Mengimbangi Teknologi Atau Tergerus Dalam Teknologi


Abstrak

            Perkembangan teknologi pada masa kini sangat lah meningkat dari zaman ke zaman selalu ada produk baru bahkan terobosan baru, dan perkembangan teknologi juga memicu ada nya berita-berita bohong atau hoax, perkembangan tekonologi sendiri kebanyakan di gunakan berbagai macam kalangan baik orang tua, anak dewasa, remaja bahkan anak-anak sekalipun.
Perkembangan teknologi kalau tidak di imbangi maka akan berdampak buruk bagi masyarakat, masyarakat akan tergerus ke dalam perkembangan tekonologi dan jika tidak di imbangi maka akan menjadi dampak buruk bagi kehidupan masyarakat di dalam gereja maupun luar gereja.
Kata Kunci : Teknologi, imbangi, tergerus, gereja, masyarakat.

PENDAHULUAN
            Ada banyak berita maupun informasi yang bertebaran di dunia maya, sebut saja media sosial. Hanya menekan tombol share makan konten (informasi) pun sudah terbagikan ke orang lain, di negara lain hanya dalam hitungan detik saja. Tidak mengherankan jika pemerintah pun turun tangan dalam mengajak masyarakat Indonesia supaya tidak termakan isu kabar bohong (hoax) yang ramai hingga menjadi konsumsi segala usia.
            Hoaks dalam KBBI memiliki arti berita bohong. Berita jenis ini bukan hanya dalam bentuk tulisan saja, namun bisa dalam bentuk suara (audio) maupun tayang (video). Jika isu tentang hoax ini dialami oleh seantero Indonesia, maka sudah tentu di dalamnya juga termasuk orang Kristen (orang percaya) yang terkena imbasnya. Betapa tidak, orang Kristen pun bisa termakan isu-isu yang belum jelas kebenarannya namun berita sudah terlanjur disebarkan kemana-mana.

PEMBAHASAN

            Kominfo mencatat bahwa tahun 2017, pengguna internet di Indonesia meningkat drastis sebanyak 143,26 juta jiwa yakni dari jumlah totola penduduk Indonesia 262 jiwa. Jika dilihat bahwa angka ini sangat fantastis, bahwa pengguna internet mencapai lebih dari setengah penduduk Indonesia.
            Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk mengeksekusi ‘pemerintah internet’ di seluruh pelosok nusantara hingga masuk desa. Jika dilihat sisi positif, maka internet ini dirasa sangat bermanfaat bagi banyak orang untuk menghubungkan dunia luar dengan  dunia seseorang, jarak jauh serasa tidak menjadi pengahalang komunikasi lagi dalam diri seseorang. Menurut Biro Humas Kominfo bahwa pengguna internet bukan hanya kalangan atas saja, namun juga sudah menjamur di kalangan menengah kebawah.
            Indonesia berada pada nomor urut 6 pengguna internet di dunia menurut kominfo yang mengutip data ini dari eMarketer.
            Setiap hari kita disuguhi berita-berita yang variatif yang bisa di akses melalui media televise, radio, surat kabar, mulai dari berita mengenai ekonomi, kuliner, sosial, politik, pendidikan, budaya, dan sebagainya. misalnya saja ketika pemerintah membuka pendaftaran CPNS yang berbasis online, para pelamar pun mencoba keberuntungannya dengan beeadu nasib dengan ribuan bahkan jutaan CPNS lainnya. Ini masih salah satu contoh dari sekian berita yang dapat memberikan impak global bagi rakyat Indonesia.
            Penulis memasukkan kata kunci pada menu pencarian di internet, yang mana Anda dapat melihat jumlah perbandingan di ketiganya dengan kata kunci pertama hoax, kata kunci kedua Yesus dan kata kunci yang ketiga, yaitu Alkitab. Fakta apa yang bisa ditarik dari survey sederhana ini ialah bahwa berita atau informasi tentang hoax hasilnya lebih banyak jika dibandingkan dengan kata kunci ‘Alkitab’ dan ‘Yesus’.
            Ketika kita berbicara tentang dunia kekristenan, kita bisa melihat sejauh mana berita dari ruang lingkup Gereja (orang Kristen) memengaruhi pikiran dan tindakan orang lain. Jika internet banyak di penuhi dengan berita-berita yang membawa kepada kejahatan dan menuntun kepada perbuatan dosa, mengapa kita tidak memenuhi internet dengan bertita (suara) Firman Tuhan.
            Harusnya yang menjadi viral beukanlah berita hoax, namun berita-berita yang benar, factual, terpercaya dan akurat, setidaknya memberikan efek postif kepada orang lain. Kalau kita merasa dan percaya bahwa Alkitab adalah berita yang paling dibutuhkan oleh orang berdosa, mengapa kita tidak memenuhi media social dan internet dengan berita Alkitab ? Tidak mengherankan jika banyak orang berdosa yang pikirannya masih di butakan oleh ‘ilah zaman ini’ sehingga tidak melihat terang Injil yang memancar mencelikkan mata mereka. (2 Kor. 4:3-4)
            Jika gereja-gereja lain sudah mulai ‘berhijrah’ ke media online mengapa kita tidak ? Jika gereja lain sudah punya channel youtube mengapa tidak ! Jika orang lain sudah mulai merambah ke dunia website dalam melakukan siar agama mengapa tidak ? Ketika Yesus dalam pelayanannya di bumi, Dia menyadari bahwa kuantitas dan kulitas itu berjalan beriringan. Dia mengangkat 12 belas rasul ditambah 70 murid yang di utus dalam pekabaran injil (Luk. 6:13 ; Mat. 10:2 ; Luk. 10:1-12). Jika kita perhatikan dengan seksama di dalam Kisa Para rasul bahwa angka ini terus bertambah hingga tercatat 120 murid (Kis 1:15) yang berdoa sebelum pencurahan Roh kudus, dan multiplikasi ini pun terus berlanjut hingga ke angka 3000 orang di luar angka sebelumnya, yakni 120 orang ( Luk. 2:41-42). Angka ini sebenarnya tidak berhenti karena tiap hari Allah menambahkan orang-orang yang diselamatkan (Kis. 2:47).
            Apa yang dapat di maknai untuk konteks zaman now yang bisa diterapkan ialah bahwa ‘strategi’ untuk penyebarluasan berita yang benar (Alkitab) tetap di butuhkan. Jika internet di penuhi kaum milenial (anak-anak muda) mengapa tidak memenuhi internet dengan berita-berita yang benar (informasi Alkitab). Bahkan menurut berita yang penulis kutip dari situs resmi CNN Indonesia tahun 2016 mencapai 46 persen atau sekitar 132,7 juta pengguna. Angka ini bukan angka yang sedikit jika dibandingkan dengan data pengguna internet di Indonesia, bahkan jika survei ini di teruskan hingga tahun 2018 tentu angkanya bisa meningkat drastic.
            Penulis tidak ingin memperluas jangkauan pembahasan tentang teknologi ini, namun pembahasan tentang teknologi ini, namun mengetahui fakta tersebut saja sudah membuat cemas dan khawatir. Bagaimana kalau dari sekian banyak angka tersebut, ternyata banyak orang Kristen justru jatuh hati pada dakwah dan mengenai kitab suci agama lain, yang notabene pihak lain, sudah banyak mem-publish video-video siar agama, bahkan contohnya saja jika ada orang Kristen yang mualaf, berita online maupun media social, bahkan televise akan mewarnai ruang informasi kita.
            Intinya ialah bahwa media sudah tersedia, maka bisa di manfaatkan untuk mengisi hal-hgal yang baik, Dari pada membiarkan berita-berita yang dapat menyerang kekristenan secara besar-besaran. Ada baiknya menyebarkan berita tentang kebenaran (Firman Allah). Ada jutaan orang yang mengakses internet dan media social setiap harinya. Jika mereka dapat mengenal Kristus dan Alkitab melalui media itu, maka kita punya andil dalam menyebarkan sabda Allah dan menyelamatkan seseorang dari berita-berita hoax, dan berita-berita yang berpotensi merontokkan ajaran-ajaran Kristiani yang fundamental.
            Firman Tuhan seharusnya memengaruhi setiap lini kehidupan manusia, pengaruh ini semestinya masuk hingga ketika anak-anak bermain hp, membuka internet dan membuka yotube. Cara satu-satunya supaya Firman Tuhan memasuki media tersebut ialah dengan kita mulai mengenal dan belajar bagaimana bisa memanfaatkan teknologi dan media social dengan bijaksana, misalnya saja, website, youtube chanel, aplikasi (mobile application).
            Berita Firman Tuhan yang di mimbar Gereja tidak dilupakan namun dapat diarsipkan/disimpan sehingga bertahan lebih lama dan di ulan-ulang oleh orang yang berbeda, di tempat yang berbeda dan generasi yang berbeda, sepanjang akses internet eksis di Indonesia. Ibarat sebuah film terkenal berbahasa asing namun bisa di pahami oleh milyaran orang di seluruh dunia karena ada terjemahan.


KESIMPULAN

            Demikian juga Firman Tuhan dalam bentuk audio, bentuk tulisan, dan bentuk video (tayangan) bisa disebarkan ke internet untuk menyelamatkan generasi penerus dan sebagai kontribusi Gereja untuk era teknologi yang semakin maju. Zaman akan semakin canggih, namun hanya ada dua pilihan yakni tergerus oleh teknologi atau mengimbangi perkembangan teknologi untuk kerajaan Allah. Membiarkan berita lain yang menguasai internet atau ikut memasukkan berita-berita yang bernilai tinggi yakni Firman Tuhan sehingga ada keseimbangan. Kalau Firman Tuhan yang kita dengar hanya dinikmati oleh jemaat kita saja, maka marilah kita berusaha supaya orang lain yang diluar kita, dapat mengakses kebenaran Allah yang sudah memberkati kita. Jika bukan kita siapa lagi ? jika bukan sekarang kapan lagi ? jika bukan kemauan apa lagi ? Tuhan memberkati.

Post a Comment

2 Comments