAKA

Eims, Leroy: 12 Ciri Kepemimpinan Yang Efektif  (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999).
Lasut, Christian J: Bahan Ajar Kepemimpinan Kristen (Batam: STT Basom, 2015)
Siagian, Sondang P: Teori Dan Praktek Kepemimpinan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988).
Tomatala, Yakob: Kepemimpinan Kristen (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2002).
Tomatala, Yakob: Kepemimpinan yang Dinamis (Jakarta: Gandum Mas, 1997).
Wongso, Peter: Theologia Penggembalaan (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1995).
Kristo, Thomas, Inspirasi Pemimpin, (Jakarta: Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, 2012).
Engstrom, Ted W. & Edward R. Dayton, editor: Drs. Soemitro Onggosanjoyo, M. A, Seni Manajemen Bagi pemimpin Kristen, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2007).
Gibss, Eddie, Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang, (Jakarta: Gunung Mulia, 2010)
Eims, Leroy, 12 Ciri Kepemimpinan Yang Efektif, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003).
Abednego Benyamin, Liku-liku Kepemimpinan Kristen, Yakin Surabaya
Calvin Yohanes, Institutio, BPK Gunung Mulia Jakarta, 2008
Chandra Robby, Landasan Pacu Kepemimpinan, Gloria Graffa, Yogjakarta, 2004
Gangel O. Kenneth, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, Gandum Mas, 1999.
Goloeman Daniel, Richard Boyatzis, Annie Mckee, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi, Gramedia, Jakarta 2005.

Post a Comment

0 Comments